Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Moeldoko, Brutalitas Demokratif, dan Ketakutan Kubu Cikeas (SBY)

14 Maret 2021   10:26 Diperbarui: 14 Maret 2021   10:37 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasi goreng dan ngopi sesama lelaki bisa menyelesaikan banyak masalah. SBY mungkin bisa mencobanya. Modal nasi goreng dan kopi itu murah meriah dan santai. Menggugat ke pengadilan membutuhkan fakta dan data untuk bukti. Butuh dana yang tidak sedikit untuk biaya sidang dan pengacara. Butuh waktu lama dan ongkos berupa ketegangan pikiran menunggu hasil sidang.

Dalam proses berperkara, ada pameo yang menyatakan, 'habis arang, besi binasa.' Habis waktu, pikiran dan uang membeli arang mengurus perkara, eh ternyata hasilnya membinasakan. Tak ada manfaat, yang tumbuh adalah musuh. Menang kalah dalam perkara adalah biasa. Namun dampaknya seringkali tidak menyenangkan. Kenapa.

Yang menang tak bisa langsung bersukaria. Yang kalah masih bisa mencari celah untuk menggugat lagi. Terkadang ada proses gugat menggugat, gugat balik dalam satu perkara menghabiskan waktu dan uang tak terkira, sampai nilai harta atau apapun yang diperkarakan tak cukup lagi membiayai perkara tersebut. Berdamai itulah sesungguhnya solusi sejati. Kompromi, itulah awal dari solusi.

Sebelum sidang perkara dimulai, nanti ada proses mediasi. Disitu diuji, apakah para pihak bisa berkompromi atau tetap berkonfrontasi. Jika mau kompromi, maka damai akan tercapai. Damai itulah solusi guna menghindari kelanjutan konfrontasi. Harapan kita, Partai Demokrat bisa berdamai, karena damai itu indah. Semoga.

Salam hangat.

Aldentua Siringoringo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun