Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS, antara Partai Nasdem dan PKB

20 Juni 2022   21:12 Diperbarui: 20 Juni 2022   21:30 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengumuman nama Bacapres pada penutupan Rakernas Partai Nasdem Jumat, 17 Juni 2022 yang lalu ternyata membawa dampak politik bagi partai politik yang sudah sempat membentuk koalisi. PKB dan PKS sudah sempat memberitakan rencana pembentukan Kabinet Semut Merah seakan terpecah.

Baru sehari usai Rakernas Partai Nasdem, Prabowo bertemu dengan Muhaimin. Mereka sepakat untuk membentuk koalisi. Sepertinya Paslon pilpres Prabowo-Muhaimin yang akan dibawanya.

Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani menyindir bahwa Koalisi Semut Merah jalan sendiri-sendiri. Sebab ada kesan PKB meninggalkan PKS yang sudah sempat akrab.

PKS pun menyampaikan keberatannya. Menurut PKS, PKB yang harus membawa Gerindra ke dalam Koalisi Semut Merah. Bukan PKS yang harus dibawa ke Gerindra. Kenapa? Bukankah Koalisi Semut Merah sudah lebih dulu dan sudah ada pembicaraan yang serius? Lalu kenapa PKB seakan mudah meninggalkan PKS? Dan bergabung dengan Gerindra?

Nah, berita akan bertemunya Partai Nasdem dengan PKS juga tak kalah serunya. Rencananya Rabu besok mereka akan bertemu. Apakah PKS akan menyetujui koalisi dengan Partai Nasdem? Bisa jadi. Kenapa? Faktor figur Anies yang menjadi nama Bacapres Partai Nasdem bisa menjadi daya Tarik tersendiri bagi PKS.

Lalu, apakah Gerindra dan PKB akan tetap meminta PKS masuk dalam sebuah koalisi bersama? Apakah Koalisi Semut Merah dipertahankan atau diganti nama dengan  koalisi baru? Apakah Gerindra mau nama koalisi ini disebut Koalisi Semut Merah?

Jika PKS masuk ke koalisi Gerindra dan PKB, lalu bagaimana posisi Partai Nasdem? Siapakah yang akan menjadi mitra koalisinya? Jika hanya Partai Nasdem dan Partai Demokrat, suaranya tidak cukup. Gabungan Partai Nasdem dengan Partai Demokrat hanya 16,75 persen atau 113 kursi. Kurang dua kursi DPR untuk bisa membawa Paslon sendiri.

Jika Partai Nasdem mau membangun koalisi sendiri, maka PKS dan Partai Demokrat harus ikut agar bisa memenuhi syarat ambang batas yaitu 24,96 persen atau 163 kursi DPR.

PKS bagaikan gadis cantik rebutan antara Partai Nasdem dengan PKB. Namun Partai Nasdem yang harus lebih gencar mengejar PKS. Gerindra dan PKB sudah cukup syarat ambang batas yaitu 22 persen atau 136 kursi DPR.

PKS yang semula kesepian dan tak memiliki daya tarik, tiba-tiba menjadi penting. Tarik menarik antara PKB dengan Partai Nasdem setidaknya bisa menjadi bukti. PKS dan Partai Demokrat yang berada di luar pemerintahan telah lama kesepian tanpa teman.

PKS akan memilih yang mana? Memilih Gerindra-PKB dengan kemungkinan Paslon Prabowo-Muhaimin? Atau memilih Partai Nasdem yang kemungkinan besar akan membawa Bacapres Anies Baswedan? Hubungan emosional dan sejarah PKS dengan Anies patut diperhitungkan.

Memang koalisi ini belum tentu segera terbentuk. Masih ada waktu penjajakan dan saling melirik. PKS juga bagaikan gadis yang mau dilamar bisa bersolek. PKB dan Partai Nasdem bisa juga memilih strategi pendekatan dan komunikasi ke PKS.

Siapakah yang akan dipilih PKS sebagai mitra koalisinya? Dengan partai Nasdem atau PKB? Mari kita tunggu dan lihat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun