Mungkin ilustrasi ini sederhana sekali dan bisa saja dianggap kurang pas. Namun itulah gambaran yang mau kita sampaikan, jika kita selalu tertinggal, khususnya dalam bidang pendidikan kita. Kemajuan bangsa sangat tergantung kepada penguasaan ilmu dan teknologi yang sangat pesat perkembangannya.
Bagaimanakah kita mau memajukan bangsa dan mencerdaskan bangsa ini dengan kekurangan guru kita sekarang ini. Apakah perkembangan teknologi kecerdasan buatan bisa kita ikuti, jika masalah mendasar kekurangan guru belum bisa kita atasi. Kapan kebijakan penempatan dan pengadaan guru bisa sinkron antara pemerintah pusat dan daerah?
Tidak ada gunanya Pemerintah Pusat mengeluarkan peraturan dan kebijakan tentang guru di daerah, jika pemerintah daerah tidak menganggarkan untuk pengadaan guru. Masalah pendidikan kita ini diakibatkan penanganan guru di tingkat pusat dan daerah tidak lagi satu kebijakan di tangan Kemendikbud. Dengan alasan otonomi daerah kewenangan pengangkatan dan pengadaan guru itu sebagian besar ada di tangan pemerintah daerah. Kapan selesainya, jika demikian halnya?
Marilah kita bercermin, bagaimana wajah pendidikan kita sekarang ini. Bagaimana kebijakan untuk mengatasi kekurangan guru kita? Dan mungkin kita hanya penonton sajalah dulu dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang sangat pesat perkembangannya dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kecuali, kita melakukan lompatan jauh untuk mengatasinya. Akankah Mas Menteri bisa melakukan lompatan jauh itu? Mari kita tunggu. Semoga.
Salam hangat.
Aldentua Siringoringo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H