Mohon tunggu...
Vio Aldianita
Vio Aldianita Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Bismillah La Hawla Wala Quwwata Illah Billah.. Laa Tahzan Innallaha Ma'ana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak

10 November 2019   19:24 Diperbarui: 10 November 2019   20:08 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memberikan pendidikan bagi anak merupakan hal yang wajib dilakukan oleh orangtua kepada anak. Agar anak dimasa yang akan dating menjadi pribadi yang baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar. Memberikan pendidikan kepada anak juga harus dengan ilmu pengetahuan yang cukup.

Oleh karena itu sebagai calon orangtua anak alangkah lebih baik membekali diri dengan pengetahuan begaimana mendidik anak dengan baik. Sehingga dengan membekali diri dengan ilmu mendidik anak akan membantu orangtua dalam mendidik anak dengan sangat baik.

Tetapi masih banyak orangtua terkadang melakukan kesalahan yang tanpa disadari maupun disadari ketika memberikan pendidikan kepada anak. Berikut ini adalah beberapa kesalahan orangtua dalam memberikan pendidikan kepada anak:

1. Terlalu Berlebihan Kepada Diri Sendiri

Sekarang ini banyak orangtua yang menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri. Tetapi sangat sedikit yang meluangkan waktu bersama anaknya. Sehingga terkadang anak jauh dari perhatian orangtuanya dan anak tidak memiliki waktu maupun memiliki memori yang banyak ketika bersama kedua orangtuanya.

Misalkan seorang ibu bisa berbelanja di Mall berjam-jam untuk membeli pakaian keluaran terbaru atau barang keluaran baru dan hanya punya sedikit waktu untuk anaknya sendiri.

Jadi luangkanlah waktu yang lebih banyak untuk mendampingi anak agar dapat memacu dan menumbuhkan kretifitas pada anak. Disamping itu mendampingi anak setiap saat dan lebih banyak akan memupuk anak untuk menjadi anak yang berkarakter baik dan berbakti kepada kedua orangtuanya.

2. Ibu dan Ayah Bertengkar di Hadapan Anak

Perilaku orangtua yang sangat mempengaruhi dan merusak mental anak adalah ketika kedua orangtua anak bertengkar di hadapan anak. Dampak yang akan ditimbulkan bagi anak sangat besar dari sisi psikologis maupun mental anak.

Ketika kedua orangtua bertengkar di hadapan anak, khususnya jika anak anda adalah anak lelaki, maka nantinya anak tersebut mejadi pria dewasa yang tidak sensitif yang tidak dapat menjalin hubungan dengan wanita dengan cara yang sehat.

Sebaiknya jika orangtua anak sedang bertengkar seharusnya mereka tidak memperlihatkannya pada anak-anak yang ada di sekitar mereka. Wajar saja bila orangtua bertengkar dan memiliki perbedaan pendapat pendapat tetapi sebisa mungkin harus dilakukan tanpa amarah, karena hal itu dapat menimbulkan perasaan tidak aman dan rasa takut bagi anak.

Gunakan musyawarah jika ada saling beda pendapat dan selesaikan dengan baik anatara ayah maupun ibu anak sehingga tanpa harus bertengkar hebat apalagi ketika anak lihat maupun anak dengar itu merupakan kesalahan yang sangat besar. Disamping itu akibat anak sering melihat kedua orangtuanya bertengkar maka perkembangan anak akan sangat terganggu.

Selain itu dimasa depannya ketika anak tumbuh dewasa anak akan memiliki pribadi yang buruk atau tidak baik. Sehingga untuk kedua orangtua tahan emosi maupun amarah jangan sampai ada pertengkaran didepan anak atau sampai anak lihat dan dengar. Cobalah ketika mau bertengkar pikirkan bagaimana perasaan anak dan perkembangan anak ke depannya.

3. Tidak Konsisten

Sebagai anak harus menyadari peran orangtua mereka dalam medidiknya. Oleh sebab itu sebagai orangtua harus konsisten dengan ucapannya ketika orangtua anak meberikan janji maupun nasehat yang ditujukan kepada anak.

Cara mendidik anak saat ini sering bertolak belakang antara ucapan dan perbuatan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Sebagai contohnya ketika saat anak meminta jajan makanan yang tidak sehat baginya, orangtua melarang untuk membelikannya. Namun saat anaknya terus saja merengek dan menangis, akhirnya orangtua menyerah dan memberikan uang pada si anak untuk membeli makanan tersebut.

Ini tidak baik bagi psikologis anak, dalam pikirannya akan tertanam bahwa orangtuanya tidak konsisten. Nanti jika ia menginginkan hal lain dari orangtuanya, ia akan melakukan hal yang sama dan terus menerus hingga usianya bertambah. Disamping itu sifat kurang konsisten tersebut akan menular juga kepada anak kelak anak tumbuh menjadi dewasa.

Jika begitu jadilah orangtua yang selalu konsisten dengan ucapan maupun perbuatan agar anak kedepannya memiliki pendirian yang teguh atas keputusannya dan memiliki tanggung jawab yang besar atas keputusan yang diambil oleh anak. Ketika orangtua memberikan larangan kepada anak jelaskan sebaik mungkin dan penuh tutur kata lemah lembut agar anak luluh dan mengerti mengapa orangtuanya melarangnya.

Anak merupakan copy paste dari kedua orangtuanya hal ini akan tercermin dari bagaimana dan apa yang kedua orangtua anak berikan pendidikan saat anak masih usia dini hingga anak tumbuh dewasa. Sehingga berikan pendidikan terbaik bagi anak dan sebagai orangtua jadilah contoh yang baik bagi anak baik perilaku maupun tutur kata yang baik untuk anak. Agar pertumbuhan dan perkembangan anak maksimal sehingga anak akan memiliki karakter yang baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun