Mohon tunggu...
Aldho Bagus Satria PWK Unej
Aldho Bagus Satria PWK Unej Mohon Tunggu... Freelancer - Perencanaan Wilayah Kota

Mohon Maaf Jika Terdapat Artikel yang Kurang atau Salah karena semua masih belajar dan perlu berproses

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pengembangan Pertanian dalam Penyediaan Tanaman Pangan (Studi Kasus Kulonprogo)

19 Juni 2020   15:36 Diperbarui: 19 Juni 2020   15:50 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fungsi Pusat dan Daerah Belakang (Hinterland)

Dalam keterkaitannya pusat dengan daerah belakang memiliki hubungan yang dalam penagruhnya Internal dalam pengadaan fungsi dari pusat antara lain adalah sebagai pusat pemukiman, pusat pelayanan, pusat industri dan pusat perdagangan bahan mentah. Sedangkan fungsi daerah belakang antara lain sebagai penyedia bahan mentah dan sumber daya dasar, daerah pemasaran barang-barang industri dan pusat kegiatan pertanian.

Hierarki perkotaan

Hierarki perkotaan sangat terkait dengan hierarki sarana kepentingan umum yang ada di masing-masing kota. Hierarki perkotaan dapat membantu untuk menentukan sarana apa yang harus ada atau perlu dibangun di masing-masing kota. Sarana perkotaan bukan hanya menyangkut jenisnya, tetapi juga kapasitas pelayanan dan kualitasnya. Kota-kota yang tersebar di dataran sebagaimana yang diasumsikan oleh Christaller (1933) dalam Daldjoeni (1992), kota-kota tersebut menyajikan berbagai barang dan jasa untuk wilayah di sekelilingnya dengan membentuk suatu hierarki. Untuk melayani permintaan tempat-tempat kecil yang yang tersebar luas, disediakan barang dan jasa tingkat rendah. Kota-kota yang melayani barang dan jasa tingkat rendah dan tinggi sekaligus.

Pembahasan Critical Review

Diketahui Pada Jurnal Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan Di Kabupaten Kulonprogo bahwa Komoditas suatu Tanaman Pangan Memiliki Keunggulan Kompetitif dan Keunggulan Komparatif di Tiap Kecamatannya,dengan menggunakan analisis shift share didapati data sebagai contohnya Kecamatan Temon adalah padi, jagung, ketela pohon, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau; Kecamatan Wates adalah padi; Kecamatan Panjatan adalah padi; Kecamatan Galur tidak memiliki komoditas tanaman pangan yang memiliki keunggulan kompetitif; Kecamatan Lendah adalah padi dan kacang tanah; Kecamatan Sentolo adalah jagung, ketela pohon, kedelai dan kacang hijau; Kecamatan Pengasih adalah padi, jagung, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau; Kecamatan Kokap adalah padi, jagung dan ketela rambat; Kecamatan Girimulyo adalah padi, ketela pohon dan kacang tanah; Kecamatan Nanggulan adalah kedelai; Kecamatan Kalibawang adalah jagung dan kedelai; sedangkan Kecamatan Samigaluh adalah padi, jagung dan kacang tanah.

Pada jurnal ini juga didapati dengan menggunkan analisis LQ guna mengetahui kesesuaiannya,sebagai datanya bahwa Kecamatan Temon adalah padi, kacang tanah dan kacang hijau; Kecamatan Wates adalah padi, ketela rambat, kacang tanah dan kacang hijau; Kecamatan Panjatan adalah padi dan ketela rambat; Kecamatan Galur adalah padi dan kedelai; Kecamatan Lendah adalah jagung dan kedelai; Kecamatan Sentolo adalah jagung; Kecamatan Pengasih adalah jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah dan kacang hijau; Kecamatan Kokap adalah ketela pohon, ketela rambat dan kacang tanah; Kecamatan Girimulyo adalah ketela pohon, ketela rambat dan kacang tanah; Kecamatan Nanggulan adalah padi dan kedelai; Kecamatan Kalibawang adalah ketela pohon dan kedelai; sedangkan Kecamatan Samigaluh adalah jagung dan ketela pohon.

Jurnal dengan studi kasus yang ada di Kabupaten Kulon progo membahas dengan keterkaitan dengan kesesuaian Komoditas Tanaman Pangan Unggulan yang Potensial untuk Dapat Dikembangkan di Masing masing Kecamatan.Pengadaan analisis Shift Share dan LQ dapat diketahui bahwa komoditas tanaman pangan yang dapat dikembangkan ditiap kecamatan yang ada di Kabupaten Kulon Progo dalam halnya di Kecamatan Temon adalah padi, jagung, ketela pohon, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau; Kecamatan Wates adalah padi, ketela rambat, kacang tanah dan kacang hijau; Kecamatan Panjatan adalah padi dan ketela rambat; Kecamatan Galur adalah padi dan kedelai; Kecamatan Lendah adalah padi, jagung, kacang tanah dan kedelai; Kecamatan Sentolo adalah jagung, ketela pohon, kedelai dan kacang hijau; Kecamatan Pengasih adalah padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau; Kecamatan Kokap adalah padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat dan kacang tanah; Kecamatan Girimulyo adalah padi, ketela pohon, ketela rambat dan kacang tanah; Kecamatan Nanggulan adalah padi, kedelai; Kecamatan Kalibawang adalah jagung, ketela pohon dan kedelai; sedangkan Kecamatan Samigaluh adalah padi, jagung, ketela pohon dan kacang tanah.

Kesesuiannya hirarki terkait jurnal dapat diketahui bobot besarannya dengan kondisinya bahwa ndeks Sentralitas,kecamatan yang memiliki indeks fungsi tinggi adalah Kecamatan Wates, Sentolo, Samigaluh dan Temon Sedangkan dengan perbandingannya bahwa kecamatan yang memiliki indeks fungsi rendah yaitu kecamatan Nanggulan, Lendah, Panjatan dan Girimulyo.Adanya penggolongan pusat wilayah, diketahui bahwa digolongkan dalam 3 hirarki yaitu hirarki I, yang tergolong dalam hirarki ini adalah daerah-daerah yang infrastrukturnya berkembang (nilai indeks fungsi tinggi) yaitu Kecamatan Wates, Sentolo, Samigaluh dan Temon.

Hirarki II yaitu daerah-daerah yang infrastrukturnya moderat (tidak berkembang tetapi juga tidak terbelakang) yaitu Kecamatan Pengasih, Kalibawang, Galur dan Kokap. Sedangkan hirarki III yaitu daerah-daerah yang infrastrukturnya terbelakang (nilai indeks fungsi rendah) yaitu Kecamatan Nanggulan, Lendah, Panjatan dan Girimulyo.Akan tetapi adanya pengembangan potensi dengan hal ini dapat dilihat bahwa pusat  pada Kabupaten Kulonprogo meliputi Kecamatan Wates, Sentolo, Samigaluh dan Temon dimana seperti pada penggolongan Hirarki I.

Kecamatan sebagai pusat pelayanan utama terletak pada kecamatan yang memiliki,kecamatan yang memiliki nilai indeks fungsi paling tinggi, yang menunjukkan frekuensi kegiatan dari fungsi-fungsi dalam memberikan pelayanannya paling tinggi yaitu Kecamatan Wates dengan nilai indeks fungsi sebesar 23,19 dengan jumlah fungsi nilai 509 dan total bobot sebesar 172,79.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun