Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surya Paloh-Megawati, Partai Sombong dan Miskomunikasi, Ada Apa?

6 Juli 2022   05:00 Diperbarui: 6 Juli 2022   05:05 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hubungan Surya Paloh dengan Megawati kembali menghangat. Surya Paloh menyatakan hubungannya dengan Megawati biasa saja. Tanya saja kepada Megawati , merasa ada miskomunikasi nggak? Mau nggak Megawati berkomunikasi? Demikian pernyataan Surya Paloh. (CNN Indonesia, 5 Juli 2022)

Partai Sombong.

Ada apa antara Surya Paloh dengan Megawati? Ketika Rakernas Partai Nasdem, Surya Paloh menyebutkan ada partai sombong. Seakan bisa menyelesaikan masalah bangsa sendiri dan merasa partainya hebat sendiri.

Dalam Rakernas PDIP seminggu kemudian, Megawati membalas ucapan Surya Paloh tersebut. Ada yang menuduh kita sombong, padahal saya tidak pernah menjelek-jelekkan partai lain. Padahal Surya Paloh tidak menyebutkan PDIP sebagai partai sombong. Megawati baper? Atau tuduhan Surya Paloh yang kebablasan?

Para elit kedua partai seakan saling membela partainya. Elit Partai Nasdem mengatakan bahwa pernyataan partai sombong itu untuk mengingatkan internal partai. Bukan untuk partai lain. Namun Megawati sudah sempat menanggapinya dan merasa tudingan itu ke Megawati dan PDIP.

Miskomunikasi.

Jika dalam Rakernas Partai Nasdem disebut partai sombong, kini Surya Paloh mempertanyakan miskomunikasi kepada Megawati. Kini dia menyebut nama. Tanya Megawati, merasa ada miskomunikasi nggak? Nah, kita tidak tahu, apa nanti jawab Megawati.

Elit PDIP mengatakan bahwa tidak ada miskomunikasi antara Megawati dengan Surya Paloh. Nah ini lucu juga. Surya Paloh mengatakan bahwa tanyakan Megawati, yang menjawab bukan Megawati, namun salah satu pengurus PDIP. Katanya nggak ada miskomunikasi antara Surya Paloh dengan Megawati.

Sesungguhnya kita menunggu apa jawaban dari Megawati tentang pertanyaan Surya Paloh tersebut. Apalagi pertanyaan kali ini menyangkut perasaan. Adakah Megawati merasa ada miskomunikasi? Kalau ada, kenapa? Kalau tidak ada, kenapa muncul istilah miskomunikasi ini?

Jangan-jangan ada miskomunikasi antara Surya Paloh dengan Megawati. Jika tidak, kenapa Hasto, Sekjen PDIP merasa sulit berkoalisi dengan partai Nasdem? Atau Megawati dan PDIP yang merasa ada miskomunikasi dan jarak dengan Partai Nasdem dan Surya Paloh?

Untuk membuktikan ada atau nggak ada miskomunikasi harus diuji. Berkomunikasi saja. Siapa yang berinisiatif membuka komunikasi? Jangan-jangan untuk membuka komunikasi inipun mereka mengalami miskomunikasi. Baperan lagi.

Sesungguhnya PDIP dan Partai Nasdem masih berada dalam koalisi Partai pendukung Jokowi. Kenapa harus ada saling sindir partai sombong dan ada pertanyaan tentang ada atau nggak miskomunikasi? Kenapa tidak duduk  bersama dan mengundang Pak Jokowi?

Pada waktu pengumuman reshuffle bulan Juni 2022, Jokowi mengumpulkan para ketua umum partai pendukung. Surya Paloh duduk sejajar dengan Megawati dan ada Pak Jokowi diantara mereka.

Apakah harus pak Jokowi yang bisa membuat mereka duduk bersama? Haruskah Jokowi juga duduk diantara Surya Paloh dan Megawati. Sebaiknya saling berlombalah berkomunikasi untuk menghindari miskomunikasi.

Janganlah hanya untuk menyelesaikan istilah partai sombong dan miskomunikasi antara Surya Paloh dan Megawati harus Jokowi yang turun tangan. Apakah tidak ada lagi elit partai Nasdem dan elit PDIP yang bisa menyambungkan komunikasi kedua ketum ini?

Agak miris hati melihat segala masalah harus diurus Jokowi sendiri. Seolah-olah presiden orang yang mengurus segala masalah bangsa ini sendiri secara langsung. Tidak mungkinlah, termasuk hubungan Surya Paloh dan Megawati ini.

Pak Jokowi masih sibuk mempersiapkan KTT G20 Bali. Belum lagi Covid 19 kembali menaik. Belum lagi mengurus Perang Ukraina dan Rusia. Belum lagi mengurus krisis energi dan krisis pangan akibat perang Ukraina-Rusia. Masih banyak urusan presiden Jokowi.

Harapan kita Surya Paloh dan Megawati bisa berkomunikasi dan saling merendahkan hati. Agar mereka terhindar dari istilah partai sombong dan miskomunikasi. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun