Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sang Pejuang Lingkungan, Mbah Sadiman

6 Juni 2020   09:04 Diperbarui: 6 Juni 2020   09:06 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

   "Betul, itu patut kita hargai," sambut kakek.

   "Dia bukan ahli lingkungan. Bukan doktor atau master, dia hanya sampai kelas satu STM dulu. Tapi dia visioner, memandang jauh ke depan, demi anak dan cucunya. Coba kita bandingkan dengan pengusaha kaya, terdidik tapi merusak hutan, membabat hutan, membakar hutan agar dia bisa membuka perkebunan sawit. Semua itu untuk memupuk kekayaannya dan perusahaannya. Terbalik dengan mbah Sadiman," kata Sang Cucu.

   "Wah analisismu makin canggih ya. Jadi mbah itu dengan pengusaha hutan terbalik ya," kata Sang Kakek.

   "Ya. Dan ironinya, BUMN kehutanan kalah sama satu orang mbah. BUMN itu hanya menanam pohon pinus. Tetap gersang. Mbah Sadiman  menanam tanaman lain dan beringin. Hijau dan sumber air mengalir. Sumber air untuk kehidupan masyarakat banyak tersedia. Jadi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan harus belajar kearifan lokal dari mbah Sadiman ini," kata Sang Cucu.

   "Nanti kita sampaikan ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ya," sambung Sang Kakek.

   "Yang paling membanggakan bagi kami para cucu adalah visi dan mimpi sederhana mbah Sadiman itu kek. 'Kulihat alam berseri untuk anak dan cucu'. Itu yang harus dipahami semua orang masa kini. Dunia dan lingkungan ini bukan warisan kalian, tetapi pinjaman kalian dari anak dan cucu," kata Sang Cucu.

   "Pinjaman dari anak dan cucu? Apa maksudnya?"  kata Sang Kakek.

   "Ketika para kakek dan bapak menganggap bahwa dunia dan lingkungan hidup serta hutan ini milik kalian dan akan kalian wariskan kepada anak dan cucu, maka karena ini kalian anggap milik sendiri, ya suka-suka mengelola dan merusaknya. Kalau ini adalah pinjaman kalian dari anak dan cucu, maka kalian harus menjaga dan merawatnya untuk dikembalikan dalam keadaan baik. Kalau kalian mengembalikan pinjaman ini tidak baik, maka anak dan cucu akan menuntut kepada bapak dan kakeknya," kata Sang Cucu menjelaskan.

   "Wah hebat teorimu ya," kata Sang Kakek.

   "Makanya para pengusaha kehutanan, BUMN kehutanan dan semua pemangku kepentingan kehutanan harus meniru visi dan mimpi sederhana mbah Sadiman ini. Ciptakanlah hutan dan alam berseri untuk anak dan cucu," kata Sang Cucu.

   "Setuju!" pekik Sang Kakek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun