Mohon tunggu...
Aldi Doank
Aldi Doank Mohon Tunggu... pengamat -

meski hidup terasa susah tapi mohon jangan larang saya untuk tertawa.. :lol: simak juga blog pribadi saya untuk info sputar sepakbola.. aldidoank05.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sebuah Tanya, Kisruh Sepakbola Kita di Manakah Akhirnya?

7 Maret 2016   03:22 Diperbarui: 7 Maret 2016   03:39 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

halo.. selamat malam menjelang pagi masbroo..

mumpung mata belum mw dibawa tidur, saya coba corat coret nyantai ngomongin soal kabar seputar sepakbola kita masbroo..

begini masbro, sudah tau kan kalau baru2 ini menpora kita kayaknya masih agak berat buat mencabut sanksi pembekuan buat pssi kita, meskipun fifa sudah menegaskan bahwa syarat untuk mengakhiris sanksi fifa itu syaratnya cuma dua yaitu cabut sk menpora soal pembekuan pssi dan ikut gabung di komite adhoc reformasi pssi yg direkomendasikan oleh sidang exco fifa.. tapi, entah karena pemerintah gengsi kalau harus 'mengalah' begitu saja, dua syarat dari FIFA itu dibalas dengan pemberian sembilan syarat dari menpora kalau memang pssi pengen bisa beraktifitas normal lagi.. ehehe.. 

saya gak usah bahas apa sembilan syarat dari menpora itu masbro, karena selain gak mungkin bisa dipenuhi oleh pssi, syarat dari menpora itu jg gak mungkin bisa disetujui oleh fifa.. gimana mau selesai masbro masalah sepakbola kita ini kalau untuk mengakhiri semua ini sudah kebanyakan syarat.. jadi kayak perang urat syarat, yg kasian tentu saja pssi karena sudah beku eh masih harus dikasih syarat macem2.. wkwkw..

cuma kalau boleh saya ingin mengomentari soal keinginan menpora yg memberi tenggat waktu buat pssi menggelar klb untuk mengganti pengurus yg sekarang ini berkuasa.. terus terang saya jg gak ngerti apa sih dosa pengurus yg sekarang terutama bpk la nyalla sebagai presiden pssi terhadap pemerintah sampai menpora nggak mw melihat beliau ini berkuasa di pssi.. kalau hanya gara2 bpk la nyalla tidak mau patuh terhadap pemerintah, bukankah memang fifa menghendaki kalau pssi itu harus otonom dan mandiri.. buktinya ketika pemerintah coba mengintervensi pssi dengan alasan agar pssi menjalankan statuta fifa dengan benar, eh yg terjadi bukannya berterima kasih terhadap menpora karena sudah membekukan pssi, fifa malah mensuspend sepakbola indonesia sehingga gak bisa kemana2.. hehe.. aneh bukan??

kemudian kalau menpora bilang pssi sebagai sarang mafia, kita jg bertanya siapakah mafianya? kok belum ditangkapin? kalau alasannya susah untuk membuktikan, kenapa organisasinya sudah keburu dibekukan.. karena kalau kita melihat kasus yg terjadi di fifa sana, sudah jelas2 kalau petinggi fifa banyak yg ditangkap tapi organisasinya masih bisa berjalan, kenapa pssi berlaku sebaliknya? atau kalau masalahnya adalah karena pssi tidak mematuhi hukum yg berlaku di indonesia, tentu kita bertanya aturan yg mana? apakah soal klub2 yg tidak membayar pajak? kalau iya itu masalahnya apakah pssi yg harus menanggung kesalahan klub tersebut? terus gimana nasib klub yg tidak patuh terhadap aturan pajak itu, apakah ikut beku spti pssi?..

kenyataan yg kita lihat sekarang adalah klub2 yg tidak patuh terhadap aturan pajak itu ternyata masih bisa eksis, mrka masih boleh bertanding kok.. jadi jelas bukan soal itu masalahnya kenapa pssi dibekukan.. terus ada lagi menpora bilang soal tidak adanya prestasi yg dihasilkan oleh pengurus pssi yg sekarang.. kalau itu masalahnya, kenapa kok tidak dibubarkan saja pssi dan bikin federasi baru.. karena menpora pasti paham kalau mengganti pengurus pssi itu hanya bisa dilakukan oleh anggota pssi.. kalau anggota pssi masih sayang sama pengurus yg sekarang gimana? hayoo.. lagipula bukan hanya pssi saja yg tidak berprestasi, olahraga yg lain jg rasanya sama saja.. prestasinya gak begitu bagus2 amat.. betul tidak.?

jadi maksud saya adalah kalau memang, pemerintah ingin melihat sepakbola kita berprestasi kenapa harus dengan jalan mematikan sepakbolanya itu sendiri, lihatlah yg terjadi sekarang apakah dengan membekukan pssi kemudian sepakbola kita lebih baik? jika tidak berarti apa yg dilakukan oleh menpora ini jelas tidak membantu sama sekali.. seharusnya kalau memang pemerintah mw melihat sepakbola berprestasi, pssi jangan dibekukan karena dengan begitu sepakbola malah terhenti, seharusnya pemerintah memberi suport dengan cara dikasih fasilitas yg banyak bila perlu sediakan dana yg berlimpah untuk pengembangan sepakbola.. kalau memang bantuan pemerintah disalahgunakan oleh pengurus pssi, mrka pasti udah tau resikonya.. gampang kok menyelesaikannya, tinggal panggil saja kpk buat nangkepin itu malingnya siapa.. jadi niat menpora kalau mw mengganti pengurus pssi akan kesampaian dengan sendirinya.. ehehe..

itu kalau memang niatnya ingin melihat sepakbola kita menjadi lebih baik.. sudahlah, jangan dibuat rumit persoalan yg sebetulnya jg gak ribet2 amat.. masak sih hanya gara2 sepakbola kita belum berprestasi, atau hanya gara2 ada beberapa klub yg tidak bayar pajak, masalah sepakbola jadi gak karu2an seperti ini.. tolong direnungkan buat bapak2 kita yg diatas sana, mw dibawa kemanakah sepakbola kita.. apa bapak2 kita yg hebat2 diatas sana gak prihatin melihat sepakbola kita seperti ini terus..

Coba ditelaah dan dikaji dengan baik, apakah benar sepakbola kita ini rusak dan tidak berprestasi itu memang hanya gara2 karena mafia sepakbola ataukah disebabkan oleh ego kita yg ingin menguasai sepakbola sesuai kepentingan sekelompok orang saja? 

Kalau itu yg terjadi rasanya kita jangan pernah berharap sepakbola indonesia akan bisa berprestasi, karena ternyata yg menjadi mafia perusak sepakbola itu sebenarnya adalah kita2 sendiri, kita semua yg katanya ingin melihat sepakbola menjadi lebih baik tapi selalu saja memilih jalan yg salah.. karena pemangku kepentingan yg seharusnya berjalan bersama malah maunya ribut aja terus gak pernah berpikir gimana caranya bergerak maju, cuma bisa muter2, bolak balik disitu2 aja terus.. 

kalau tidak percaya, lihat dan rasakan apa yg akan terjadi setelah ini terhadap sepakbola kita.. paling2 akan berakhir sama kondisinya ketika sebelum konflik ini dimulai, apa yg disebut sebagai tatakelola sepakbola nasional itu cuma sebatas sampul doank.. habis waktu dan energi kita hanya untuk sesuatu yg tidak pasti.. betul apa tidak masbroo..??

salam..

aldi doank

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun