Mohon tunggu...
Jejen Al Cireboni
Jejen Al Cireboni Mohon Tunggu... Administrasi - Terus menginspirasi dan berbagi pengalaman

Hidup adalah Perjalanan Cinta, mengisi perjalanan dan menuju perjalanan akan indah jika kita saling berbagi dan dan selalu menjaga hati untuk mengapai Cinta & RidhoNya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sudahkah Padi Kita Sehat dan Menyehatkan?

19 Oktober 2019   05:44 Diperbarui: 19 Oktober 2019   05:48 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudahkah padi kita itu sehat dan hasil panennya itu menyehatkan ?

Rumor bilang hasil pertanian kita itu tidak layak ekspor dan dikirim ke belahan bumi lain, karena hasil panen kita ini tidak bebasa dari residu bahan kimia . Dan konon kalau tidak bebas residu bahan kimia maka jelas dipertanyakan kesehatannya.

Mungkin padi kita sehat tapi belum tentu hasilnya sehat, karena penggunaan pupuk pemacu peningkat produksi yang belum organik 100% murni , apalagi pestisida jelas sekali kimia.

Tapi kesadaran tentang padi sehat dan menyehatkan ini belum laku di tengah petani kita, juga di tengah masayarakat kita.

Tapi Alhamdulilahnya, kita sebagai manusia ini memiliki badan yang ajaib yang tetap sehat meski bahan makanan kita ini tidak bersih dari bahan residu kimia .

Petani tidak percaya dengan segala sesuatu yang organik, karena buktinya malah lama pertumbuhannya, juga hasilnya.

Ada yang cepat pertumbuhannya eh bahan dasar dari pupuk ini lebih dari 30% adalah isinya kandungan N, yang memang diawal ketika disemprotkan ke padi , padinya akan cepat tumbuh dan langsung berwarna hijau.

Karena tanaman padinya berwarna hijau maka umumnya petani sangat senang, tapi sayangnya penaburan Urea dan NPK juga berlebihan sehingga sering kali harusnya padi sehat malah padi kena berbagai penyakit karena kelebihan unsur N atau urea ini. 

Dan yang sering terjadi juga adalah tanaman padi jadinya rebah semua sebelum panen, karena berasal dari pemupukan yang tidak berimbang .

Begitupun dengan penangulan Organisme Penganggu Tanaman (OPT) , petani lebih percaya dengan obat-obatan kimia. Bahkan semakin mahal sebuah pestisida maka semakin yakin kalau hama akan pergi dan tidak menyerang tanaman padinya.

Seperti sebuah gransi kalau obat mahal, tapi yang disayangkan adalah kadang penggunaan obat-obat atau pestisida ini digunakan melebihi aturan pakainya, ya memang pastinya hama-hama serta OPT pada mati dan musnah, tapi organisme yang menguntungkan juga ikut mati.

Belum efek residunya, yang terbawa dihasil panen. Dan tentu inilah tanda tanya besar sudahkan sehat hasil panen kita.

Tapi sayangnya Allah memberikan kemampuan yang luar biasa yang dinamakan adaptasi kepada OPT jenis serangga khususnya, ketika orang tua serangga ini mati karena pestisida dengan merek itu, anakannya memiliki kekebelan dengan pestisida itu. Dan seterusnya.

Dan inilah jawaban kenapa kemarin hamanya tidak ada setelah di aplikasikan pestisida jenis dan merek yang sama, karena anakan OPT serangga ini sudah kebal dengan jenis pestisida ini.

Menurut pengalaman saya pribadi sih pilihlah pupuk organik cair yang 100% organik murni yang ramah dan akarab lingkungan. Tidak hanya sekedar menyehatkan padinya , tapi juga menyehatkan hasil padinya serta meningkatkan produksinya misalnya Pupuk Organik Cair Biogan, untuk pembaca silahkan gunakan yang lain untuk diuji coba sendiri ya!

Dan melindungi tanaman padi tidak harus dengan pestisida kimia bisa juga dengan pestida nabati atau organik sudah banyak dipasaran ko, kaena disamping mengusir hama juga membuat anakan OPT serangga itu telurnya jadinya bungker, atau tidak menetas. Dan lebih efektif serta lebih rtamah lingkungan. Seperti insektisida libas.

Dengan penggunaan pupuk organik cair untuk peningkat produksi dan insektisda organik untuk melindungi hasil panen , maka tujuan padi sehat, produksi meningkat, hasilnya sehat akan lebih dekat lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun