Geng Moge di Bogor. Mereka melanggar peraturan ganjil-genap di Bogor. Mereka menabrak aturan ganjil genap. Walikota Bogor geram. Meminta Polresta Bogor menindak geng Moge tersebut. Mereka minta maaf.
Baru-baru ini geng Moge ini memasuki area Ring-1 Istana. Karena ditendang Paspampres yang bertugas menjaga Kawasan Ring-1 Istana yang menjadi steril area, diviralkan oleh geng Moge. Bayangkan saja perilaku ini. Sudah salah memasuki area terlarang keamanan, ditindak, malah Paspampres dilawan dengan memviralkan kejadian tersebut.
Perlakuan tidak sopan ini sudah mengarah kepada kejahatan dan pelanggaran hukum.
Kelompok Demo Ujaran Kebencian.
Ketika Pilkada DKI Jakarta 2017, lihatlah bagaimana demo berjilid-jilid, pidato-pidato yang isinya penuh ujaran kebencian dan kata-kata kotor yang tidak layak diungkapkan di depan umum. Anak kecilpun tidak layak mengucapkan itu, namun ironisnya yang mengucapkan itu para pemimpin agama yang memiliki status ulama dan pemimpin agama. Bahkan katanya, imam besar.
Masih belum puas? Ya Merasa sukses di Pilkada DKI Jakarta 2017, mereka bergerak lagi mulai 2018 dengan tema Ganti Presiden. Segala cacian dan makian, tuduhan kepada presiden Jokowi dilontarkan untuk mengganti Presiden. Bahkan mereka melaporkan setiap yang melawan Gerakan ini. Seperti mereka saja pemilik negeri ini. Layakkah kelompok seperti ini Paling Tidak sopan?
Kelompok Pemakzulan predikat penyelamat.
Baru-baru ini terungkap di persidangan para pentolan KAMI bahwa ada rencana pemakzulan atau menurunkan Presiden Jokowi dengan demo yang dirancang sedemikian rupa dan membentuk tim kecil untuk menemui Presiden untuk menyuruh mundur.
Skenario kudeta pemakzulan dengan predikat penyelamat bangsa? Fakta persidangan ini membuat kita merinding. Para elit bangsa yang tidak sabar menunggu Pilpres 2024 sudah merancang sedemikian rupa upaya pemakzulan presiden. Layakkah ini disebut kelompok paling tidak sopan di negeri ini?
Kelompok Pelapor Kerumunan Maumere NTT.
Ada lagi muncul kelompok yang melaporkan presiden ke Bareskrim. Kunjungan Presiden ke Maumere telah menimbulkan kerumunan. Mereka menyamakan kerumunan Maumere dengan kerumunan Petamburan. Jika kerumunan Petamburan berujung tindak pidana dan pelakunya di penjara, maka presiden di Maumere juga harus dipidana.