Apakah Prabowo mau mengambil hikmah dari kekalahannya dua kali dalam Pilpres 2014 dan 2019, lalu tidak maju lagi dalam Pilpres 2024? Atau dia tidak mempedulikan hal tersebut, yang penting dia menjadi Bacapres dalam Pilpres 2024. Tak peduli mau gagal tiga kali.
Memang harus diakui, gagal dan kalah dua kali dalam Pilpres itu menyakitkan. Namun lebih menyakitkan jika gagal ketiga kali. Jangan sampai terkonfirmasi sebagai Capres seumur hidup. Presiden seumur hidup mungkin enak, bisa menikmati jabatan presiden. Kalau Calon presiden seumur hidup? Bagaimana kesannya?
Uraian diatas hanyalah sebuah pengingat bagi Prabowo dan belajar dari pengalaman Megawati 2014 yang lalu. Kalau kita tidak bisa menjadi presiden, usahakanlah membuat orang pilihan kita menjadi presiden. Mungkinkah itu bisa ditiru Prabowo dari Megawati pada tahun 2024 ini? Mari kita lihat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H