Foto sebuah mobil menyeret seorang wanita menjadi viral. Eh, ternyata seorang pejabat, Wakil Ketua DPRD Sulawesi Utara yang mengemudikan mobil tersebut. Dan yang diseret itu adalah isterinya. Masalah keluarga, tetapi kadung menjadi viral di media.
Ketika ditanya wartawan, semula sang pejabat membantah bahwa yang mengemudikan mobil itu bukan dirinya. Kemudian setelah viral, dia meminta maaf kepada keluarga isterinya, keluarga besar masyarakat Sulawesi Utara dan kepada seluruh masyarakat.
Kemudian DPD Golkar Sulawesi Utara memberhentikan sang pejabat dari jabatanya sebagai Ketua Harian DPD Golkar Sulawesi Utara. Jabatannya terseret. Sang pejabat menyesalkan pencopotan tersebut. Sang Pejabat mempersoalkannya. Menurutnya, masalah organisasi dan pribadi harus dibedakan. Dia tidak melakukan kejahatan besar atau korupsi. Ini hanya masalah pribadi dan keluarganya.
Satu sisi, apa yang dikemukakan sang pejabat tersebut benar bahwa masalah ini adalah masalah pribadi, masalah keluarga. Tetapi ketika ini terungkap ke luar dan menjadi viral di media, maka pertanyaannya adalah, apakah ini masih menjadi masalah pribadi atau keluarga saja? Tentu saja tidak lagi.
Masalah keluarga seharusnyalah menjadi masalah pribadi. Itulah sebabnya, para orang tua pada hari perkawinan anaknya selalu memberikan nasehat kepada anaknya yang baru membentuk mahligai rumah tangga tersebt. "Jangan pernah bertengkar sampai dinding mendengar." Artinya selesaikan masalah keluarga di kamar yang tersembunyi, jangan sampai dinding tetangga mendengar. Masalah kehidupan keluarga adalah rahasia keluarga itu sendiri.
Lalu, ketika masalah keluarga itu terdengar dinding, dan bahkan terjadi di arena publik yang tidak mempunyai dinding, apa kata dunia? Sebab masalahnya menjadi tontonan dunia dan viral lagi. Sempat berkilah, namun tidak terbantahkan, akhirnya minta maaf.
Nasi telah menjadi bubur. Beribu dan bahkan berjuta kali minta maaf, tidak ada gunanya lagi, karena dunia sudah mengetahuinya. Dunia tanpa dinding, tanpa batas, dan seakan siapapun yang membaca beritanya bisa tahu.
Apakah masalah keluarga ini masih menjadi masalah pribadi? Tentu saja tidak hanya masalah pribadi lagi, tetapi sudah menjadi masalah masyarakat dan umum. Masalah keluarga yang seharusnya menjadi masalah pribadi sudah berubah menjadi masalah masyarakat dan umum. Bahkan ada media yang menggambarkan ini adalah masalah perkawinan tahun ini.
Apalagi yang bermasalah ini menjabat jabatan publik. Anggota DPRD Propinsi Sulawesi Selatan. Ketua Harian DPD Golkar Sulawesi Utara. Dan terakhir sebagai Wakil Ketua DPRD Sulawesi Utara. Tercakup disini tanggung jawab terhadap publik, karena beliau memiliki jabatan publik yang harus dipertanggung jawabkan kepada publik.
Dulu, ketika ada keluarga kita yang anggota militer, sebelum kawin, calon isterinya harus dibawa kepada atasannya. Ketika itu terjadi, banyak keluarga menganggap berlebihan. Untuk apa urusan calon isteri dan keluarga harus diperkenalkan kepada atasan? Namun ketika seorang tentara tersebut menjadi pimpinan di sebuah korps militer tersebut, maka isterinya menjadi Pembina bagi para isteri bawahannya di korps tersebut. Itulah pentingnya pembinaan calon isteri prajurit.
Nah, kembali ke kasus sang pejabat Wakil Ketua DPRD Sulawesi Utara kita ini. Seharusnya masalah keluarga yang menjadi masalah pribadi ini  diselesaikan di rumah, bukan di jalan raya dan menyeret isteri dengan mobil. Apapun persoalan bisa diselesaikan. Kalau tidak bisa lagi diselesaikan dengan baik di rumah, ya diselesaikan di pengadilan dengan baik-baik juga.