Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Sri Lanka Juli 2022, Indonesia Mei 1998, Bagaimana Menghindarinya?

9 Juli 2022   23:13 Diperbarui: 12 Juli 2022   23:10 1707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pengunjuk rasa, banyak yang membawa bendera Sri Lanka, berkumpul di luar kantor presiden di Colombo, Sri Lanka, Sabtu, 9 Juli 2022. Foto: AP Photo/Thilina Kaluthotage via Kompas.com

Sri Lanka bergejolak. Presiden kabur dan massa mengamuk dan menguasai kediaman presiden. Apakah dia akan mengundurkan diri dan membentuk pemerintahan baru? Atau dia akan bernegosiasi dengan oposisi? Apakah kondisi Sri Lanka sekarang mirip dengan Indonesia pada bulan Mei tahun 1998.

Sri Lanka dinyatakan bangkrut. Pemerintah gagal menyelamatkan ekonomi negara. Harga BBM melambung dan inflasi tinggi. Negara kolaps dan bangkrut. Pemerintah harus bertanggung jawab. Dan dipaksa mundur?

Kondisi Indonesia pada bulan Mei 1998 agak mirip dengan kondisi Sri Lanka sekarang. Ketika itu nilai rupiah limbung. Dari Rp 2.300 per dollar AS, melambbung sampai Rp 15.000 per dollar AS. Krisis moneter melanda Indonesia. Indonesia bangkrut?

Kondisi perekonomian negara Sri Lanka 2022 dengan Indonesia 1998 memang ada kemiripan, negara bangkrut akibat krisis moneter. Memang sekarang banyak bangsa yang terkena dampak pandemi yang menghancurkan ekonomi negara.

Sri Lanka gagal mengatasi berbagai masalah bangsanya, maka negara ini bangkrut. Presiden menyadari posisi dan kegagalannya, maka dia kabur. Apakah kabur ini berhubungan dengan pengunduran diri? Apakah dia masih bisa bertahan? Pertanyaan ini terus bergulir sampai sikap presiden jelas dan memilih mundur atau tidak.

Pada waktu krisis moneter Indonesia 1998, demo mahasiswa terus menerus berlangsung dan akhirnya mencapai puncaknya, ketika para menteri mundur. Para menteri yang semula mendukung dan bahkan menjilat cari muka ke Presiden Soeharto mundur juga. Soeharto tidak cukup kuat bertahan untuk menahan tekanan dan tuntutan mundur.

Apakah Presiden Sri Lanka ini tidak kuat lagi menahan tekanan dan permintaan mundur? Apakah dia kabur karena tidak kuat lagi menahan tekanan dan tuntutan mundur?

Presiden Soeharto menyatakan mundur. Dia menyerahkan kekuasaannya kepada Habibie sebagai wakil presiden. Dia merasa tidak kuat lagi menghadapi demo yang berlangsung terus menerus untuk menuntut pengunduran dirinya. Tuntutan mahasiswa sukses. Soeharto mundur.

Presiden Sri Lanka diduga lari dan kabur, kabarnya berada dalam perlindungan Angkatan Laut Sri Lanka. Apakah tentara melindungi presiden Sri Lanka? Apakah militer akan mengambil alih kekuasaan di Sri Lanka seperti yang dialami Myanmar?

Dulu 1998 Presiden Soeharto juga didukung TNI. Tetapi kenapa mundur? Apakah dukungan militer bisa menjamin kelanggengan pemerintahan ketika negara bangkrut? Apakah pertimbangan militer hanya mendukung presiden tanpa melihat masalah bangsa yang bangkrut secara objektif?

Bagaimana nasib Sri Lanka sekarang dan  ke depan? Masih tergantung situasi dan kondisi yang berkembang secara dinamis. Apakah presiden mundur dan akan ada penggantinya? Bagaimana posisi dan peran militer Sri Lanka? Apakah mereka memihak dan membela presiden yang gagal mengelola negara yang mengakibatkan kebangkrutan negara?

Jika pengalaman Sri Lanka 2022 mirip dengan Memori Indonesia pada tahun 1998, apakah pelajaran yang bisa kita petik sebagai sebuah bangsa yang pernah mengalami krisis moneter 1998? Bagaimana menghindari pengalaman tersebut agar tidak terulang?

Indonesia perlu belajar dari memori 1998 dan pengalaman Sri Lanka 2022. Bagaimana kita menghadapi krisis ekonomi dan resesi yang terjadi sekarang ini? Kita tidak boleh menjadi negara bangkrut. Apa kebijakan moneter dan keuangan yang dilakukan pemerintah Indonesia dan BI harus kita dukung mencegah negara bangkrut.

Kita harus melakukan segala upaya untuk mencegah negara kita menjadi negara gagal dan bangkrut. Gejala itu ada, namun jika diantisipasi dengan langkah-langkah yang strategis, maka negara bangkrut bisa dihindari.

Kebijakan moneter, suku bunga yang dilakukan Bank Indonesia patut kita dukung. Kebijakan perpajakan dan keuangan yang dilakukan Kementerian Keuangan juga patut kita dukung.

Semoga bangsa kita bisa selamat, dan memang peretumbuhan ekonomi kita sekarang ini cukup baik. Semoga resesi dunia segera berhenti. Apalagi nanti dampak perang Ukraina Rusia yang akan membawa dampak negatif kepada ekonomi dunia dan mungkin meningkatkan resesi ekonomi dunia.

Ajakan Indonesia melalui KTT G20 semakin relevan, Recover Together, Recover Stronger. Pemulihan bersama dan pemulihan yang lebih kuat. Itu bisa menjadi jawaban konkrit terhadap resesi ekonomi dunia akibat Pandemi Covid-19.

Harapan kita KTT G20 Bali pada bulan Nopember yang akan datang akan bisa menghasilkan kesepakatan bersama untuk memulihkan ekonomi dunia pasca pandemi Covid-19. Kerja sama internasional sangat dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi tersebut.

Semoga pengalaman bangsa kita pada Mei 1998 dan pengalaman Sri Lanka 2022 tidak terjadi lagi di negara kita. Kita harus mengantisipasinya. Kita harus  belajar dari kegagalan Sri Lanka, agar kita tidak mengulanginya. Kita harus belajar kepada negara yang sukses menghadapi resesi, agar kita bisa memetik pelajaran untuk kita gunakan. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun