Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Korea, Penghargaan Tertinggi Harus Diterima Pejabat Tertinggi

17 Juni 2020   14:56 Diperbarui: 17 Juni 2020   14:48 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di Korea, Penghargaan Tertinggi Harus Diterima Pejabat Tertinggi.

Catatan dan kenangan Delegasi Indonesia dalam acara ASEAN WEEK, Seoul, 14-16 Juni 2019 (Seri-3)

Delegasi Indonesia yang diwakili Komunitas Gondang Saurdot yang membawa Tortor dan Gondang Batak sebagai wujud terima kasih  menyediakan kenang-kenangan sebagai penghargaan kepada panitia dan KBRI.

Dalam adat Batak yang mewakili Indonesia, pemberian dan penghargaan tertinggi adalah memberikan Ulos. Kami sudah mempersiapkan ulos tersebut dengan bordir nama Komunitas Gondang Saurdot sebagai Delegasi Indonesia. Kami mempersiapkan ulos tersebut untuk Pejabat ASEAN KOREA Centre dan Dubes RI untuk Korea Selatan.

Setelah kedatangan kami di Seoul dan pada waktu briefing awal di kantor ASEAN Korea Centre, kami telah menginfokan ke panitia dan juga pendamping sekaligus penerjemah kami, seorang mahasiswa jurusan Indonesia di Seoul. Kami juga sudah memberitahu staf KBRI tentang ulos untuk pak Dubes RI di Seoul.

Jawaban dari panitia, tidak ada waktu untuk acara tersebut. Selama tiga hari acara telah disusun hari demi hari, jam demi jam, bahkan menit ke menit. Saya ditunjukkan jadwalnya. Super ketat. Latihanpun harus tepat waktu. Disiplin gaya Korea memang luar biasa. Dari KBRI belum ada berita.

Delegasi berembuk, lalu ada solusi yang kami tawarkan. Pertunjukan hari kedua adalah sama dengan konsep hari pertama, artinya ini pengulangan. Jadi durasi waktu penampilan selama dua puluh menit, bisa diambil di tengahnya untuk memberikan ulos tersebut.

Kami memberitahukan kepada panitia tentang konsep pemberian ulos. Pertunjukan tortor dan gondang jalan terus, sambil diselipkan penyerahan ulos kepada pejabat ASEAN Korea Centre. Disetujui dan ditentukanlah di menit ke berapa, sesuai  transisi tortor yang satu ke tortor yang lainnya. Akan diatur siapa yang menerima dan bagaimana caranya.

Kami tidak mengatakan siapa yang harus menerima. Namun kami sampaikan, pemberian ulos (selendang Batak) adalah pemberian dan penghargaan tertinggi dalam adat Batak, yang kebetulan Delegasi Indonesia diwakili dari budaya Batak.

Informasi ini ternyata dibahas panitia dan pejabat ASEAN Korea Centre. Hasil rapat tersebut disampaikan kepada kami. Sesuai tradisi Korea, pemberian dan penghargaan tertinggi harus diterima pejabat tertinggi. Karena ini dialamatkan ke pejabat ASEAN Korea Centre, maka yang menerima adalah Sekretaris Jenderalnya.

Ketika kami memasuki panggung dan sudah mulai pertunjukan, Bapak Sekjen  belum datang. Jarak antara kantor sekretariat ASEAN Korea Centre dengan tempat pertunjukan cukup dekat. Hanya berjalan 5 menit gaya Korea. Mereka terbiasa jalan cepat.

Kira-kira dua menit sebelum waktu yang ditentukan, Sekjen tiba di tempat. Wow, akurat sekali waktunya. Katanya beliau sibuk sambil kerja. Jadilah pemberian ulos ini sambil pertunjukan berjalan. Dan luar biasa. Sorotan kamera TV dan fotografer menyala terus. Hanya tiga menit acaranya, beliau langsung turun dari panggung, pertunjukan berjalan sebagaimana mestinya.

Setelah turun dari panggung, kami sudah merencanakan akan mampir ke stand Indonesia untuk meramaikan stand Indonesia tersebut dengan alat musik Seruling dan kecapi (Sulim dohot hasapi).

Baru saya turun dari panggung, seorang staf KBRI mendatangi saya.

   "Pak, menurut informasi yang bapak sampaikan ke KBRI, bapak juga mau memberikan ulos untuk pak Dubes," kata beliau.

   "Betul pak. Tapi sampai saat ini kami belum dapat jawaban," jawabku.

   "Kebetulan pak Dubes lagi dinas ke Amerika Serikat, tapi Wakil Dubes ibu Sophi ada disini dan turut menyaksikan pemberian ulos ke Sekjen ASEAN Korea Centre tadi," kata beliau.

   "Kenapa tidak sebelumnya bapak beritahu, bisa kita gabungkan tadi dengan pemberian kepada pak Sekjen," jawabku.

   "Maaflah pak, kurang kordinasi. Masih bisa kita lakukan pak?" tanyanya.

   "Di panggung tidak mungkin. Sekarang giliran negara lain yang tampil. Bagaimana kalau di depan stand paviliun Indonesia saja?" tanyaku.

   "Saya tanya dulu ibu wakil Dubes," sahutnya sambil bergegas.

   "Kami berjalan menuju Stand Paviliun Indonesia. Sang staf datang menemui kami, ibu wakil Dubes setuju diserahkan di depan stand tersebut. Kami mempersiapkan diri, lalu kami buatlah musik dan tortor penyerahan juga tanpa gondang atau taganing. Hanya dengan Seruling dan Kecapi.

   "Maaf ibu wakil Dubes, saya tidak tahu ibu tadi ada, seyogianya bisa digandengkan acaranya tadi,"

   "Tidak apa-apa pak. Karena ini penghargaan tertinggi harus diterima pejabat tertinggi pak. Pak Dubes dinas ke AS, jadi saya sekarang pejabat tertinggi di KBRI," kata beliau.

Jadilah acara tersebut berlangsung. Karena suara musik tersebut banyak pengunjung yang berkerumun di depan stand Indonesia. Ramai sekali menjelang malam. Malam minggu pula.

Maka berlangsung sudah penyerahan tertinggi kepada pejabat tertinggi di ASEAN Korea Centre dan KBRI Seoul. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kami bangga bisa memberikan penghargaan tertinggi kepada penyelenggara yaitu ASEAN Korea Centre  dan KBRI yang memungkinkan kami tampil di pentas dunia, pesta budaya ASEAN WEEK di Seoul Korea Selatan.

Terima kasih dan salam.

Aldentua Siringoringo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun