Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untuk Sukses, Start Now

3 Februari 2021   01:00 Diperbarui: 3 Februari 2021   01:15 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Catatan Pengantar:

Tulisan ini adalah karya dari seorang peserta Latihan Penulis Writing Is Fun (WIF) yang kami sebutkan dalam tulisan Sang Pembelajar, Belajar dan Mengajar Senin, 1 Pebruari 2021. Aldentua Siringoringo.

Untuk Sukses: Start Now

Selasa, 2 Februari 2021

Oleh: Senada Siallagan.

 

Gagasan Cinta Diri

Things that shine: diamonds, sun, glitter and you (Ayunda: 2018, 137). Hal-hal yang bersinar yakni berlian, matahari, kilau, dan dirimu; sebuah pernyataan sederhana namun sangat bermakna. Diri sendiri adalah sesuatu yang begitu berharga yang harus dicintai. Cinta yang benar pada diri sendiri bukanlah sesuatu yang egois. 

Orang egois tidak mampu mencintai orang lain, tetapi mereka juga tak mampu untuk mencintai diri mereka sendiri (Fromm: 2018, 88). Anda harus mencintai diri sendiri sebagaimana Anda mencintai sesama manusia. Anda bukan saja berhak untuk mencintai diri sendiri; Anda justru harus melakukannya. Sebab, Anda hanya dapat mencintai orang lain sejauh Anda dapat mencintai diri sendiri (Osborne: 2001, 205).

Mari kita rangkum gagasan cinta diri ini dengan mengutip Meister Eckhart: "Jika Anda mencintai dirimu, Anda akan mencintai orang lain seperti Anda mencintai dirimu sendiri. Selama Anda mencintai orang lain kurang dari dirimu sendiri, tetapi jika Anda mencintai semua orang sama, termasuk dirimu, Anda akan mencintai mereka sebagai satu sosok dan sosok itu adalah Tuhan dan manusia (Fromm: 2018, 90). Dengan demikian, dia adalah orang yang hebat dan bijak yang mencintai dirinya dan mencintai sesamanya dengan setara.

Sokrates dan Rahasia Sukses

Sesuatu yang bersinar, ditandai dengan adanya kesuksesan didalam diri. Agaknya elok untuk menelisik pengalaman Sokrates dengan seorang anak muda berkenaan dengan rahasia sukses. Pada suatu hari, seorang anak muda datang kepada Sokrates dan bertanya padanya, apakah rahasia untuk sukses? Sokrates pun mengatakan pada sang anak muda, bahwa bila ia ingin mengetahui rahasia sukses, ia harus datang menemuinya esok paginya di dekat sungai. 

Esok paginya, si anak muda pun datang menemuinya di dekat sungai itu, dan menemui Sokrates yang sudah menunggunya. Sokrates mengajak si anak muda berjalan ke dalam sungai, dan setelah air sungai mencapai dadanya, tiba-tiba dengan gerakan secepat kilat, Sokrates menekan dan menenggelamkan kepala anak itu ke dalam air. Anak itu pun berontak untuk membebaskan diri, tetapi tekanan Sokrates terlalu kuat. Anak itu terus saja menggelepar-gelepar sementara kepalanya di tekan ke dalam air oleh Sokrates.

Setelah beberapa saat, Sokrates melepaskan kepala anak muda itu. Ia dengan segera mengangkat kepalanya dan megap-megap menarik napas panjang dan dalam. "Apa tadi yang sangat kamu inginkan saat kepalamu ada di dalam air?" tanya Sokrates. "Udara", jawab si anak muda tegas. Maka Socrates pun mengatakan, "Nah, kalau kamu bisa menginginkan sukses dengan keinginan dan gairah yang sama dengan kamu tadi menginginkan udara, maka kamu pasti akan sukses. Sesungguhnya, tidak ada rahasia lain. (Dahlan: 2009, 21).

