Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sang Rektor Ikut Demo, Lepas Baju dan Jabatannya

4 Juli 2020   08:40 Diperbarui: 4 Juli 2020   08:37 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semangat Pagi Indonesia.

Sang Rektor Ikut Demo, Lepas Baju dan Jabatannya.

"Ada berita apa kek pagi ini?" kata Sang Cucu ketika mengantar kopi Sang kakek.

"Ini ada berita unik. Seorang rektor di Solo  ikut demo, lepas baju dan lepas jabatannya. Mundur," kata Sang Kakek.

"Kok bisa rektor ikut demo? Biasanya rektor yang didemo mahasiswa," kata Sang Cucu.

"Awalnya begitu. Cuma masalah yang dituntut mahasiswa dan karyawan universitas itu ke rektor. Ternyata masalahnya bukan di rektorat, tapi di pengurus Yayasan. Pak rektornya ikut protes. Dia melepas bajunya dan jabatannya  di depan mahasiswa dan karyawan yang protes dan dia menyatakan mundur dari jabatannya," kata Sang Kakek.

"Kenapa dunia pendidikan kita heboh terus ya kek? PPDB di Jakarta dan berbagai daerah demo juga. Kapan pendidikan bisa menghasilkan alumni yang baik kalau ribut terus?" kata Sang Cucu.

"Memang zaman sekarang sudah berbeda. Dunia pendidikan sudah perlu berbenah. Masalah rektor dengan pengurus yayasan seperti ini juga sering membuat gaduh. Terkadang pengurus yayasan terlalu banyak mencampuri urusan yang seharusnya wewenang rektor. Jadinya amburadul," kata Sang Kakek.

"Apakah persoalannya sudah selesai dengan mundurnya rektor tersebut?" kata Sang Cucu.

"Tentu saja belum. Pihak yayasan mengatakan mundur itu hak rektor dan nanti masalah akan diselesaikan," kata Sang Kakek.

"Masalah utamanya apa sih kek?" tanya Sang Cucu.

"Tuntutan mahasiswa dan karyawan adalah tranparansi anggaran, membebaskan Yayasan dari KKN serta intervensi Yayasan terhadap unit kerja di bawah rektorat," kata Sang Kakek.

"Siapa saja yang mundur kek?" Tanya Sang Cucu.

"Rektor dan wakil rektor A dan Wakil rektor B, jadi mereka mundur paketanlah," kata Sang Kakek.

"Lalu bagaimana nasib mahasiswa dan universitasnya jika rektoratnya lumpuh dengan mundurnya para pimpinan rektorat itu?" kata Sang Cucu.

"Ini poin penting dan krusialnya. Yayasan dengan rektorat yang bermasalah, yang menjadi korban adalah mahasiswa.  Mereka sudah percaya ke universitas tersebut dan membayar segala kewajiban, tapi tidak bisa menikmati haknya karena ada masalah internal di yayasan dengan rektorat tersebut," kata Sang Kakek.

"Kalau konflik seperti ini berkepanjangan, bagaimana nasib mahasiswa yang sedang kuliah di Universitas tersebut?" tanya Sang Cucu.

"Di sini pentingnya peran Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah itu berperan. Mereka harus ikut menyelamatkan nasib mahasiswa yang terganggu akibat konflik di universitas tersebut. Mereka bisa dipiondahkan ke universitas lain sejenis," kata Sang Kakek.

"Mahasiswanya harus diselamatkan ya kek, kasihan mereka, masa depannya bagaimana? Kalau universitasnya ribut terus, nanti alumninya tidak diterima bekerja di perusahaan karena nama universitasnya sudah jelek. Siapa yang bertanggungjawab," kata Sang Cucu.

"Hal seperti itulah yang kurang diperhatikan para pengelola universitas yang berkonflik. Mereka tidak bisa melihat kepentingan yang lebih jauh dan lebih luas ke depan. Mereka hanya mementingkan egonya, tanpa memikirkan masa depan mahasiswa dan alumninya di tengah masyarakat dan peluang kerja alumninya," kata Sang Kakek.

"Mudah-mudahan tidak ada lagi universitas yang ribut dan konflik yang merugikan mahasiswa dan alumninya, ya kek." kata Sang Cucu.

"Ya semogalah," kata Sang Kakek.

Konflik Yayasan dengan rektorat, rektor lepas baju dan jabatannya, dan wakilnya ikut mundur. Korbannya adalah mahasiswa dan karyawan. Kenapa ya, kok dunia pendidikan kita menjadi ruwet begini, gumam Sang Kakek.

Terima kasih dan salam.

Aldentua Siringoringo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun