Dalam dunia pendidikan, tentunya tidak terlepas dari masalah yang menjadi tantangan pengembangan pendidikan itu sendiri. Sehingga perlu diberikannya solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Terlebih pada pendidikan Islam, masalah yang menyangkut akhlak harus diperhatikan dengan baik, karena menyangkut kepribadian dan masa depan peserta didik. Oleh karena itu, penting diadakannya pendidikan akhlak di sekolah-sekolah.
Pendidikan akhlak merupakan usaha untuk membentuk kepribadian baik manusia, agar berperilaku sesuai yang diajarkan dalam Islam. Salah satu akhlak tersebut yaitu kesopanan. Kesopanan merupakan bentuk sikap menghormati dan beradab. Sebagai manusia yang beragama dan sosial, sangat penting menerapkan perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-hari terutama jika berinteraksi dengan orang lain. Sopan dalam tingkah laku maupun berbicara, dan kepada yang tua maupun yang muda.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya;
"Sesungguhnya perkara yang lebih berat di timbangan amal bagi seorang mu'min adalah akhlak yang baik. Dan Allah tidak menyukai orang yang berbicara keji dan kotor." (HR. At-Tirmidzi).
Pengajaran kesopanan tentunya dimulai dari lingkungan keluarga, yaitu orang tua. Karena orang tua merupakan madrasah pertama bagi anak dan dari situlah anak akan mencontoh perilaku apa pun yang dilakukan orang tua. Dalam lingkungan pendidikan, kesopanan merupakan salah satu perilaku yang wajib ditanamkan pada diri peserta didik, karena akan berpengaruh pada perkembangan karakter juga etikanya dalam bersosial.
Dalam pengajarannya, terdapat beberapa faktor penting, diantaranya menyangkut pendidik, peserta didik itu sendiri, ketepatan penggunaan media dan metode pembelajaran, serta lingkungan pendidikan. Sebagai pendidik, penting untuk memahami kelebihan dan kekurangan peserta didiknya, terlebih tingkah laku peserta didik itu sendiri. Sehingga, akan memudahkan pendidik dalam memberikan pengajaran sesuai kapasitas kemampuan peserta didiknya. Juga dalam hal penanaman akhlak kesopanan, pendidik menjadi lebih memahami dan dapat menggunakan media serta metode yang sesuai untuk menanamkan kesopanan tersebut.
Mengajarkan kesopanan kepada peserta didik harus dengan hati yang lembut, agar peserta didik tidak tertekan dan dapat dengan mudah diterima. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan pembiasaan, misalnya sebelum masuk kelas peserta didik diwajibkan bersalaman dengan guru serta mengucap salam, menggunakan kata maaf, tolong, dan terima kasih sebagai bentuk menghormati serta menghargai orang lain, atau membuat poster bertuliskan motivasi untuk selalu berperilaku sopan terhadap siapa pun. Kemudian dengan memberikan reward atau hadiah, misalnya ketika siswa menyadari telah melakukan kesopanan, supaya melapor ke guru untuk diberikan bintang pada penilaian akhlak di mading, sebagai bentuk apresiasi atas perilaku terpuji yang dilakukan. Dengan begitu, peserta didik akan terlatih, bersemangat, dan menjadikan kebiasaan untuk selalu berperilaku sopan.
Selain itu, masyarakat sebagai lingkungan pendidikan juga mempengaruhi peserta didik dalam berperilaku sopan. Di era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, menjadi tantangan tersendiri dalam penanaman nilai-nilai akhlak. Oleh karena itu, guru dan orang tua harus menyadarkan anak didiknya supaya berhati-hati dan tidak berlebihan dalam bergaul. Peserta didik juga harus bisa membentengi diri dari pengaruh negatif ketika bergaul, dengan memilih lingkungan pergaulan yang tidak menjerumuskan pada keburukan.
Jika lingkungan pendidikannya baik, maka akan berpengaruh pada keberhasilan proses belajar kesopanan peserta didik. Seperti halnya, berada di lingkungan yang masyarakatnya menerapkan kesopanan dengan berbicara lembut, berbahasa yang baik, tidak kasar, selalu menganggukkan kepala disertai senyum ketika menyapa atau bertemu dengan orang lain (dalam budaya Jawa misalnya disertai kata "monggo"), maka anak akan sadar mendidik dirinya sendiri. Dengan kata lain, anak akan mencari pengetahuan bahkan pengalaman yang bisa ia terapkan di kehidupannya sehari-hari.
Disarankan kepada orang tua, guru, siswa, serta masyarakat, agar selalu menanamkan akhlak kesopanan kapan pun dan di mana pun. Melakukan kesopanan harus dimulai dari diri sendiri dan diajarkan kepada orang lain. Karena jika kita menghormati orang lain, maka orang lain juga akan menghormati kita. Jadilah yang terbaik di antara yang baik, dan lakukanlah hal-hal baik supaya menjadi baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H