Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sibolangit, Lokasi Jatuh dan Terbakarnya Pesawat GA 152 (1997) dan KLB Demokrat (2021)

6 Maret 2021   10:01 Diperbarui: 6 Maret 2021   10:16 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sibolangit, Lokasi Jatuh Dan Terbakarnya Pesawat GA 152 (1997) dan KLB Demokrat (2021).

Tulisan ini terinspirasi dari komentar  Kompasioner Mas Bayu Samudra yang memberi komentar atas tulisan kami berjudul Sibolangit, Dari Jambore Pramuka 1977 hingga KLB Demokrat 2021. Komentar Kompasioner Bayu Samudra mengatakan, "Sibolangit jadi teringat kecelakaan Pesawat Garuda Indonesia," demikian komentarnya. Terima kasih Mas Bayu Samudra.

Pada tanggal 26 September 1997 Pesawat Airbus A-300 B4 Garuda Indonesia GA 152 jatuh di Buah Nabar Kecamatan Sibolangit. Setelah jatuh pesawat terbakar. Sebanyak 222 penumpang dan 12 kru pesawat, total 234 semua meninggal. Hampir seluruh mayatnya tidak utuh,  tercabik-cabik.

Peristiwa jatuh dan terbakarnya pesawat Garuda GA 152 tersebut sangat memilukan. Ada 17 penumpang warga negara asing dari AS, Kanada, Inggeris, Jerman, Malaysia dan Jepang. Setiap kecelakaan dan jatuhnya pesawat selalu membawa duka bagi keluarga yang ditinggalkan.

Menurut penelitian berdasarkan rekaman kotak hitam, pesawat tidak akan jatuh jika pilot mematuhi perintah dari menara. Menara memerintahkan turunkan pesawat dan putar ke kiri, tetapi pilot memutar ke kanan dan akhirnya menabrak gunung. Ketika itu memang penuh kabut. Itulah peristiwa jatuh dan terbakarnya pesawat Garuda GA 152 tahun 1997.

Tahun 2021 di Sibolangit Partai Demokrat jatuh dan terbakar. Kabut politik menyelimuti partai Demokrat seperti pesawat yang dipenuhi kabut. Berbagai spekulasi dan tudingan telah diarahkan ke Moeldoko. Jumpa pers Ketum AHY 1 Pebruari 2021 serta suratnya ke Presiden Jokowi bagaikan sebuah komunikasi dengan kabut tebal politik. Apakah ini juga kesalahan dari Pilot Partai Demokrat AHY? Atau kesalahan Pilot Bayangan SBY?

Pandangan dan nalar AHY dan SBY memang terhalang kabut politik tersebut. SBY bahkan semakin kuat menuduh dan menuding Moeldoko. SBY menyatakan Jokowi tidak terlibat. Kabut tak kunjung hilang. Bahkan semakin tebal kabut tersebut.

Tiba-tiba pesawat Partai Demokrat ini jatuh di Sibolangit. Di sebuah hotel, KLB Partai Demokrat 2021 terjadi. Ketum yang baru Jend Purn Moeldoko terpilih tanpa kehadirannya di arena KLB. Unik bukan? Biasanya siapapun yang mau dipilih Ketum sudah harus berada di arena kongres jauh hari sebelumnaya untuk lobby dan pendekatan kepada peserta kongres. Ini terbalik. Pernyataan kesediaan hanya melalui telepon.

Anehnya lagi, biasanya Calon Ketua Umumlah yang ditanyakan peserta melalui pimpinan sidang. KLB Sibolangit, terbalik lagi. Calon Ketum bertanya kepada peserta dengan tiga pertanyaan. Apakah KLB sudah sesuai dengan AD/ART, apakah mereka setia dan mau berkorban untuk merah putih. KLB ini memang unik dan terbalik dengan logika politik yang umum.

Suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, KLB Sibolangit 2021 ini telah menjatuhkan Partai Demokrat. Bukan hanya jatuh, tetapi juga terbakar. Kini konflik terbuka dan adu kuat antara AHY dan Moeldoko baru saja dimulai. AHY boleh menganggap Moeldoko hasil KLB yang illegal dan konstitusional. Boleh juga menganggap bahwa dialah Ketum PD yang sah dan legitimate. Boleh juga menyebut Moeldoko sebagai Ketum abal-abal. Namun masalah dan pertarungan politik riil  baru dimulai.

Apakah hasil KLB Sibolangit 2021 ini akan disahkan oleh Kemenkumham? AHY dan SBY boleh merengek-rengek agar Menkumham dan Jokowi jangan mengesahkan DPP versi KLB Sibolangit ini. Namun kalau DPP versi Moeldoko ini disahkan, bagaimana? SBY mau demo dan unjuk rasa di Istana? Wow keren itu. Pertama kali mantan presiden demo di depan istana. Banyak yang demo di depan istana, tak pernah digubris presiden, termasuk SBY ketika presiden selama sepuluh tahun. Tak pernah perduli dengan pendemo di depan istana.

Apakah nasib Partai Demokrat akan sama dengan pesawat Garuda GA 152 yang memakan korban 234 penumpang tewas? Bagaimana dampak KLB Sibolangit 2021 terhadap nasib Partai Demokrat 2024? Apakah partai ini bisa selamat dari kemelut dan konflik dualisme kepemimpinan ini? Bagaimana jika dualisme kepemimpinan dipelihara sampai dengan tahun 2024, bagaimana nasib Partai Demokrat? Jatuh dan terbakar?

Jika  Moeldoko yang  akan memenangkan pertarungan ini, maka KLB Sibolangit dicatat sebagai arena yang menjatuhkan dan membakar Dominasi Kerajaan Cikeas atas Partai Demokrat. Tamat riwayatnya. Apakah kesetiaan dan loyalitas DPD dan DPC akan bertahan lama kepada SBY dan AHY, jika Moeldoko diakui dan disahkan oleh Kemenkumham? Apakah tidak akan terjadi pragmatisme politik memihak kepada pemenang dan siapa yang lebih kuat?

SBY (bukan AHY)  dan Moeldoko akan memainkan catur politik dan adu kuat. Siapa yang akan keluar menjadi pemenang? Ataukah Partai Demokrat benar-benar jatuh dan terbakar? Atau hanya Kerajaan Cikeas di Partai Demokrat yang jatuh dan terbakar?  Kita lihat dan saksikan dalam episode drama politik berikutnya. Selamat menonton.

Salam hangat.

Aldentua Siringoringo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun