Alda Fhara Dhia Lubis
202210230311118
Di zaman sekarang ini semua bisa kita dapatkan dengan mudah seperti informasi dari internet.Kita bisa mencari apapun di internet termasuk tentang kesehatan seperti penyebab,gejala-gejala dan cara pengobatannya.Hal ini biasa disebut dengan Self Diagnose.Alih-alih bermanfaat,self diagnose justru bisa membahayakan dan berpengaruh buruk bagi kesehatan.
Self diagnose sendiri merupakan Tindakan dimana seseorang mendiagnosis dirinya mengidap suatu gangguan atau penyakit berdasarkan pengetahuannya atau informasi yang didapatkan secara mendiri (dari internet atau apapun).Biasanya orang yang melakukan self diagnose sering mencari informasi yang berhubungan dengan kesehatan mental,mereka mencari tau tentang mental atau perubahan emosi pada diri hanya berdasarkan sumber internet yang masih simpang siur.
Saat merasakan sesuatu yang aneh pada emosi secara berlebihan akan lebih baik jika kita mendiskusikannya dengan tenaga ahli yang lebih professional,karena jika salah dalam mendiagnosis dapat memberikan pengaruh negatif pada kesehatan mental kita.Dampak buruk self diagnose yang mungkin muncul pada Kesehatan mental seseorang:
1.salah diagnosis
  Saat melakukan self diagnosis faktor-faktor penting dapat terlewati dan penyimpulan diagnosis menjadi salah.
2.salah penanganan
  Akibat dari salah diagnosis maka penanganan yang di dapat juga salah,hal ini dikarenakan informasi yang diperoleh tidak relevan.
3.memicu gangguan kesehatan yang lebih parah
  Ini merupakan dampak dari 2 poin diatas,salah diagnosis dan salah penanganan membuat gangguan yang sebelunya tidak ada    menjadi ada dan yang ada menjadi lebih parah.
Selain itu self diagnose juga dapat membuat seseorang mengidap cyberchondria,yaitu Ketika seseorang mencari dan memperoleh informasi dari media massa yang memicu kecemasan dan kepanikan.
Bahaya self diagnose menurut psikolog
Menurut pandangan psikolog Universitas Indonesia mendiagnosis diri sendiri akan membuat seseorang tidak mendapatkan penanganan masalah yang tepat,selain itu mendiagnosis sendiri juga membuat seseorang mencari pengobatan yang tidak tepat pula.Akan lebih baik jika mengkonsultasikan hal ini ke lebih professional dibanding hanya bermodal internet atau sumber yang belum jelas lainnya.
Selain bahaya menurut psikolog,berikut ini bahaya lain yang ditimbul kan dari self diagnose yaitu:
1.Self diagnose hanya membuat panik
Hal ini dikarenakan kita hanya memikirkan kemungkinan terburuk pada Kesehatan mental yang seharusnya itu tidak perlu.
2.Self diagnose membuat penyakit atau gangguan sebenarnya terabaikan.
3.Self diagnose memperparah kondisi Kesehatan mental.
4.Self diagnose bisa membuat anda menyangkal Kesehatan mental yang sedang   dialami.
5.Terlalu sering self diagnose akan membuat seseorang enggan untuk berkonsultasi dengan pakar.
Selain itu berikut cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah self diagnosis yaitu:
1.hindari mencari tau tentang penyakit melalui internet.
2.hindari tes mental melalui daring.
3.jangan jadikan penderita gangguan mental lain sebagai acuan.
4.jangan ragu untuk ke psikolog atau psikiater untuk konsultasi.
Pada dasarnya self diagnose diperbolehkan jika dengan panduan psikolog atau yang lebih professional hal ini akan membantu untuk mengetahui lebih lanjut tentang masalah mental yang dihadapi dan bagaimana cara penanganan yang tepat,kalaupun self diagnose dari internet haruslah dari sumber yang pasti dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Daftar Pustaka
 Makarim, dr.Fadhli Rizal. 2021. "Bahaya Self-Diagnosis yang Berpengaruh pada Kesehatan Mental", https://www.halodoc.com/artikel/bahaya-self-diagnosis-yang-berpengaruh-pada-kesehatan-mental, diakses pada 18 september 2022 pukul 19.02.
Sadida, Siti. 2021. Fonemena Self-Diagnosis Kesehatan Mental Remaja Generasi Z di Media Sosial  https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/6048/8/4.%20UNIKOM_Siti%20Sadida_BAB%20II.pdf diakses 18 september 2022
Latumahina, Joy. 2018. Spectrum its Not about Self-Labelling https://m.atmajaya.ac.id/Web/KontenFakultas.aspx?gid=berita-mahasiswa-fakultas&ou=psikologi&cid=BeritaMei diakses 19 september 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H