Sang Gembong.
Sang Gembong sedang mengisap cerutu kesayangannya di sebuah Villa Mewah yang biasanya hanya dihuni oleh selebriti dunia yang berlibur di pulau ini. Kawasan villa mewah ini sangat tertutup. Jaminan privasi dan tidak ada gangguan sekecil apapun dengan pengamanan ketat. Tidak sembarang orang bisa masuk ke kawasan ini. Tim gabungan keamanan dari berbagai aparat dan preman serta pasukan adat merupakan jaminan pengamanan kawasan tersebut.
Biasanya Sang Gembong ini tidak pernah pergi dari markasnya yang tersembunyi di apartemen khusus yang disiapkan di ibukota. Namun perintah Sang Kaisar mengintruksikan bahwa dia harus berangkat ke villa ini. Tidak boleh naik pesawat. Namun melalui jalan darat. Sudah dua minggu Sang Gembong ini bersembunyi di villa mewah ini.
Tangan kanan kepercayaannya datang menemaninya sarapan pagi di tepi kolam pagi ini.
  "Selamat pagi bos, apa kabar?" Tanya Sang Tangan Kanan menyapa Sang Gembong.
  "Baik-baik saja," jawab Sang Gembong dengan acuh.
  "Sampai berapa lama kita berada disini bos?" lanjut Sang Tangan Kanan.
  "Sabar saja. Tunggu situasi kondusif," jawab Sang Gembong enteng.
  "Apakah kita aman disini? Tidak sebaiknya kita ke luar negeri?" Tanya Sang Tangan Kanan.
  "Disini paling aman. Semua orang mengira kita sudah lari ke luar negeri. Makanya para anak buah koordinator wilayah kita suruh lari ke luar negeri. Mereka terlacak imigrasi. Kapan berangkat ke luar negeri dan naik pesawat apa. Kita tidak terdeteksi disini. Villa ini milik tokoh terkenal di Jakarta yang sangat kuat. Beliau juga membantu Sang Kaisar kita. Cuma masih tersembunyi," jawab Sang Gembong.
  "Ada anak buah di beberapa wilayah tertangkap, bagaimana nasibnya ini?" Tanya Sang Tangan Kanan.