Kambing kendit, memiliki ciri khas bulu putih yang melingkar seperti sabuk, dipilih untuk menjadi bagian penting dari ritual ini. Kepala kambing itu kemudian menjadi tumbal dan dikorbankan sebagai simbol penolak bala.
Prosesi pengorbanan ini menjadi momen yang paling mencolok dalam Ritual Baritan, dan telah berlangsung selama berabad-abad. Pengorbanan kepala kambing ini diyakini oleh masyarakat setempat sebagai sarana untuk mengusir roh jahat yang mungkin mengancam mereka. Termasuk sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan dijauhkan dari bencana alam dan penyakit.
Selama ritual berlangsung, kepala kambing yang dikorbankan diyakini memiliki kekuatan magis yang memberikan perlindungan dan keamanan bagi mereka.
"Kalau ingin wabah ini selesai, siapkan ayam jenis kambing yang warna bulunya warna putih yang melingkar seperti sabuk, lalu buatkan ritual di bulan suro," ungkapnya.
Ritual Baritan Pacitan, dengan tumbal kepala kambingnya yang unik, tidak hanya merupakan warisan budaya yang berharga tetapi juga menjadi simbol keyakinan dan kepercayaan masyarakat dalam perlindungan dan kekuatan magis yang melingkupi mereka.
Upacara adat ini terus dijalankan sebagai upaya untuk menjaga tradisi lama dan memperingati perjuangan leluhur dalam menghadapi wabah dan kesulitan. Secara penjelasan wabah tersebut hampir serupa dengan merebaknya pandemi Covid-19 tempo lalu. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H