Sesungguhnya PDIP dan Partai Nasdem masih berada dalam koalisi Partai pendukung Jokowi. Kenapa harus ada saling sindir partai sombong dan ada pertanyaan tentang ada atau nggak miskomunikasi? Kenapa tidak duduk  bersama dan mengundang Pak Jokowi?
Pada waktu pengumuman reshuffle bulan Juni 2022, Jokowi mengumpulkan para ketua umum partai pendukung. Surya Paloh duduk sejajar dengan Megawati dan ada Pak Jokowi diantara mereka.
Apakah harus pak Jokowi yang bisa membuat mereka duduk bersama? Haruskah Jokowi juga duduk diantara Surya Paloh dan Megawati. Sebaiknya saling berlombalah berkomunikasi untuk menghindari miskomunikasi.
Janganlah hanya untuk menyelesaikan istilah partai sombong dan miskomunikasi antara Surya Paloh dan Megawati harus Jokowi yang turun tangan. Apakah tidak ada lagi elit partai Nasdem dan elit PDIP yang bisa menyambungkan komunikasi kedua ketum ini?
Agak miris hati melihat segala masalah harus diurus Jokowi sendiri. Seolah-olah presiden orang yang mengurus segala masalah bangsa ini sendiri secara langsung. Tidak mungkinlah, termasuk hubungan Surya Paloh dan Megawati ini.
Pak Jokowi masih sibuk mempersiapkan KTT G20 Bali. Belum lagi Covid 19 kembali menaik. Belum lagi mengurus Perang Ukraina dan Rusia. Belum lagi mengurus krisis energi dan krisis pangan akibat perang Ukraina-Rusia. Masih banyak urusan presiden Jokowi.
Harapan kita Surya Paloh dan Megawati bisa berkomunikasi dan saling merendahkan hati. Agar mereka terhindar dari istilah partai sombong dan miskomunikasi. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H