Surat Terbuka Untuk Bapak Kapolri.
Apa Susahnya Menonaktifkan Karo Paminal, Kapolres Jaksel dan Otopsi Ulang Pak Kapolri?
Bapak Kapolri yang terhormat,
Kisah polisi tembak polisi yang terjadi tanggal 8 Juli 2022 baru diketahui oleh publik pada tanggal 11 Juli 2022. Selama tiga hari kejadian ini ditutup. Selama tiga hari antara 8 - 11 Juli 2022 banyak kejadian yang dilakukan oleh Polri. Matinya CCTV di rumah Kadiv Propam. Digantinya decoder CCTV di lingkungan rumah Kadiv Propam. Lalu bagaimana mobil yang digunakan dari Magelang-Jakarta?
Kaporlres Metro Jakarta Selatan sudah mengetahui kematian Brigadir J 8 Juli 2022 Â jam 17.00 WIB. Sudah melakukan visum et repertum dan otopsi. Keluarga Brigadir J tidak tahu. Kabarnya adik Brigadir J dipanggil ke RS Polri Kramat Jati dan dipaksa menandatangani dokomen.
Ketika penyerahan mayat Brigadir J di Jambi, orangtuanya juga dipaksa menandatangani serah terima mayat tanpa diperiksa dulu. Kok Polri suka main paksa, ada apa ini pak Kapolri?
Karo Paminal juga main paksa dan marah-marah kepada keluarga Brigadir J. Kok seorang Karo Paminal berpangkat jenderal bintang satu marah-marah kepada keluarga Brigadir J yang kemalangan dan anaknya meninggal? Bukankah Brigadir J itu anggota Polri yang seharusnya dihargai Karo Paminal sebagai keluarganya?
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budi membuat skenario baku tempak dengan diawali pelecehan seksual. Dia juga yang diberitahu Kadiv Propam tentang tewasnya Brigadir J. Lalu dia yang mengurus visum et repertum dan otopsi? Kenapa hasilnya disembunyikan?
Kabarnya Polri akan menjelaskan hasil otopsi bersama Komnas HAM agar transparan. Kok lucu ya. Kenapa mengumumkan hasil otopsi Polri melibatkan Komnas HAM? Apakah waktu otopsi dilakukan melibatkan Komnas HAM? Artinya pelaksanaan otopsi itu tidak dibawah perintah atau pengaruh?
Yang melakukan otopsi itu kan Polri. Kenapa seakan keluarga besar Polri mengaduk-aduk? Anggota Polri membunuh  Brigadir J, lalu mengancam keluarganya, meretas HP keluarganya dan bahkan memaksa dalam berbagai tindakan?
Jika Karo Paminal sang jenderal itu datang ke Jambi, kenapa memarahai dan memaksa keluarga Brigadir J yang meninggal akibat penganiayaan dan penembakan oleh anggota Polri? Kok keluarga korban, yang sudah jatuh karena kemalangan berupa kematian anaknya, ditimpa tangga berupa dimarahi, dipaksa dan HP mereka diretas?