Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Xi Jinping Menghardik Biden, Rusia Dukung China, Apakah Ketua DPR AS Akan Tetap Berkunjung Ke Taiwan?

31 Juli 2022   07:05 Diperbarui: 4 Agustus 2022   23:49 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Xi Jinping Menghardik Biden, Rusia Dukung China, Apakah Ketua DPR AS Tetap berkunjung Ke Taiwan?

Kawasan China-Taiwan kembali memanas. Rencana kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan telah membakar suhu politik dan ketegangan baru AS-China. Rusia mendukung China tentang masalah Taiwan. Dalam percakapan telepon antara Xi Jinping dengan Biden, Xi Jinping menghardik Biden. Apakah ketua DPR AS Nancy Pelosi akan tetap berkunjung ke Taiwan?

Sungguh Xi Jinping ini keras dan standar China yang kukuh soal Taiwan. Jinping mengingatkan Biden agar jangan main api di Taiwan. Biden membalas bahwa AS tidak akan berubah soal Taiwan, terlepas dari kunjungan Nancy Pelosi. Ini berarti Biden juga bersikukuh mendukung Taiwan terpisah dari China daratan dan tetap didukung AS.

Terlepas dari hardikan Jinping kepada Biden dan pernyataan Biden yang tak akan mengubah dukungan ke Taiwan, percakapan dua tokoh dunia ini patut diapresiasi dengan jempol. Dalam suasana yang tegang, kedua pemimpin ini mampu berdialog melalui telepon selama dua jam tujuh belas menit. Ini berarti dialog panjang untuk membahas soal Taiwan tersebut.

Politik luar negeri AS tentang Taiwan tidak berubah, tetap mendukung kemerdekaan Taiwan, memang sangat mengganggu China. Ketenangan semu selama ini di kawasan Taiwan ini seakan terpicu memanas dengan rencana kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ini. Apa yang mendesak sehingga Ketua DPR AS ini berkunjung ke Taiwan? Bagaimana jika sesuatu terjadi, apakah AS dan China akan berperang di Taiwan?

Dominasi AS memang sedang diuji. Perang Ukraina Rusia masih berlangsung. AS dan NATO membantu Ukraina. Apakah kunjungan Ketua DPR AS ini akan memecah konsentrasi China untuk membantu Rusia dalam perang Ukraina-Rusia? Selama ini memang China secara diam-diam membantu Rusia dalam perang tersebut? Apakah AS ingin mengganggu China dengan masalah Taiwan agar China tidak lagi mau membantu Rusia ke depan?

Berbagai spekulasi tentang kunjungan Ketua DPR AS ke Taiwan ini muncul. Apakah AS akan mengarahkan pesawat tempur dan kapal militer  untuk mengawal kunjungan Ketua DPR AS ini? Apakah ini akan semakin memicu kemarahan China? Itu sudah pasti. Dan tentu AS sudah melakukan  kalkulasi tentang hal tersebut.

Hardikan Jinping terhadap Biden bisa dianggap sebagai peringatan keras China kepada AS. Jangan bermain api. Nanti anda terbakar, demikian peringatan Jinping dalam hardikannya. Apakah Biden akan mundur? Ternyata tidak. Mungkin saja kunjungan Ketua DPR AS ini ditunda, namun sikap politik luar negeri AS tentang Taiwan akan tetap sama.

Jika demikian halnya, berarti Masalah Taiwan akan tetap berada pada posisi bagaikan api dalam sekam. Setiap saat siap meledak, jika api dalam sekam membara karena dipicu. Entah apapun pemicunya, bisa saja terjadi seperti rencana kunjungan ketua DPR AS ini.

Pertanyaan kita, apakah AS akan tetap melakukan kunjungan yang akan memicu ketegangan ini semakin panas? Atau AS akan menunda rencana kunjungan Ketua DPR AS ini? Pertimbangannya ada pada pihak AS dan Biden. Jika Biden memang ingin mengganggu China, kunjungan itu akan tetap dilaksanakan. Namun jika dia takut dengan hardikan Jinping, maka dia akan menunda.

Sama dengan konteks posisi AS di kawasan Baltik dalam perang Ukraina-Rusia, ketika Rusia mengingatkan AS jangan bermain api. Biden tidak berani secara terang-terangan membantu Ukraina menjadi anggota NATO. Mereka hanya memberikan bantuan militer dan logistik kepada Ukraina.

Dalam ketegangan masalah Taiwan ini akan kita lihat, apa yang akan dilakukan Biden. Meneruskan kunjungan Ketua DPR AS dengan resiko main api? Atau menunda untuk menghindari konfrontasi dengan China? Semua pilihan tersebut memiliki resiko dan keuntungan masing-masing.

Posisi AS yang menjadi polisi dunia kini mendapat tantangan dan ancaman dari Rusia dalam perang Ukraina-Rusia, dan kini dari China menyangkut masalah Taiwan. AS tidak bisa lagi dengan keangkuhannya menentukan segala sesuatu di dunia ini.

Polisi polisi dunia seakan digugat dan tak lagi diakui oleh Rusia dan China. Jinping menghardik Biden? Padahal baru beberapa hari lalu Jinping girang menyambut kehadiran Presiden RI Jokowi ke China. Kini dia marah dan menghardik Biden. Perbedaan tajam sekali.

Kepala polisi dunia Biden dihardik presiden China. Apakah polisi dunia ini sedang bermasalah? Apakah memang polisi sedang banyak masalah ya? Bukan hanya polisi dunia ya, polisi Indonesia juga banyak masalah. Mudah-mudahan ketegangan Taiwan bisa dikendalikan oleh AS dan China dengan baik.

Jangan sampai terjadi perang baru di kawasan Taiwan. Jika ini terjadi, maka dampaknya terhadap kondisi dunia akan semakin memburuk. Sekarang saja, krisis pangan dan energy sudah mengancam, apalagi ditambah dengan masalah Taiwan. Jinping dan Biden sebaiknya berdamai. Perlu bertemu. Biden seharusnya jangan membuat Jinping marah dan menghardik.

Mungkin Biden perlu bertanya kepada Jokowi, apakah yang dilakukan Jokowi ketika berkunjung ke China yang membuat Jinping girang? Sesama presiden bolehlah melakukan sharing motivation. Mana tahu ada resep Jokowi yang bisa membuat Jinping girang. Harapan kita, Taiwan tetap tenang, jangan ada perang. Semoga.

Salam damai

Aldentua Siringoringo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun