Paus Fransiskus  pimpinan Gereja Katolik dari Vatican menegur keras Patriark Krill Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia untuk pertama kalinya, demikian sebuah berita menyiarkan. (Kompas.com 05/05/2022). Dalam pembicaraan selama 40 menit melalui zoom antara Paus Fransiskus dengan Patriark Krill, selama 20 menit Paus mendengar penjelasan dari Patriark Krill tentang pembenaran perang Rusia Ukraina.
Lalu Paus menegur keras Patriark Krill dengan keras. "Saudaraku, kita bukan imam (utusan) negara, kita tidak dapat menggunakan bahasa politik, tetapi bahasa Yesus."
Lebih lanjut Paus menyatakan. "Patriark tidak bisa mengubah dirinya menjadi putra Altar (pelayan khusus) Putin," kata Paus asal Argentinia itu. (Kompas.com, 05/05/2022)
Kenapa Paus Fransiskus harus menyampaikan teguran keras terhadap pimpinan Gereja Ortodoks Rusia Patriark Krill? Sangat mendasar alasannya, Patriark Krill membenarkan perang. Sebagai pemimpin gereja Ortodoks Rusia dia membenarkan perang dan mendukung Putin. Bahkan seakan menjadi putra altar (pelayan khusus) Putin. Gereja Ortodoks Rusia menjadi bagian dari Invasi Rusia ke Ukraina.
Paus telah menjalankan tugas gerejawinya. Menyampaikan suara nabiah tentang kebenaran dan kasih. Posisi gereja bukanlah posisi dalam politik negara. Gereja adalah tempat menyampaikan suara Tuhan. Dan di dunia politik gereja harus menyampaikan suara nabiah, sebuah suara kebenaran dari Tuhan untuk para pemimpin negara atau pemimpin politik yang menyalahgunakan kekuasaannya dengan melanggar hukum Tuhan.
Paus menegur Patriark sebagai sesama pemimpin gereja. Patriark Krill seharusnya mengingatkan Putin untuk menghentikan perang, bukan membenarkan dengan dasar teologis gereja yang salah. Ketika Gereja Ortodoks Rusia menjadi bagian politik perang Putin, maka teguran ini sangat menohok.
Gereja seharusnya tidak boleh terkooptasi oleh kekuasaan politik negara. Gereja seharusnya tidak boleh memakai bahasa politik. Tetapi bahasa Yesus. Yesus tidak pernah mengajarkan tentang teologia berperang. Ajaran Yesus tidak ada yang mengatakan boleh membunuh orang, bahkan hukum taurat melarang membunuh dalam hukum keenam.
Apa dasar teologia Gereja Ortodoks Rusia membenarkan perang? Ketika Gereja Ortodoks Rusia tunduk dan patuh kepada Putin dan bahkan menjadi pelayan khususnya, maka gereja itu telah menyalahgunakan fungsinya. Â Sebagai gereja, fungsi yang seharusnya adalah menyampaikan suara nabiah tersebut.
Sebelumnya Paus telah menyuarakan untuk menghentikan perang Rusia Ukraina tersebut.
"Atas nama Tuhan, saya meminta anda: Hentikan pembantaian ini," kata Paus seraya menambahkan bahwa kota-kota Ukraina beresiko  "direduksi menjadi kubur" sebagaimana dilansir Guardian (kompas.com,13/03/2022)
Paus menggunakan posisinya sebagai hamba Tuhan dan sekaligus menjadi wakil Tuhan untuk menghentikan pembantaian di Ukraina. Paus menolak diksi 'demiliterisasi dan denazifikasi' menjadi alasan pembantaian dan pembunuhan orang sipil di Ukraina.
Hal ini terkait juga dengan pengakuan Pilot Rusia yang ditangkap tentara Ukraina dan mengaku bahwa mereka diperintah untuk serang target sipil. (kompas.com,13/03/2022)
Jika Putin memerintahkan penyerangan target sipil berarti demiliterisasi dan denazifikasi hanyalah sebuah alasan untuk invasi ke Ukraina. Dan Patriark Krill sebagai pemimpin Gereja Ortodoks Rusia membenarkannya.
Paus menyampaikan teguran keras terhadap temannya pemimpin Gereja Ortodoks Rusia. Paus tidak menegur Putin. Paus menyampaikan suara nabiahnya ke Patriark Krill dengan harapan bahwa Patriark Krill bisa menyadari posisinya sebagai pemimpin gereja, bukan pemimpin politik negara. Gereja tidak boleh terkooptasi dengan kekuasaan politik negara dan tidak boleh menggunakan bahasa politik. Yang bisa dipakai adalah bahasa gereja, yaitu bahasa Yesus.
Mungkin Patriark berhitung dan membuat kalkulasi politik. Jika dia tidak mendukung invasi ke Ukraina, mungkin dia bisa mendapatkan masalah dari Putin. Apakah dia menggunakan ilmu selamat diri sendiri? Itukah sebabnya dia menggunakan bahasa politik? Apakah dia mengingkari ajaran dan bahasa Yesus sebagai Juru Selamat?
Teguran Paus kepada Patriark menjadi suara nabiah yang keras yang ditujukan kepada pemimpin gereja untuk kembali ke jalan yang benar sesuai ajaran Yesus. Â Menggunakan bahasa yang benar, bahasa Yesus bukan bahasa politik. Patriark harus kembali kepada misi menjalankan fungsi gereja sebagai penyampai pesan atau suara nabiah tentang kebenaran dan kasih.
Sepertinya pesan dan teguran itu tidak dapat diterima oleh Gereja Ortodoks Rusia. Tidak setuju dan bahkan melawan teguran itu. Mereka seakan menjaga keselamatan dirinya, bukan lagi keselamatan gerejanya. Dan Gereja Ortodoks Rusia mengalami perpecahan. Gereja Ortodoks yang berada di luar negeri ada yang memutuskan hubungan dengan Patriark Krill.
Paus telah menyampaikan suara nabiah. Seharusnya seluruh gereja di dunia harus menyerukan penghentian pembantaian melalui perang dan invasi Rusia ini. Tugas gereja harus menyampaikan pesan perdamaian, bukan pembenaran perang dan pembantaian. Tugas gereja untuk mengingatkan dan memberikan teguran dan suara nabiah kepada pemimpin politik yang menggelorakan perang.
Suara nabiah, terkadang seperti suara di gurun pasir. Tidak ada yang mendengar dan menghiraukan. Penyampaian suara nabiah kepada para pemimpin negara atau pemimpin politik seringkali beresiko. Namun terlepas dari semua itu, gereja tetap harus menyampaikan suara nabiah. Gereja tidak boleh menggunakan ilmu selamat atas dirinya sendiri. Tetapi dia harus menyampaikan pesan dari Yesus, Sang Juru Selamat itu.
Pemimpin gereja adalah pelayan Tuhan, bukan pelayan presiden atau pemimpin negara. Patriark Krill sebagai pemimpin Gereja Ortodoks Rusia adalah pelayan Tuhan, bukan pelayan Presiden Rusia  Putin.
Kapan seluruh pemimpin gereja Dunia berkumpul dan secara bersama-sama menyampaikan suara nabiah untuk menghentikan pembantaian dan pembunuhan orang tak berdosa di Ukraina? Paus telah memulai, kita harapkan seluruh pemimpin gereja di dunia segera menyusul dan bisa duduk bersama dan bersuara bersama untuk menghentikan perang ini. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H