Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Ferdy Sambo Mengaku dan Mohon Maaf, Kenapa Skenario Berubah-ubah?

12 Agustus 2022   08:45 Diperbarui: 12 Agustus 2022   08:52 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apakah Ferdy Sambo hanya bersalah kepada Polri dan masyarakat? Kita tidak tahu, kenapa dia meminta maaf. Apakah ikut-ikutan dengan gaya Bharada E yang meminta maaf kepada keluarga Brigadir J? Jadi jenderal belajar dari kopral atau prajurit bawah?

Terlepas dari semua itu, dia sudah minta maaf. Apakah Polri dan masyarakat bisa memaafkannya, itu masalah lain. Namun institusi Polri cukup babak belur karena kasus ini. Nama, harkat dan martabat Polri jatuh bagaikan meteor ke bumi. Apalagi pengusutan kasus ini lambat dan berbelit-belit. Seakan ingin disembunyikan dan ditutup. Tuntutan masyarakat dan perintah presiden memaksa Polri untuk membuka aib Polri ini.

Skenario berubah-ubah.

Perkembangan kasus ini menjadi menarik, karena skenario yang terus berubah-ubah. Ini  pentingnya kasus ini harus dikawal. Masih terus ada upaya pengaburan fakta. Bahkan ada pengalihan faktanya.

Kisah awal ada pelecehan di rumah Duren Tiga. Brigadir J memasuki kamar isteri Ferdy Sambo, dia teriak, lalu terjadilah tembak menembak. Penjelasan Kadiv Humas Polri, Bharada E membela diri dan membela isteri Ferdy Sambo.

Kini, penjelasan Ferdy Sambo bahwa dia marah ketika mendapat laporan dari isterinya di Magelang. Lalu dia memanggil RR dan E untuk merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J. Pertanyaannya, tuduhan pelecehan itu lokasinya dimana? Di rumah Duren Tiga pada tanggal 8 Juli 2022? Atau di Magelang? Atau ditempat lain, namun dilaporkan isterinya di Magelang? Mana yang benar?

Penjelasan Kabareskrim Polri, duugaan pelecehan seksual tidak mungkin terjadi. Tidak ada fakta yang mendukungnya. Jika perkiraan Kabareskrim ini benar, bahwa dugaan pelecehan itu tidak didukung fakta, lalu ini apa? Apakah ini dalih untuk menjadi meringankan, seakan Ferdy Sambo melakukan pembunuhan berencana ini demi membela harkat dan martabat keluarga? Seakan dia mau berlagak patriot membela keluarga?

Terlepas dari alasan itu, apakah Brigadir J harus dibunuh? Dan pembunuhannyapun harus direncanakan dan melibatkan para bawahan? Ini patut dipertanyakan. Apakah ketidakmauan Putri Ferdy sambo diperiksa, berhubungan dengan hal ini? Takut nanti isterinya malah tanpa sadar berkisah? Sampai kapan isteri Ferdy Sambo tidak mau memberikan keterangan ke LPSK, dimana dia meminta perlindungan?

Aneh juga ya. Puteri Ferdy Sambo meminta perlindungan kepada LPSK. Biasanya yang meminta perlindungan ke LPSK, saksi atau korban yang menduga akan ada ancaman dari pelaku. Jika pelakunya adalah almarhum Brigadir J, apa yang ditakutkannya? Apakah Brigadir J yang sudah meninggal masih bisa mengancam Puteri Ferdy Sambo?

Pengakuan Ferdy Sambo, permohonan maaf dan skenario berubah-ubah ini memberikan indikasi bahwa kasus ini masih belum tuntas kesimpulannya. Kita harus terus kawal dan menuntut keterbukaan Polri untuk bisa menyelesaikannya. Termasuk menjelaskan motif yang masih dirahasiakan dengan alasan demi menjaga perasaan. Perasaan siapa ya? Ini bukan baperan? Kok alasannya menjaga perasaan?

Salam pengakuan dan permohonan maaf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun