Mohon tunggu...
Alda Seranda Kurnia Sandy
Alda Seranda Kurnia Sandy Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Diponegoro

Fakultas Kedokteran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN Tim II UNDIP Melakukan Sosialisasi Penanganan Stunting dengan Pemberian Makanan Tambahan yang Tepat!

14 Agustus 2022   04:15 Diperbarui: 14 Agustus 2022   06:44 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelurahan Gemah, Pedurungan, Semarang – Stunting masih menjadi suatu masalah dan tantangan gizi global di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Kota Semarang. Stunting merupakan salah satu faktor penghambat perkembangan SDM di seluruh dunia, dengan faktor penyebab utamanya adalah masalah gizi kronis dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro dalam program kerja dengan tema “Sosialisasi mengenai menu makanan gizi seimbang untuk meningkatkan kecukupan gizi pada balita di Kelurahan Gemah (Pemberian Makanan Tambahan)”.

Kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai PMT pada balita stunting dilaksanakan di Kantor Kelurahan Gemah pada hari Jumat, 22 Juli 2022 yang dihadiri oleh ibu-ibu PKK, kader Posyandu, serta perwakilan dari FKK Kelurahan Gemah. Tujuan diadakan sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kecukupan gizi balita guna menurunkan angka kejadian stunting balita di Kelurahan Gemah.

Dokpri
Dokpri

PMT atau Pemberian Makanan Tambahan merupakan suatu kegiatan pemberian makanan tambahan kepada balita dalam bentuk kudapan yg aman dan bermutu dengan memperhatikan aspek mutu, gizi dan nutrisi yg sesuai dengan kebutuhan sasaran. PMT diberikan kepada balita 6-59 bulan dengan kategori kurus yg memiliki status gizi berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB dibawah -2 SD.

Bentuk makanan tambahan diberikan sesuai usia, untuk usia 6-8 bulan balita diberikan makanan lumat, makanan lumat merupakan makanan dengan konsistensi yang paling halus, misalnya pisang kerok, pepaya kerok, bubur halus, dll. usia 9-11 bulan diberikan makanan lembik , makanan lembik disebutkan sebagai makanan peralihan dari makanan lumat ke makanan yang agak padat. serta usia 12-59 bulan sudah diberikan makanan keluarga, pada periode ini balita diharapkan diberi lengkap beserta lauk pauknya.

Dokpri
Dokpri

Melalui sosialisasi serta pemberian poster ini diharapkan masyarakat serta kader kesehatan di Kelurahan Gemah lebih menyadari akan pentingnya memperhatikan kuantitas dan kualitas gizi pada menu makanan yang dikonsumsi sehari-hari guna mencegah dan menurunkan adanya kejadian stunting.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun