Dalam IslamDalam konteks bahasa, istilah "baik" dapat diterjemahkan dari kata "khoir" dalam bahasa Arab atau "good" dalam bahasa Inggris. Louis Ma'luf, dalam bukunya yang berjudul "Munjid," mengungkapkan bahwa konsep kebaikan mengacu pada sesuatu yang telah mencapai tingkat kesempurnaan. Di sisi lain, menurut Webster's New Century Dictionary, kebaikan merujuk pada sesuatu yang mampu memicu perasaan keharusan dalam mencapai kepuasan, kesenangan, kesesuaian, dan sebagainya. Dengan kata lain, kebaikan juga bisa mencerminkan sesuatu yang memenuhi keinginan seseorang. Di sisi lain, istilah "baik" juga dapat merujuk pada sesuatu yang membawa berkah, memberikan kebahagiaan, atau memiliki nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan, seperti yang sering kita dengar.
Secara umum, konsep baik dan buruk memiliki beragam makna. Salah satu makna pertama dari tindakan yang dianggap baik adalah terkait dengan upaya mencapai kesempurnaan. Dalam konteks ini, sesuatu dianggap baik jika semua aspeknya dilaksanakan dengan sempurna. Kedua, tindakan baik adalah tindakan yang membawa kebahagiaan dan kepuasan bagi pelakunya terhadap segala hal yang telah dilakukan. Ketiga, tindakan baik mencakup aspek nilai kebenaran dan kemampuan untuk membawa kasih sayang atau dampak positif dari apa yang dilakukan.Â
Tindakan buruk, sebaliknya, merupakan kebalikan dari tindakan baik. Pertama, tindakan buruk tidak berkaitan dengan pencapaian kesempurnaan. Kedua, tindakan buruk adalah tindakan yang tidak membawa kebahagiaan atau kepuasan bagi pelakunya terhadap segala hal yang telah dilakukan. Ketiga, tindakan buruk tidak melibatkan nilai kebenaran dan tidak membawa kasih sayang, serta seringkali memiliki dampak yang merugikan dari apa yang dilakukan. Bahkan, pelakunya mungkin memiliki akhlak yang buruk, perilaku yang tercela, dan tidak diterima oleh orang lain.Â
Ibnu Miskawih mengungkapkan bahwa esensi kebaikan manusia terletak dalam kemampuan berpikir. Menurutnya, kebahagiaan hanya dapat terwujud ketika tingkah laku yang sesuai dengan sifat alami individu muncul secara sempurna, dan manusia akan meraih kebahagiaan bila tindakan-tindakan yang dilakukannya didasarkan pada pemikiran yang benar. Oleh karena itu, tingkat kebahagiaan manusia bervariasi sesuai dengan jenis pemikiran yang mereka miliki dan bagaimana mereka menerapkannya dalam tindakan mereka.
Tindakan positif atau perilaku yang dianggap baik memiliki berbagai bentuk yang beragam. Contohnya, seperti menunjukkan empati terhadap sesama, memberikan bantuan kepada mereka, mengucapkan terima kasih ketika menerima perlakuan baik dari orang lain, menjaga kesabaran, berbicara dengan jujur, dan masih banyak contoh lainnya.
Tindakan negatif atau perilaku yang dianggap buruk adalah tindakan yang mencerminkan sifat buruk dalam diri manusia. Umumnya, perilaku buruk ini dipengaruhi oleh hawa nafsu dan dorongan-dorongan seksual. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa mengikuti hawa nafsu dan syahwat adalah perilaku tercela. Perilaku buruk ini juga mencakup sikap sombong, kelakuan serakah, kebohongan, penghinaan, serta perilaku negatif lain yang menunjukkan bahwa seseorang dikuasai oleh hawa nafsu dan dorongan seksualnya.
B. Ukuran Atau Penentuan Baik dan Buruk
1. Baik Buruk Menurut Aliran Adat-Istiadat (Sosialisme)
Aliran ini mengukur baik dan buruk suatu hal berdasarkan normanorma dan tradisi yang sangat dipegang teguh oleh masyarakat. Karena itu, apa pun yang sejalan dengan norma dan tradisi yang berlaku akan dianggap sebagai sesuatu yang baik, sementara sebaliknya, jika suatu hal tidak sesuai dengan norma dan tradisi yang berlaku, maka akan dianggap sebagai hal yang buruk, dan orang yang melanggar norma dan tradisi tersebut dapat dikenai sanksi atau hukuman.Â
Adanya tradisi dan aturan ini merupakan produk dari evolusi sejarah peradaban manusia. Setiap generasi manusia, seiring berjalannya waktu, menciptakan beragam tradisi yang kemudian menjadi komponen penting dari adat istiadat, yang mencakup nilainilai, norma, dan peraturan. Ragam etnis dan keberagaman budaya di seluruh dunia berkontribusi pada keragaman adat istiadat yang beraneka ragam.