Gugatan dan pengaduan Penggiat media Ssosial Denny Siregar ke Telkomsel sangat sakti. Dalam waktu singkat Menteri Kominfo memerintahkan agar provider segera mengusut kasus tersebut. Pihak Telkomsel segera bergerak dan bertindak. Ditemukan pelakunya dan motifnya. Bukan hacker, tapi hanyalah seorang pekerja outsourching di Surabaya. Cepat, tapi tidak akurat?
Sesederhana itukah kasus pembobolan data Denny Siregar? Sesederhana itukah motifnya? Karena pernah dibully pendukung Denny Siregar, lalu dilakukan pembobolan data Denny Siregar? Lalu memberikan data itu ke akun di luar negeri? Apa salah Denny Siregar kalau pendukungnya membully pelaku pembobolan ini?
Kok sama seperti Isteri Ketua Umum Partai Demokrat yang menyalahkan Jokowi karena dia dibully pendukung Jokowi, yang kebetulan Denny Siregar ini pula. Apakah para pendukung yang salah, maka yang didukungnya harus kita hukum? Serendah inikah alasan yang harus dikemukakan Telkomsel untuk menjawab gugatan dan pengaduan Denny Siregar?
Jika ini hanya berhenti sampai di pekerja outsourching ini, maka patut digugat juga kampanye dan iklan Telkomsel yang dengan angkuh mengagungkan keamanan data dengan sertifikasi internasional yang dimilikinya. Dan kita patut juga menggugat lembaga internasional pemberi sertifikat keamanan ke perusahaan Telkomsel.
Kasus pembobolan data Denny Siregar juga mungkin kita alami. Seringkali kita dihubungi oleh perusahaan yang menawarkan produk baik perbankan maupun asuransi dan berbagai perusahaan yang menggunakan tele marketing. Ketika kita tanya dari mana mereka memperoleh data telepon kita, maka mereka menjawabnya, dari sumber yang tidak bisa diinfokan.
Lho, kok data kita diperolehnya secara illegal, tidak bisa diinfokan, tetapi dia kurang ajar menggunakannya menghubungi kita menawarkan produknya. Langsung nyerocos lagi tanpa bertanya kita sedang rapat atau bisa diganggu. Langsung tancap gas dengan kata-kata yang teratur.
Terbukanya kasus pembobolan data Denny Siregar ini seakan membuka kotak Pandora penjualan data pribadi ke pasar gelap.
Pertanyaan kembali kepada kasus Denny Siregar. Apakah ini berhubungan dengan kasus pengaduan dari Ulama Tasikmalaya yang menuduh Denny Siregar menggunakan foto santrinya atas tulisan tentang teroris?
Ataukah ini akan disetting seolah tak berhubungan dan hanya menjadikan pekerja outsourching di Surabaya sebagai tumbalnya? Sementara pelaku sesungguhnya dengan maksud tertentunya hilang dengan tumbal tersebut.
Apakah kasus Denny ini ada kemiripan dengan kasus Novel Baswedan? Â Novel Baswedan tidak puas dengan persidangan dua orang yang dianggap sebagai penyiram air keras kepadanya. Dia menganggap bukan kedua terdakwa ini pelakunya.
Masih ada kotak Pandora yang belum terungkap. Siapa dan bagaimana serta kenapa penyiraman air keras ini dilakukan kepadanya. Apakah ada dendam pribadi sehingga ada upaya mencelakakan Novel Baswedan. Dimana jenderalnya yang berada di balik ini?