Sang Pembelajar, Belajar dan Mengajar.
  "Cara belajar yang cepat adalah dengan mengajar," kata Dr Julinda Siregar, seorang ahli pendidikan dan dosen di berbagai perguruan tinggi pendidikan keguruan di Jakarta.
Hal ini disampaikannya dalam acara Peluncuran Buku "Semangat Pagi Indoesia, Dialog Sang Kakek dan Sang Cucu," Â Penulis Aldentua Siringoringo terbitan BPK Gunung Mulia Jakarta pada tanggal 6 November 2020 yang lalu yang disiarkan Live di YouTube Sang Kakek Network Channel. Beliau menjadi salah satu pembicara dalam peluncuran buku tersebut.
Terinspirasi dari hal tersebut, penulis sebagai seorang pembelajar dan yang masih terus belajar menulis  mencoba menerapkan hal tersebut. Dan kebetulan, beberapa saat sesudah itu, seorang mahasiswa yang baru saja di wisuda menghubungi lewat WA, ingin tulisannya dimasukkan dalam sebuah majalah di Jakarta. Saya merekomendasikan dan beberapa hari tulisannya dimuat di majalah tersebut bersi Online.
Lalu diskusi kami berlanjut dengan mahasiswa tersebut. Dia menyampaikan ingin dibimbing menulis lebih terarah. Wah, bagaimana penulis yang merasa sebagai pembelajar dan sedang belajar menulis juga mau mengajar. Tetapi kembali terngiang ucapan ahli pendidikan seperti dikutip diatas. Kami merancang sebuah grup WA dengan catatan dia harus mengajak teman-temannya yang mau belajar menulis sebanyak 10-12 orang.
Dengan semangat yang luar biasa, dia mengumpulkan teman-temannya menjadi sebuah grup WA yang menjadi ajang belajar dan berbagi tentang kepenulisan. Penulis meminta mereka untuk mulai menulis dan mengirimkannya kepada saya. Yang sudah mengirim tulisan akan diberikan hadiah buku sesuai yang mereka inginkan.
Wow, ada tiga orang yang mengirimkan tulisannya. Dan saya mengirimkan buku hadiah yang mereka inginkan ditambah buku Pencerahan Tanpa Kegerahan dan Semangat Pagi Indonesia.
Eh, dampak dari hadiah buku tersebut, grup WA ini yang semula anggotanya baru enam orang, karena cerita grup dan hadiah buku dimuat di story Instagram, para sahabat dari mereka ingin ikut dalam grup tersebut. Bertambahlah anggotanya menjadi 13 orang. Mereka menamakan grup WA nya Writing is Fun (WIF).
Semua mereka menginginkan menjadi penulis, tetapi tidak tahu harus bagaimana memulai dan belajarnya dimana. Lalu kami rancanglah pelatihan menulis.
Program pertama adalah 7 hari menulis. Setiap hari penulis memberikan topik yang harus mereka tulis dan harus mengirimkan ke grup WA sebelum jam 22.00 WIB. Siapa yang tercepat mengirim setiap hari mendapat satu nilai. Nilai tertinggi akan mendapat hadiah sebuah buku. Dan siapa yang konsisten menulis selama 7 hari akan mendapat hadiah sebuah buku.
Setelah program menulis 7 hari, kami mengadakan zoom pada hari Sabtu, 30 Januari 2021 yang lalu. Itulah pertemuan dan perkenalan pertama kami anggota grup WA WIF tersebut. Sebelumnya penulis juga belum mengenal mereka. Lalu masing-masing diminta memperkenalkan diri dan bagaimana kisa masuknya ke grup WIF dan bagaimana kesan mengikuti program latihan 7 hari menulis.
Nah, ini yang seru dan kocak juga. Ada yang berkisah bagaimana keinginan yang kuat ingin menulis, tetapi topik yang diberikan kurang diminatinya. Peserta yang masih mahasiswa masih mengikuti kuliah Online, jadi sampai sore, mengalami kesulitan. Ada yang seharian HP mati, sampai jam 21.57 baru bisa hidup HP, baru bisa mengirim tulisannya. Ada yang belajar kepada temannya yang kulisah di jurusan Sastera, maka dia dibimbing dan tulisannya menjadi beda.
Kisah-kisah para Penulis WIF ini menjadi ceritera yang menarik didengar. Zoom kami yang semula direncanakan selama 90 menit, molor dua puluh menit. Namun sangat menggembirakan dan benar-benar menjadi fun.
Lalu kami sepakat atas usulan mereka, bahwa program akan dilanjutkan dengan menulis setiap hari Senin-Sabtu selama bulan Pebruari sebagai tindak lanjut dari 7 hari menulis. Program itu dimulai hari ini, 1 Pebruari 2021. Saya juga ikut dengan menulis tiap hari di Kompasiana.
Penulis menjanjikan akan memilih tulisan mereka untuk dimuat di akun penulis di Kompasiana, sampai nanti tiba waktunya mereka akan membuka akun sendiri di Kompasiana dan menjadi Kompasianer baru yang ikuit menyemarakkan blog ini.
Dalam proses program pelatihan penulis WIF grup tersebut, terasa sekali pernyataan Dr Julinda Siregar yang disebutkan di awal tulisan ini. Penulis banyak belajar dari kesaksian mereka dan pengalaman mereka mengikuti program tersebut. Belajar dari keinginan mereka ingin menjadi penulis. Juga bagaimana mereka mengatasi pembagian waktu dengan kesibukannya, bagaimana mereka mencari jalan untuk bisa mengirimkan tulisan di tengah kendala teknis HP yang mati.
Sangat indah untuk dinikmati, betapa luar biasanya dampak dari berbagi, belajar dan mengajar bagi seorang pembelajar seperti penulis ini. Ternyata dalam proses mengajar tersebut, kita bisa sambil belajar.
Mengajar untuk belajar, belajar mengajar oleh seorang pembelajar.
Sesuai kesepakatan dengan para Penulis WIF ini, mungkin di bulan ini saya akan memilih tulisan mereka dimuat di akun kami ini. Akun ini akan disi dan diwarnai oleh penulis pemula yang sedang latihan. Semoga kelak, mereka akan menjadi Kompasianer dan penulis hebat di masa depan.
Itulah doa dan harapan dari seorang pembelajar yang sedang belajar dengan mencoba mengajar.
Salam hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H