Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bacapres Nasdem, Andika, Kenapa Bukan Prabowo?

18 Juni 2022   07:12 Diperbarui: 18 Juni 2022   07:15 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rakernas Partai Nasdem telah usai. Rekomendasi nama Bacapres sudah diserahkan kepada Ketum Partai Nasdem Surya Paloh. Dan nama itu sudah dibacakan. Anies, Andika dan Ganjar.

Sejak awal sebelum Rakernas, sudah terbesit berita bahwa Partai Nasdem mempertimbangkan keseimbangan sipil militer. Semula dugaan orang adalah mengarah ke Prabowo. Sebagai Mantan Danjen Kopasus dan memiliki elektabilitas yang selalu kompetitif dengan Anies dan Ganjar, sangat wajar nama itu layak dipertimbangkan.

Bukan hanya itu, beberapa waktu yang lalu juga Prabowo bertandang ke markas Partai Nasdem dan langsung diterima Surya Paloh dan jajaran elit Partai Nasdem. Memang terbersit juga pernyataan Prabowo, bahwa Capres bisa dirinya bisa juga bukan dirinya. Apakah memang dalam percakapan dengan Surya Paloh hal itu dibicarakan?

Perkiraan tentang Bacapres Partai Nasdem hasil Rakernas memang mengarah kepada tiga nama, yaitu Anies, Ganjar dan Prabowo. Kehadiran nama Andika sebagai hasil Rakernas bisa juga menjadi kejutan kecil. Apakah Partai Nasdem memang ingin mendukung calon dari militer demi menjaga keseimbangan sipil militer?

Andika Perkasa memang masih menjabat Panglima TNI sekarang ini. Apakah bisa melakukan komunikasi politik sebagai Bacapres Partai Nasdem? Atau akan menunggu Andika Perkasa pensiun tahun 2023 yang akan datang?

Apakah Partai Nasdem melihat urgensi kehadiran calon dari unsur militer sebagai kebutuhan masa depan? Bisa saja pertimbangannya untuk memantapkan tekad untuk menegakkan dan mempertahankan NKRI dan Ideologi Pancasila.  Tantangan dari ideologi trans-nasional seperti khilafah sungguh sebuah kenyataan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Latar belakang Surya Paloh sebagai anak dari tentara dan mantan Ketua FKPPI bisa menjadi sebuah pertimbangan untuk mengusulkan usulan nama Bacapres dari unsur militer. Anies dan Ganjar dipilih karena faktor elektabilitas. Namun Andika Perkasa? Bukan karena elektabilitas. Prabowo yang memiliki elektabilitas.

Apakah mengusulkan Andika Perkasa, Partai Nasdem ingin menegaskan bahwa usulan nama haruslah yang lebih muda dan segar dari unsur militer? Prabowo sudah dianggap  Partai Nasdem sebagai old soldier yang akan memasuki masa pensiun dari kontestasi Pilpres? Dua kali gagal sebagai Bacapres, jangan sampai tiga kali?

Apakah penyingkiran nama Prabowo dari Partai Nasdem seakan memberikan sinyal kepada Gerindra dan PDIP yang akan membawa kemungkinan Paslon Prabowo-Puan? Hubungan Partai Nasdem dengan PDIP dan posisi Surya Paloh dan Megawati tentu saja akan mempengaruhi penentuan Bacapres dan koalisi ke depan.

Apakah penyingkiran nama Prabowo semakin menegaskan Partai Nasdem lebih mengarah kepada pembentukan koalisi baru atau bisa mendekatkan ke koalisi yang ada seperti KIB? Apakah pengajuan nama Ganjar bisa dianggap sebagai pembajakan Bacapres dari PDIP seperti yang diungkapkan Sekjen PDIP Hasto?

Ketiga nama Bacapres ini masih menjabat akktif. Anies akan mengakhiri jabatannya Oktober 2022. Ganjar dan Andika akan mengakhiri jabatannya pada tahun 2023. Apakah komunikasi politik akan dilakukan segera sebelum mereka pensiun? Ataukah akan dilakukan komunikasi intensif setelah mereka pensiun?

Kehadiran nama Andika dan bukan Prabowo mengindikasikan penting regenerasi pencalonan unsur militer. Mungkin Partai Nasdem ingin memberikan pesan bahwa ada waktunya bagi setiap orang maju sebagai Capres, namun juga harus memberikan kesempatan kepada para juniornya untuk maju. Jika umur sudah senja, sudah dua kali mencoba, apakah tidak lebih baik mempersiapkan calon pengganti untuk Bacapres?

Partai Nasdem ingin mengajukan Bacapres dari unsur militer. Nama Andika Perkasa yang masih menjabat dan dianggap masih muda menjadi pertimbangan Partai Nasdem. Bagaimanakah Prabowo nantinya menanggapi ini? Apakah Prabowo akan mengintensifkan lobby dengan PDIP?

Atau Prabowo akan rela mundur dan memberikan kesempatan kepada juniornya Andika Perkasa? Semua ini tentu masih sebuah pertanyaan. Nasdem membutuhkan partai lain sebagai koalisi.  Partai Nasdem tidak memiliki jumlah suara ambang batas Pilpres sebesar dua puluh persen kursi di DPR.

Pemilihan tiga nama Bacapres ini tentu saja membutuhkan strategi komunikasi politik dengan Bacapres dan partai lain calon mitra koalisi. Bisa juga membuat skenario Paslon dari Bacapres ini. Misalnya membuat bakal Paslon Anies-Andika atau Ganjar-Andika. Semuanya masih terbuka.

Andika, bukan Prabowo yang diajukan sebagai Bacapres bukan pilihan yang emosional. Tentu saja ini usulan dari bawah dan dipertimbangakn dalam Rakernas partai Nasdem. Partai Nasdem bukan penentu Capres dan pemenang Pilpres. Namun Rakernas Partai nasdem telah mengusulkan tiga nama Bacapres.

Kita tunggu komunikasi politik terhadap tiga nama Bacapres dan kepada partai lain sebagai calon mitra koalisi. Tentu saja partai Nasdem tidak akan gegabah menyebut satu nama Bacapres. Sangat tergantung dengan hasil komunikasi politik dengan calon mitra koalisi.

Waktu yang lalu, Partai Nasdem berniat mengadakan Konvensi Capres, namun urung karena menghitung calon mitra koalisi yang belum tentu setuju dengan hasil konvensi. Sama halnya dengan mengerucutkan tiga nama menjadi satu nama, tentu akan mempertimbangkan potensi pembentukan koalisi partai pengusung.

Kita menunggu waktu yang baik dan tepat untuk pengumuman Bacapres Partai Nasdem dengan kemungkinan Koalisi Partai Pengusung Bacapres tersebut. Pendaftaran nama Bacapres diadakan pada bulan Oktober 2023. Masih ada waktu satu tahun empat bulan untuk menggodoknya. Selamat menggodok nama Capres dan koalisi pengusung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun