Ferdy Sambo Mengaku dan Mohon Maaf, Kenapa  Skenario Berubah-ubah?
Kasus Ferdy Sambo sangat membingungkan. Perubahan skenario berulangkali. Mulai dari polisi tembak polisi, pelecehan seksual di Duren Tiga, lalu ada penembakan. Muncul lagi pembunuhan dibawah perintah dan pembunuhan berencana.
Mengaku Perencana pembunuhan.
Sangat mengejutkan ketika Kadiv Humas Polri mengumumkan bahwa Ferdy Sambo sudah mengakui pembunuhan ini direncanakan dari Magelang. Menurut Dirtipidum Polri bahwa pengakuan Ferdy Sambo dalam pemeriksaan dan sudah ada di Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Ini spektakuler. Biasanya tersangka selalu membantah dan tidak mau mengakui kesalahannya. Kini, Ferdy Sambo sudah mengakuinya dalam pemeriksaan. Apakah dia tertekan lalu menyerah? Atau dia sudah menyadari kelakuannya sudah mencoreng nama baik Polri yang membesarkannya dan membuatnya kaya.
Apakah pengakuan ini sudah cukup menjadi bukti tentang pembunuhan berencana sesuai pasal 340 KUHP? Satu bukti tidak cukup. Jika didukung keterangan dari Bharada E sebagai saksi? Tidak cukup satu saksi, harus minimal dua. Keterangan ahli dan surat? Itu perlu. Barang buktinya harus cukup. Namun titik awal pengakuannya sudah bagus.
Pengakuan pembunuhan berencana diharapkan akan didukung bukti yang lain akan mempercepat proses hukum ini agar cepat tiba di pengadilan. Mungkin saja nanti di pengadilan akan muncul keterangan yang mengejutkan.
Laporan dari keluarga Brigadir J kini mulai terbukti dengan tuduhan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Berbagai spekulasi awal, kini mulai mengarahkan ke pembunuhan berencana dan pengakuan Ferdy Sambo melengkapi bukti tentang pembunuhan berencana.
Permohonan maaf.
Muncul di media, surat permohonan maaf dari Ferdy Sambo. Dan ada yang menarik dari permohonan maaf ini. Ketika hadir di Bareskrim sebelum pemeriksaan, Ferdy Sambo menyampaikan permohonan maaf. Dia juga menyampaikan belasungkawa terhadap keluarga Brigadir J, terlepas dari perlakuannya terhadap isteri dan keluarganya.
Dalam permohonan maaf yang tertulis, ucapan belasungkawa sepertinya tidak ada lagi. Hanya murni permohonan maaf ke Polri dan masyarakat. Apakah dia tidak merasa bersalah kepada keluarga Brigadir J dan kepada Tuhan yang menciptakan Brigadir J?