Achmad Albar dan sahabatnya Ucok Harahap dalam Duo Kribo merilis lagu Panggung Sandiwara pada tahun 1973, liriknya seperti ini.
Dunia ini panggung sandiwara, Ceritanya mudah berubah.
Kisah Mahabrata atau tragedi dari Yunani.
Setiap kita dapat satu peranan yang harus kita mainkan.
Ada peran wajar dan ada peran berpura-pura. Mengapa kita bersandiwara 2x
Peran yang kocak bikin kita terbahak-bahak. Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang.....
Demikian lagu Panggung Sandiwara Duo Kribo tersebut. Mungkin generasi baby boomer masih ingat lagu tersebut.
Kenapa lagu ini harus penulis kutip dan sampaikan dalam tulisan ini? Karena Panggung politik kita terakhir ini seakan menjadi panggung sandiwara. Ada peran wajar dan ada peran berpura-pura.
 Apa saja itu?
Gubernur DKI Jakarta menjadi pemeran yang kocak membuat kita terbahak-bahak. Dengan gaya khas memelintir kata-kata, dengan enteng beliau mempertanyakan tuduhan terhadap Jakarta sebagai kota yang macet. Siapa bilang kota Jakarta macet? Jakarta sepi dan tidak macet. Coba jalan ke Jakarta jam 02.00 pagi, katanya seakan seperti pelawak Srimulat yang mengocok perut.
Siapa yang tidak terbahak-bahak dengan peran kocak tersbut. Anies betul, Jakarta tidak macet jam 02.00 pagi. Tapi pagi sampai malam? Bayangkan saja seorang gubernur yang memimpin kota macet dengan kocak mengatakan kotanya tidak macet, tetapi jam 02.00 pagi. Ketika penduduk Jakarta sedang tidur mengorok dan tidur lelap.