 Gairah sekuat inilah yang akan membebaskan diri kita dari zona nyaman, dan pada saat yang sama memastikan kesuksesan datang kepada kita. Pasanglah gairah sekuat baja pada impian kita untuk sukses, maka kita pasti akan mencapainya. Biarkan gairah dan ambisi kita membimbing kita keluar dari zona nyaman kita.

 

Untuk Sukses: Start Now

Ketika kita sudah mencintai diri sendiri dan merasa berharga, tentunya ada doa dan harapan untuk sukses yang harus dimulai dari sekarang. Untuk dapat survive dan meraih keberhasilan dalam hidup, manusia perlu mengembangkan kompetensi. Lebih dari sekadar mengembangkan keterampilan, kompetensi mencakup keberhasilan mengatasi berbagai tantangan, sukses dalam berinteraksi dengan lingkungan, mampu menyusun berbagai tujuan, dan memandang diri sendiri sebagai orang yang cakap (mampu melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain). 

Berikut beberapa hal yang berhubungan dengan perkembangan kompetensi untuk meraih sukses, yakni sense of control, kebutuhan berprestasi dan penguasaan, serta self esteem yang tentunya dimulai dari sekarang. Untuk dapat mengembangkan kompetensi, setiap orang perlu memiliki ketiga hal tersebut.

  • Sense of control

Sense of control adalah keyakinan seseorang bahwa dirinya sendirilah yang  mengendalikan hidupnya atau berbagai peristiwa yang ia alami (bukan ditentukan oleh nasib/takdir atau orang  lain yang  berkuasa). 

Orang yang merasa memiliki sense of control merasa bahwa apa yang akan terjadi dalam hidupnya dapat diprediksi. Hal ini merupakan pemenuhan atas kebutuhan survival. Hasil penelitian membuktikan bahwa sense of control ini merupakan kognisi dasar untuk mengalami optimisme dan harapan. Dengan adanya harapan dan optimisme, seseorang akan merasa mampu untuk terus  mengembangkan kompetensi.

  • Kebutuhan untuk prestasi dan penguasaan

Adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan dan keterampilan tertinggi ini merupakan dasar yang penting untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan kita untuk sukses dalam berinteraksi dengan lingkungan dan meraih apa  yang  diharapkan dalam hidup. Contohnya, untuk dapat diterima oleh lingkungan sosial atau untuk bekerja dalam situasi tertentu kita perlu memiliki dasar keterampilan sosial dan pengetahuan. Tanpa kompetensi sosial, kita akan tersingkir dan tidak mampu mencapai tujuan.

  • Self esteem

Di dalam psikologi, self esteem sering diterjemahkan sebagai harga diri dan didefinisikan sebagai "penilaian seseorang terhadap diri sendiri, baik positif maupun negatif". Mereka yang mempunyai keyakinan akan berbagai kemampuan yang dimiliki dan merasa dirinya bernilai adalah orang yang harga dirinya positif. 

Sebaliknya, mereka yang harga dirinya negatif akan merasa lemah dan tidak berdaya. Harga diri positif, cenderung membuat individu lebih bersemangat, menetapkan berbagai tujuan (tantangan) yang lebih sulit untuk diri sendiri, dan mengembangkan apresiasi untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain. 

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa harga diri merupakan pusat dari perkembangan kompetensi. Tanpa hal ini, seseorang akan merasa gagal untuk merealisasi potensinya (Widyarini: 2009, 5-6). Tentunya, dalam proses mengembangkan berbagai kompetensi di dalam diri sendiri ini, akan berlangsung seumur hidup dan tetap dalam proses senantiasa belajar untuk meraih kesuksesan yang dimulai dari sekarang.

 

Memelihara Motivasi

Bagaimana seseorang agar dapat mengembangkan tujuan dalam hidup, dapat disimpulkan berdasarkan uraian mengenai pentingnya kompetensi dan hal-hal yang mendasari pengembangan kompetensi yang telah diuraikan di atas. Kompetensi merupakan jawaban atas kebutuhan survival manusia. Dengan kompetensi, kita juga akan meraih kesuksesan dalam hidup, serta mendorong kita untuk terus mengembangkan berbagai tujuan. 

