Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jepang di Bulan Februari, dari Mori, Hashimoto, Sakamoto hingga Naomi Osaka

20 Februari 2021   19:11 Diperbarui: 20 Februari 2021   19:19 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perdana Menteri Jepang mengangkat Tetsushi Sakamoto menjadi Menteri Kesepian. Sakamoto akan mengurusi kementerian yang mengatasi kesepian dan isolasi yang menjadi semakin umum di Jepang selama masa pandemi ini. Angka bunuh diri tinggi di Jepang.

Di antara kasus bunuh diri tersebut jumlah mayoritasnya adalah wanita dan kaum muda sebagaimana dilansir World of Buzz, Jumat 19/2/2021 (Kompas.com, 19 Pebruari 2021).

Peneliti berpendapat, banyaknya wanita yang bunuh diri selama pandemi ini dikarenakan wanita cenderung lebih banyak bekerja di sektor ritel dan jasa. Sehingga saat pandemi seperti ini, mereka kehilangan pekerjaan dan menjadi depresi.

Inipun bisa terjadi karena di Jepang. Kalau di Indonesia seperti ini terjadi? Mau ada yang bunuh diri karena PHK, atau ada yang kesepian dan stress, itu urusan pribadi. Bukan urusan negara. Urusan bunuh diri, isolasi dan PHK itu adalah ranah pribadi. Membayangkan ada Menteri Kesepian di Indonesia? Sulit. Membayangkan saja sudah sulit, apalagi menjadi kenyataan. Itu hanya ada di Jepang sono.

Naomi Osaka.

Petenis wanita Jepang yang satu ini baru saja memenangkan Grand Slam Australia Terbuka. Dia mengalahkan petenis Amerika Serikat Jennifer Brady langsung dua set, 6-4 dan 6-3. Dengan senyum kebanggaan dia menaiki podium mengambil pialanya.

Dalam sambutannya, dia memuji lawannya di final Jennifer Brady dan timnya. Bayangkan Naomi Osaka memuji lawan yang dikalahkannya di final. Bukan hanya petenisnya, juga tim lawannya. Sebelumnya juga Jennifer Brady memuji Naomi Osaka. Baru saja mereka bertarung mati-matian untuk saling mengalahkan, namun sesudah selesai, mereka saling memuji. Luar biasa.

Coba bayangkan kalau itu terjadi di Indonesia. Yang kalah Pilpres saja tidak mau mengakui kekalahannya. 

Bahkan mengumumkan dia yang menang. Menggugat lagi ke MK. Kalah di MK. Dilantik lawannya yang menang. Diajak masuk kabinet, mau juga. Alasannya rekonsiliasi. Itulah uniknya Indonesia.

Naomi Osaka dan Jennifer Brady tidak ada isitilah rekonsiliasi. Mereka habis bertanding, selesai urusan. Tidak ada dendam, tidak ada gugat menggugat sebagai pemenang. 

Terima hadiah, langsung saling memuji. Mungin karena Naomi Osaka adalah orang Jepang? Bisa juga. Semua kita   memilki nilai dan semangat bahwa yang kalah tidak harus diejek. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun