Mohon tunggu...
Aldani Putri
Aldani Putri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Seleksi Mahasiswa Berprestasi?

4 Februari 2016   16:36 Diperbarui: 4 Februari 2016   21:14 2524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="My Honeymoon-mate Avenue.... :3"][/caption]"Meraih prestasi itu seperti naik gunung.

Kalau kamu ke GUNUNG, itu SEPI,

tapi kamu KETEMU hal APA AJA." ---Muhammad Gustiasa - Mahasiswa Berprestasi Utama UNDIP 2015

Menyandang titel sebagai mahasiswa berprestasi (mapres/mawapres) acapkali menimbulkan decak kagum rekan-rekan mahasiswa yang lain. Menjadi Mahasiswa Berprestasi dari suatu Fakultas dan Universitas memang membuka jalan untuk menambah banyak pengalaman: diundang untuk menyampaikan Seminar, Pelatihan, dan menjadi Pembicara di beberapa events. Menjadi mahasiswa berprestasi dari suatu fakultas dan universitas juga berarti menjadi Duta dari para mahasiswa. Seluruh aspek kehidupan akademis mulai dari IP, kejuaraan, organisasi yang diikuti, bahkan hingga karakter mahasiswa tersebut akan menjadi sorotan. 

Seleksi Mahasiswa Beprestasi 2016 sudah di depan mata. Rentetan pertanyaan seputar tahapan seleksi dan tips dan trik sering saya terima. Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya akan coba mengulas: Bagaimana saya bisa menjadi Mahasiswa Berprestasi?

Jika ingin mengikuti seleksi Mahasiswa Beprestasi, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah meluruskan niat.

Tanyakan pada diri Anda, untuk tujuan apa Anda mengikuti seleksi. Ada beberapa rekan yang mengikuti seleksi karena memang tertarik dengan beragam kompetisi, jadi apa saja dicoba. Ada yang karena diminta dosen. Ada yang karena didesak teman-teman jurusannya agar ada perwakilan, serta beragam alasan lainnya. Apapun alasan Anda, pastikan terselip niat bahwa: saya ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang banyak, semoga menjadi Mahasiswa Berprestasi adalah salah satu jalannya.

Jika niat tersebut sudah timbul di benak Anda, langkah selanjutnya adalah menakar diri.

Yakinkan ke dirimu, "Saya pantas menjadi MAWAPRES." Kepantasan itu bisa karena prestasi yang pernah Anda raih, bisa karena IPK Anda tinggi, bisa karena Anda terbiasa menjuarai KTI dan mengikuti Konferensi Ilmiah. Banyak sekali indikator kepantasan diri yang perlu Anda sugestikan secara positif sehingga rasa minder dan kurang percaya diri saat Anda ingin mendaftar seleksi Mahasiswa Berprestasi bisa Anda redam. Ingat, punya mental pemenang itu penting.

Mbak, saya pengen ikut seleksi tapi Bahasa Inggris saya pas-pasan Mbak. 

Saya klasifikasikan pertanyaan ini sebagai the most frequently asked question dalam Seleksi Mapres. Perlu Anda ketahui bahwa proses seleksi yang melibatkan bahasa Inggris adalah ringkasan Karya Tulis Ilmiah (summary) dan dalam proses presentasi karya ilmiah Anda. Keduanya adalah hal yang sangat mungkin untuk dipersiapkan terlebih dahulu. Bisa dilatih. Bisa dikoreksi oleh teman yang lebih jago bahasa Inggris, misalnya. Tidak perlu takut, karena selama menjalani seleksi mapres, hanya di masa karantina saya ditanyakan secara verbal berapa skor TOEFL PBT saya.

Banyak juga rekan-rekan mawapres yang hanya pernah mengambil TOEFL Prediction Test, dan memang tidak dijadikan indikator penilaian skor TOEFL Anda. Ketika Anda mengikuti seleksi skala jurusan, fakultas, dan universitas, Anda punya kesempatan sangat besar untuk melatih kemampuan bahasa Anda terlebih dahulu. Namun, ketika skala nasional, diperlukan rekaman video singkat Anda berbahasa Inggris dalam menjelaskan KTI yang di-upload ke Youtube. Ada juga beberapa Universitas yang memulai tahapan seleksi ini sejak pemilihan Mapres Universitas. 

Mbak, ringkasan bahas asingnya boleh ditambah selain bahasa Inggris?

Tentu saja boleh! Nah ini baru pertanyaan visioner. Anda diperbolehkan membuat ringkasan dalam bahasa negara anggota PBB. Tetapi yang wajib adalah ringkasan Bahasa Inggrisnya. Tentu, menjadi nilai plus di skala nasional jika Anda memiliki kemampuan bahasa asing tambahan. Tetapi, saya pribadi meski menguasai bahasa asing lain hanya memfokuskan pada ringkasan bahasa Inggris saya. Grammar, coherence, diction, scientific english for research purpose. Itu saja sudah cukup menyulitkan karena tempo hari saya melakukannya sendirian *tanpa peer tutoring dan bahkan tidak dicek oleh "mata ketiga". Pengecekan ini penting karena semua bahasa asing yang Anda pilih untuk ringkasan haruslah sesuai kaidah kebahasaan.

Mbak, IPK minimal ikut Mawapres berapa ya Mbak? IPK-ku standard banget.

Syarat IPK sesuai yang tercantum dalam Panduan Mawapres tingkat Sarjana 2015 lalu adalah bebas. Artinya berapapun IPK Anda bisa mendaftar Seleksi Mawapres. Hanya saja indikator penilaian IPK ini tentu dibandingkan dengan teman-teman lain yang juga mengikuti seleksi. Semakin tinggi IPK Anda, tentu sangat menguntungkan persentasenya dalam blanko penilaian Anda. Peraturan tahun 2015 memang tidak seketat peraturan tahun sebelumnya dari segi IPK yang mana mewajibkan IPK minimal 2,75. Namun, beberapa jurusan dan fakultas menaikkan standard mereka sendiri untuk peserta yang diperbolehkan mengikuti seleksi Mapres, misalnya Fakultas saya di tahun lalu hanya membuka seleksi untuk Mahasiswa dengan IPK diatas 3,50. Untuk syarat lebih lanjut bisa mengakses Pedoman Pemilihan Mahasiswa Berprestasi.

Mbak, KTI-nya seperti apa ya? Kayaknya kok justru ga terlalu berat gitu topiknya sederhana semua para mapres tahun sebelumnya. Harus linier dengan bidang studi tidak?

Hm, pertanyaan satu ini subjektif ya. Berat atau tidaknya tergantung pada sudut pandang si pembaca KTI. Untuk referensi topik KTI yang biasanya dipakai antara lain: 
1) Anti Korupsi dan Anti Narkoba
2) Budaya Hukum
3) Entrepreneur dan atau Technopreneur
4) Hak Azasi Manusia
5) Kedaulatan Energi
6) Kedaulatan Maritim
7) Kedaulatan Pangan
8) Partisipasi Publik
9) Pelestarian Budaya Indonesia
10)Pemerataan Pembangunan
11)Penguatan Iptek dan Inovasi
12)Politik Luar Negeri Indonesia
13)Restorasi Sosial
14)Sistem Pendidikan Nasional
15)Tata Kelola Pemerintah dan Reformasi Birokrasi

Tema tiap tahun memang berubah, tetapi topiknya sama dan sebenarnya sangat mungkin untuk ditelaah dari bidang ilmu apa saja. Saya pribadi mengambil topik terkait pemasungan: karena berhubungan dengan HAM dan juga linier dengan program studi saya, psikologi klinis. Kak Andhika Putra Sudarman (Mapresnas 2014) memilih topik linier dengan bidang hukum, yakni penetapan kantong plastik berbayar untuk mengurangi penggunaan kantong plastik (Klik di sini). LInieritas tidak menjadi kewajiban, tetapi tentu Anda akan lebih mudah menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dewan juri jika KTI Anda linier dengan jurusan yang sedang ditempuh. Pernah juga ada kasus pemakaian topik KTI psikologi tetapi ybs bukan dari jurusan psikologi. Tentu tidak masalah jika Anda bisa tetap menarik benang merah dengan jurusan Anda dan bisa menggunakan referensi secara tepat. Tantangan ketika presentasi KTI adalah: membuat JURI dan PENDENGAR dari semua bidang ilmu PAHAM dengan topik KTI yang linier dengan jurusan Anda serta solusi yang Anda tawarkan.

Teman-teman bisa membuka Mawapres Dikti untuk melihat beragam KTI mapres yang lolos sebagai finalis nasional. PENTING: Jangan plagiasi! Jangan lupa citasi! Jangan pakai google translate untuk ringkasan bahasa Inggris. Hal-hal tersebut bisa mengakibatkan Anda mendapatkan skor yang rendah dalam seleksi, bahkan lebih parah, berdampak pada pencabutan titel Anda sebagai Mawapres.

Mbak, prestasi apa yang bisa membuat kita unggul? Harus ada prestasi Internasional ya?

Saya cukup senang karena waktu saya mengikuti seleksi Mapres Undip di sekolah Mapres tahun 2013 masih dengan sistem semua prestasi dicantumkan. Jadi kandidat yang punya 120 sertifikat finalis dan juara berapa pun semuanya dibawa. Jadi bayangkan, ada kandidat yang punya setumpuk prestasi dan ada juga yang timpang seperti saya saat itu hanya bawa 5 sertifikat (hiks).

Untungnya, DIKTI membuat syarat ini lebih simple sekarang, yakni dengan memasukkan 10 prestasi terbaik yang dimiliki. Hanya saja syaratnya daridulu yang masih sama adalah: minimal kompetisi tingkat Provinsi. Syarat ini masih berlaku. Ini penting karena banyak Mapres yang tidak lolos ke Nasional karena minimnya sertifikat juara atau event tingkat Internasional.