Singkat kata, pengembangan kompetensi membuat kita survive, mampu meraih sukses, dan tetap bermotivasi. Apabila terdapat masalah sehubungan dengan tiga aspek yang menjadi dasar pengembangan kompetensi di atas (sense of control, kebutuhan berprestasi dan penguasaan, serta self esteem), kemungkinan disebabkan kegagalan yang beruntun. 

Untuk membuat Anda menjadi orang-orang yang mampu memotivasi diri ketika keadaan yang dihadapi semakin sulit, ada beberapa kebiasaan yang perlu Anda tanamkan yakni sebagai berikut.

  • Pahami bahasa kalbu Anda

Orang yang optimis selalu mengucapkan kata-kata penuh energi positif, mengandung semangat juang yang tinggi, dibandingkan dengan orang-orang yang cenderung pesimistis. 

Orang-orang optimis menggunakan kalimat-kalimat yang penuh kuasa untuk mendorong diri mereka sendiri ketika berhadapan dengan kesulitan. Pernyataan diri atau bahasa diri ini akan menjadi sumber kekuatan baru dalam jiwa orang-orang yang optimis, kata-kata ini seperti bensin yang menyalakan kobaran api sehingga menghasilkan kekuatan besar untuk mendobrak segala hambatan yang sedang mereka hadapi.

  • Lepaskan kacamata kuda Anda
  • Lihatlah dengan wawasan yang lebih luas, setiap masalah selalu menyimpan pemecahan. Anda dituntut untuk meluaskan perspektif berpikir Anda, jangan terpaku hanya melihat pada satu sudut dimensi, Jadilah orang kreatif yang melihat suatu masalah sebagai sebuah tantangan, sumber inovasi dan sumber inspirasi.
  • Empati

Orang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi adalah orang yang mampu meletakkan dirinya di telapak sepatu orang lain dalam memahami orang tersebut. Artinya adalah Anda berusaha memahami seseorang dari perspektif, perasaan dan pemikiran orang tersebut. 

Anda mampu mengerti perasaan apa yang sedang terjadi saat orang lain mengalami kebahagiaan atau kesedihan. Anda tidak akan cepat membandingkan dan mengukur orang lain berdasarkan pemikiran Anda sendiri. Anda tidak menggambarkan perasaan orang lain berdasarkan pengalaman Anda sendiri.

  • Keterampilan sosial

Kemampuan untuk berhubungan secara baik dengan orang lain merupakan salah satu komponen dari orang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi. 

Hal ini menuntut Anda untuk mengembangkan keterampilan sosial termasuk di dalamnya bagaimana mendengarkan dengan empatik, bagaimana cara berkomunikasi dengan hangat. Dengan mengembangkan keterampilan sosial yang efektif maka Anda akan menciptakan hubungan relasi sosial yang baik, penuh pengertian, saling menghormati dan saling menguntungkan (Safaria dan Rahardi: ttp., 103-105, 107.)

Ketika kita sudah meraih kesuksesan, terkadang kita melupakan motivasi kita. Dalam surat Rasul Paulus mengingatkan kepada Timotius yang disebut sebagai anaknya yang kekasih: "Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. 

Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu" (1Tim. 4:12). Nasihat ini senantiasa berlaku kepada kawula muda di sepanjang zaman untuk memanfaatkan masa mudanya (Simanjuntak: 2020, 70) sehingga mempunyai arti di hadapan Tuhan dan mendapatkan kesuksesan dalam hidup dengan proses panjang.

Untuk itu, sejak sekarang tetap pelihara motivasi tersebut agar semangat dan kemampuan survive tetap terjaga di dalam diri sendiri yang senantiasa memberikan sinar. Meraih kesuksesan sejak muda? Harus dong! Inikan zaman kita. Untuk sukses: start now!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun