Semangat Pagi Indonesia.
Sang Cucu mengantar kopi Sang Kakek ke teras rumah. Sang Kakek sedang membaca Koran.
  "Selamat pagi Kakek," sapa Sang Cucu.
  "Selamat pagi juga," jawab Sang Kakek.
  "Lagi membaca berita apa nih?" tanya Sang Cucu sambil meletakkan kopi Sang Kakek.
  "Ini tentang bencana jatuhnya pesawat. Pencarian rekaman kokpitnya masih terus berjalan dan korban juga belum semua ditemukan," jawab Sang Kakek.
  "Katanya teknologi pesawat terbang sekarang ini sudah canggih, kenapa masih bisa jatuh kek?" tanya Sang Cucu.
  "Segala yang berada di atas, bisa jatuh ke bawah. Karena pesawat terbang di atas angkasa, maka bisa saja jatuh ke bawah," jawab Sang Kakek sekenanya.
  "Siapapun tahu itu kek. Itu kan hukum gravitasi. Kalau kita baca perkembangan teknologi pesawat terbang, katanya sudah dilengkapi dengan peralatan canggih dan aman terbang, kok masih bisa jatuh, itu pertanyaannya," kata Sang Cucu gemas.
  "Apapun teknologi, selama teknologi itu masih buatan manusia, maka itu bisa salah. Karena buatan manusia tidak ada yang sempurna," kata Sang Kakek.
  "Jadi harus siapa yang membuat baru bisa sempurna dan tidak jatuh?" tanya Sang Cucu.
  "Yang sempurna hanya Tuhan, makanya manusia harus tetap tunduk dan patuh kepada Tuhan. Jangan karena teknologi ciptaan manusia membuat lupa kepada Sang pencipta," kata Sang Kakek.
  "Jadi maksud kakek, manusia sudah lupa kepada Sang Pencipta, lalu muncul kesombongan dengan teknologi ciptaannya?" kata Sang Cucu.
  "Bisa jadi. Dulu ada namanya pesawat Challenger, pesawat ulang-alik ruang angkasa. Sebelum diluncurkan pembuat pesawat Challenger ini mengatakan bahwa inilah pesawat paling canggih teknologinya, aman  dan seakan sudah sempurna. Ketika diluncurkan, beberapa saat kemudian meledak di udara. Hancur lebur. Hangus terbakar. Mungkin Tuhan marah atas kesombongan manusia dengan teknologinya," jelas Sang Kakek.
  "Apakah pesawat yang baru jatuh ini juga karena kesombongan manusia dengan teknologi ciptaannya?" kata Sang Cucu.
  "Saya tidak tahu. Tapi terkadang sulit kita mengerti kenapa bencana pesawat jatuh ini selalu terjadi. Kita perlu merenung ulang. Kita harus banyak berdoa dan memohon perlindungan kepada Tuhan, agar selalu selamat dalam perjalanan di darat, laut maupun udara," kata Sang Kakek.
  "Atau mungkin seperti penyanyi Ebiet G Ade dulu kek. Liriknya , ...Mengapa selalu terjadi bencana? Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita..." kata Sang Cucu.
  "Bisa juga. Itulah mungkin rahasia Tuhan. Makanya setiap bencana, kita harus berani mengevaluasi diri. Pesawat jatuh, harus dicek ulang semua. Apakah kesalahan manusia atau kesalahan teknis. Apakah pesawat masih laik terbang? Apakah pilot dan copilot layak terbang? Seberapa rutin pemeriksaan mesin dan badan pesawat. Pemeriksaan kesehatan para pilotnya juga.  Itu harus dievaluasi," kata Sang Kakek.
  "Betul itu kek. Perawatan pesawat juga harus diperhatikan. Jangan karena alasan efisiensi, perbaikan dan perawatan menjadi kurang. Ini menyangkut keselamatan penumpang dan juga crew pesawatnya," kata Sang Cucu.
  "KNKT harus detail memeriksa penyebab kecelakaan pesawat ini. Kalau perusahaan penerbangan lalai atau kurang pengecekan pesawat, atau kalau ada kesalahan, maka jangan ditutup-tutupi. Harus transparan dan jujur untuk dijadikan evaluasi. Kalau ada yang salah, harus dihukum agar ada efek jera untuk perbaikan perusahaan penerbangan. Demi keselamatan orang yang menggunakan pesawat udara," kata Sang Kakek.
  "Setuju kek. KNKT harus melakukan penyelidikannya dengan seksama dan harus transparan. Semoga tidak ada lagi pesawat yang jatuh ya kek," kata Sang Cucu.
Sang Kakek merenung, kenapa ya, pesawat masih berjatuhan. Apakah pesawatnya yang tidak laik terbang? Apakah ada kesalahan manusia yang membawanya? Atau apa masalahnya ya? Semoga penyelidikan KNKT bisa mengungkap penyebab kecelakaannya, gumam Sang Kakek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H