Tahun lalu, saya menggunakan 2 sertifikat internasional, 1 sertifikat regional Asia, dan 7 sertifikat nasional. Alhamdulillah cukup membuat unggul dengan skor tertinggi dari segi prestasi di antara kandidat lain. Tapi ingat bahwa ada aspek lain seperti KTI yang memakan porsi terbanyak dalam bobot penilaian. Semua hal dipertimbangkan dan dikalkulasikan dengan baik dalam seleksi ini.  Di Universitas, syarat untuk tingkat internasional dan regional sebatas pemakalah/peserta konferensi/penulis jurnal ilmiah diperbolehkan, tetapi untuk tingkat nasional dan provinsi hanya juara 1, juara 2, dan juara 3 yang mendapat poin dan bisa diperhitungkan. Rata-rata kalau diperhatikan, mawapres nasional yang menang dari tahun ke tahun selalu punya prestasi debat (internasional maupun regional) atau penulisan jurnal ilmiah internasional untuk membuat poin prestasinya tinggi.

 

 Mbak, ada seleksi bakat tidak ya? Menyanyi atau bakat lainnya?

Tidak ada lagi. Terakhir ada seleksi bakat kalau tidak salah di Panduan seleksi Mapres tahun 2012. Di Panduan Seleksi Mapres 2013 sudah tidak ada lagi. Tapi ya, tergantung kebijakan Fakultas masing-masing. Tahun 2015 lalu seleksi Mapres FT Undip masih ada yang unjuk bakat dan bawa gitar. Tetapi tidak untuk semua peserta. Hanya beberapa yang mengunggulkan bakat tersebut sebagai prestasinya. 

Mbak, psikologi kan? Seleksi kepribadiannya seperti apa?

Kepribadian adalah entitas individu yang dinamis sepanjang rentang kehidupan. Psikolog yang menyeleksi Anda pun pasti tahu bahwa mengukurnya tidak bisa sekali/dua kali bertanya saja. Setelah mengikuti karantina tiga hari untuk Seleksi Mapres Univ, saya tahu bahwa juri kepribadian/psikolog/dosen di fakultas saya sendiri memperhatikan dari semua aspek. Cara makan, kedatangan ke tempat berkumpul, sikap ketika menjawab pertanyaan, observasi tingkah laku dan pertemanan, sikap terhadap prestasi yang dimiliki, pandangan visioner dan cita-cita, pola pengasuhan orangtua yang digali saat wawancara. Banyak indikatornya. Tenang, kepribadian tidak akan dinilai dengan ANGKA. Tidak akan dijumlahkan dengan bobot skor IPK, KTI, dan Bahasa Asing Anda.

Di UNDIP juga ada tes IQ yang diselipkan dalam tes kepribadian dan setelah ada transparansi hasil saya melihat skor IQ tidak berpengaruh pada penentuan juara. Tes kepribadian yang akan Anda ikuti akan bervariasi tergantung pada penguji di jurusan/fakultas/universitas Anda. Sebagai calon psikolog tentu saya tidak bisa membeberkan alat tes apa saja yang digunakan untuk seleksi. Di tingkat nasional pun, proses penilaian kepribadian dari video keseharian kandidat saja tidak cukup. Observasi akan terus dilakukan untuk memastikan bahwa titel Mawapres jatuh ke tangan seorang pribadi yang berkarakter, prestatif, dan tentunya tetap down to earth pasca mendapatkan amanah ini nantinya. Percaya diri dan jadi diri sendiri adalah kunci dalam mengikuti seleksi kepribadian. Jangan coba-coba berbohong. Kelihatan loh. 

Mbak form pendaftaran dan sistematika pengisiannya gimana ya?

Sudah ada di bit.ly/1UMWrrF

Dadakan banget Mbak!

Tidak ada alasan untuk tidak mengikuti ini karena pemberitahuan yang mendadak di kampus Anda. Mbak Birrul Qodriyyah, Mawapres Inspiratif Nasional 2013 dari UGM, mengaku membuat KTI untuk seleksi mapres fakultas hanya dalam waktu satu malam. Bahkan ada ungkapan yang sering terdengar di kalangan para mapres, "Kalau nggak dadakan, nggak seleksi Mapres namanya." Tetapi tidaklah itu menjadi excuse bagi orang-orang yang mau berusaha demi selangkah lebih dekat dengan impiannya. 

Selamat Mengikuti Seleksi Mahasiswa Berprestasi 2016

"Setetes keringat orangtuaku jatuh, selangkah aku harus maju, selangkah aku harus menggapai prestasi"

Ditulis oleh:

Aldani Putri Wijayanti

Mawapres II Universitas Diponegoro 2015

Mawapres Utama Psikologi UNDIP 2015

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun