Semua delegasi bergembira dan makan dengan senang sekali. Ikan dan pecal. Dan rasa pecalnya terasa lebih nikmat. Mungkin karena berada di luar negeri, jauh dari negeri sendiri? Mungkin juga. Namun semua yang makan dengan lahap dan penuh keriangan dan keakraban menjadi penambah nikmat juga.
Para jemaat yang terdiri dari berbagai suku dari Indonesia. Yang kebetulan orang Batak juga ada. Maka jadilah bercengkerama dan bertutur sapa mencari hubungan kekerabatan. Pasti ketemu kekerabatannya dengan Dalihan Natolunya.
Kemi memberikan souvenir kaus delegasi. Dan ternyata mereka juga memberikan uang jajan kepada setiap anak delegasi berupa amplop untuk bisa makan-makan di Korea, kata ibu pendeta mewakili jemaat. Anak-anak senang karena diberikan uang jajan. Ya, namanya remaja dan pemuda yang masih sekolah dan mahasiswa, diberikan uang jajan, senangnya meluap-luap.
Kenangan yang baik. Ternyata, diamanapun orang Indonesia, semangat melayani dan menjamu tamu sebangsa dan setanah air itu tidak pernah padam. Kami senang sekali dijamu oleh orang Indonesia teman sebangsa di negeri orang.
Bukan hanya dijamu, tapi jamuannya juga makanan Indonesia, pecal yang jauh lebih nikmat rasanya di Seoul. Keramah-tamahan dalam penjamuan, rindu sebangsa dan setanah air, ternyata menyatu membuat jamuan dan pertemuan itu penuh sukacita. Rasa pecal jauh  lebih nikmat di Seoul.
Terima kasih ibu pendeta dan seluruh jemaat GPDI Hati Elok Seoul Korea Selatan. Â Salam untuk kalian semua.
Terima kasih dan salam.
Aldentua Siringoringo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H