Mohon tunggu...
Aldi Irawan
Aldi Irawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kemiskinan dan Ketimpangan di Indonesia: Sebuah Transformasi di Tahun 2024

27 Desember 2024   14:25 Diperbarui: 27 Desember 2024   14:41 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Foto antrian sembako murah (Sumber: Kompas.id)

Kemiskinan merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Meskipun tingkat kemiskinan telah mengalami penurunan signifikan, ketimpangan distribusi pendapatan tetap menjadi permasalahan serius. Data menunjukkan bahwa meskipun persentase penduduk miskin secara nasional menurun, ketimpangan di beberapa wilayah justru meningkat, terutama selama pandemi COVID-19 yang memperburuk ekonomi masyarakat. Ketimpangan pendapatan sering kali menyebabkan kelompok rentan tetap terjebak dalam kemiskinan, meskipun perekonomian nasional secara keseluruhan tumbuh.

Kurangnya akses terhadap pendidikan dan pelayanan kesehatan memperburuk situasi ini. Pendidikan dan kesehatan adalah elemen penting dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang berfungsi sebagai indikator kualitas hidup suatu wilayah. Peningkatan IPM biasanya berjalan seiring dengan penurunan kemiskinan, namun di Indonesia, kemajuan ini belum sepenuhnya merata. Beberapa wilayah seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur mencatatkan tingkat kemiskinan di atas 15%, jauh lebih tinggi dibandingkan daerah seperti DKI Jakarta dan Kepulauan Riau yang memiliki tingkat kemiskinan di bawah 10%.

Faktor lain yang memengaruhi kemiskinan adalah tingkat pengangguran. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pengangguran dapat menurunkan pendapatan masyarakat dan meningkatkan risiko kemiskinan. Meskipun dampaknya tidak selalu langsung terlihat, tingginya angka pengangguran tetap menjadi indikator penting dalam memahami dinamika kemiskinan di Indonesia.

Pencapaian Ekonomi Tahun 2024

Berdasarkan Informasi Badan Kebijakan Fiskal pada tahun 2024, Indonesia mencatatkan pencapaian yang signifikan dalam menurunkan tingkat kemiskinan dan ketimpangan. Tingkat kemiskinan nasional turun menjadi 9,03% dari 9,36% pada tahun sebelumnya, dengan jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 0,68 juta orang menjadi 25,22 juta jiwa. Ini merupakan angka terendah dalam satu dekade terakhir. Penurunan tingkat kemiskinan ini juga disertai dengan perbaikan dalam ketimpangan, di mana indeks Gini menurun dari 0,388 menjadi 0,379 pada periode yang sama.

Penurunan kemiskinan tercatat di seluruh wilayah Indonesia, baik di perkotaan maupun pedesaan. Tingkat kemiskinan di perkotaan turun dari 7,29% menjadi 7,09%, sementara di pedesaan berkurang dari 12,22% menjadi 11,79%. Selain itu, inflasi pada Juni 2024 tercatat sebesar 2,51%, lebih rendah dibandingkan Mei 2024 yang mencapai 2,84%. Penurunan inflasi ini didukung oleh terkendalinya harga pangan dan inflasi inti, yang berkontribusi pada peningkatan daya beli masyarakat.

Faktor Pendukung Penurunan Kemiskinan dan Ketimpangan

Keberhasilan dalam menurunkan kemiskinan dan ketimpangan pada tahun 2024 tidak terlepas dari berbagai kebijakan strategis pemerintah. Berikut adalah beberapa faktor utama yang mendukung pencapaian ini:

  1. Program Bantuan Sosial
    Pemerintah mengimplementasikan berbagai program bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Program ini dirancang untuk memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin, terutama dalam menghadapi tekanan ekonomi seperti kenaikan harga pangan.
  2. Pemberdayaan Ekonomi
    Program pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan kerja, akses kredit berbunga rendah, dan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi faktor kunci dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. UMKM, khususnya, memainkan peran penting dalam menopang ekonomi lokal dan mengurangi ketimpangan.
  3. Stabilitas Ekonomi
    Kebijakan fiskal yang efektif berhasil menjaga stabilitas ekonomi, termasuk pengendalian inflasi. Dengan stabilnya inflasi, daya beli masyarakat meningkat, yang pada akhirnya mendukung penurunan tingkat kemiskinan.
  4. Redistribusi Sumber Daya
    Langkah-langkah redistribusi, seperti peningkatan upah minimum dan investasi publik di sektor pendidikan dan kesehatan, turut berperan dalam mengurangi ketimpangan. Langkah ini juga membantu masyarakat miskin meningkatkan akses mereka terhadap layanan dasar yang berkualitas.

Dampak Positif Penurunan Kemiskinan dan Ketimpangan

Pencapaian dalam menurunkan kemiskinan dan ketimpangan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap berbagai sektor. Inflasi pangan bergejolak menurun dari 8,14% pada Mei 2024 menjadi 5,96% pada Juni 2024, mencerminkan stabilitas harga pangan yang lebih baik. Penurunan harga komoditas utama seperti bawang merah, tomat, dan telur ayam juga membantu mengurangi tekanan ekonomi bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun