Suatu konsep dalam pendidikan yang dikenal dengan istilah “pendidikan seumur hidup” berusaha menjelaskan keseluruhan kegiatan belajar mengajar yang terlibat dalam proses berkelanjutan perkembangan kepribadian yang terjadi sepanjang hidup seseorang. Proses pembinaan membutuhkan banyak waktu mungkin seumur hidup untuk diselesaikan. Pendidikan seumur hidup juga dikenal sebagai life long education adalah proses melanjutkan pendidikan mulai bayi sampai meninggalkan dunia. apakah melalui pembelajaran formal, nonformal, atau informal (Jannah, 2013). Sudut pandang ini menunjukkan bahwa pendidikan dapat diperoleh di luar kelas atau melalui pendidikan formal, termasuk pendidikan nonformal dan informal.
Melalui Kebijaksanaan Negara dalam Tap MPR No. IV/MPR/1970 jo. Tap No. IV/MPR/1978 Tentang GBHN yang menjabarkan prinsip-prinsip pembangunan nasional, bangsa Indonesia telah mengembangkan gagasan pendidikan sepanjang hayat. Prinsip itu adalah (1) Konteks pembangunan nasional adalah pembangunan bangsa Indonesia secara kolektif dan menyeluruh. (2) Pendidikan adalah usaha seumur hidup yang diterapkan di lingkungan keluarga (rumah tangga), sekolah, dan lingkungan. Akibatnya, keluarga, khalayak umum, dan pemerintah semua berbagi tanggung jawab untuk pendidikan. (Komponen pendidikan GBHN, Bab IV).
Dalam penelitian oleh Azis (2013) di buku Dasar-dasar Pendidikan, Dr. H. Fuad Ihsan—pakar pendidikan dan mantan menteri pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud)—mengusulkan beberapa gagasan mendasar yang dilihat dari berbagai sudut mengenai urgensi pendidikan seumur hidup. Ide-ide ini meliputi: Sisi ideologis didahulukan; setiap orang yang lahir di planet ini mempunyai derajat yang setara untuk pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan, dan pengembangan keterampilan. Seorang individu akan dapat mengembangkan potensi sesuai dengan kebutuhannya dengan dukungan pendidikan berkelanjutan.
Kedua, dari segi ekonomi, pendidikan adalah sarana terbaik untuk keluar dari "Lingkungan Kemiskinan Setan" yang dibawa oleh ketidaktahuan. Seseorang akan memiliki kesempatan agar menaikkan produktivitas, mempertahankan dan mengembangkan sumber daya yang telah dimilikinya, dan hidup dalam ruang lingkup yang menyenangkan, sehat, dan termotivasi, yang semuanya akan berkontribusi pada pentingnya pendidikan keluarga.
Ketiga, komponen sosiologis. Indonesia termasuk negara berkembang yang penduduknya kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anak mereka; beberapa dari anak-anak ini putus sekolah, dan beberapa dari mereka tidak pernah bersekolah. Pendidikan seumur hidup orang tua adalah solusi untuk masalah ini. Semua orang harus mendapatkan pendidikan politik dan kewarganegaraan untuk membantu mereka memahami bagaimana pengurus negara beroperasi. Semua orang menjadi sadar akan pentingnya hak dalam negara demokrasi melalui tugas pendidikan kehidupan.
Keempat, dari sisi teknologi, pembelajaran sepanjang hidup dapat menjadi langkah lain bagi para akademisi, profesional, dan pemimpin di negara-negara berkembang untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuannya seperti yang diterapkan oleh masyarakat maju atau negara kaya.
Tujuan pendidikan seumur hidup manusia adalah agar mewujudkan sepenuhnya kapasitas kepribadian manusia sesuai dengan fitrah dan hakikatnya, meningkatkan kesadaran akan hakikat hidup dan dinamis dari proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian, serta membentuk dan meningkatkan harapan hidup manusia. Menurut Al-Fandi (2014), ide belajar sepanjang hayat menyiratkan bahwa keputusan memiliki efek atau konsekuensi langsung. Beberapa kategori dapat digunakan untuk mengklasifikasikan implikasi pendidikan seumur hidup dalam program pendidikan, termasuk instruksi dalam keaksaraan fungsional, persiapan karir, pengembangan profesional, pendidikan kewarganegaraan, dan kedewasaan politik.
Implementasi pendidikan seumur hidup di Indonesia melalui berbagai kategori dapat ditemukan dalam program pendidikan menurut Hakim (2020) dan Nurisma (2022), termasuk:
1) Pendidikan membaca menulis Signifikansi kategori ini di negara-negara berkembang sangat penting karena berbagai alasan, termasuk fakta bahwa mayoritas penduduknya gagap membaca dan menulis karena lebih suka bermain gawai, memainkan musik di radio, atau bergantung pada internet.
2) Pendidikan Jurusan Pendidikan harus mempromosikan kecerdasan praktis dan menumbuhkan sikap dan keterampilan yang diperlukan bagi orang untuk mengingat pelajaran yang telah mereka pelajari.