Hari yang cerah , terlihat begitu tegak berdiri gunung Ciremai yang mempesona. Sementara para petani begitu asiknya berkerja di sawah, panen kali ini lebih baik dari musim kemarin. Ada sesuatu yang aneh dirasakan oleh si Alcirboni, ketika melihat padi-padi sekarang yang di panen oleh penduduk di Blok Pondok desa Bringin itu tidak menemukan lagi ulat, sebab seingatnya di tahun 1990an itu ketika dia membantu ibunya sepulang sekolah SD, buat panen dia selalu dapati ulat-ulat di padinya. Tapi di era 2010 ini hampir semua padi sudah tidak ada lagi ulat-ulatnya.
Kemajuan zaman semakin canggih, dan obat-obatan untuk menanggulangi hamapun semakin baik dan banyak serta juga bahan aktifnya tidak seperti zaman dahulu. Tapi yaitu Al sendiri sering merenung kenapa semakin banyak obat baik itu peptisida maupun insektisida tapi hama tetap saja ada, teringat ketika tahun kemarin hampir di daerah Pantura baik itu terkena serangan hama kredil hampa , dan jelas banyak petani yang gagal panen.
Peptisida adalah sebuah garansi untuk melindungi hasil jerih payah para petani, tapi Al merenung dia teringat akan pelajaran Biologi khususnya bahasan tentang evolusi dan serangga. Setiap makhluk hidup untuk mempertahankan hidup dan kelestarian jenisnya akan memiliki cara untuk beradaptasi. Dan konon jenis serangga adalah yang paling bertahan dalam beradaptasi.
Itu mungkin kenapa hama Wereng Batang Coklat  WBC adalah hama yang paling membuat resah petani padi baik di Indonesia maupun di dunia. Indonesia adalah penghasil beras ke 3 terbanyak se Asia dan di dunia Indonesia adalah pengahasil beras ke 10. Â
WBC menyerang batang padi, seperti seperti cerita vampir-vampir begitu juga hama wereng coklat ini, semalam bisa membuat kering dan mari tanaman padi hektaran. Dan konon kemampuan terbangnya itu sampai 40 km.
Al berfikir mendalam ketika melihat fenomena begitu ganasnya hama WBC ini, dan bukan rahasia lagi misalnya saja WBC ini berhasil di basmi tapi virus yang dibawahnya ini membuat padi mengalami kekerdilan dan padi mengalami kerdil hampa. Padi tidak ada isinya.
Peptisida kimia semahal dan sebagus apapun ketika menghadapi WBC biotipe 3 maka dimungkinkan akan tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap WBC ini. Karena WBC biotipe 3 akan lebih tahan terhadap peptisida kimia.
Entahlah sejak kapan para petani ini memiliki rasa tidak puas ketika tidak melihat langsung hama di padinya itu tidak mati ketika langsung disemprot. Â Entah sejak kapan para petani ini menganggap peptisida yang memiliki racun kontak itu lebih bagus, padahal racun kontak ini juga berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, bahkan bisa membunuh organisme yang lain, bahkan organisme yang ada dalam tanahpun bisa terbunuh oleh peptisida ini. Disamping ditakutkan hasil panennya juga mengandung peptisida .
Tapi Allah itu menurunkan sesuatu itu ada hikmahnya, ada peptisida nabati yang terbuat dari bahan-bahan dari tanaman yang bisa mengusir dan menyerang sistem syaraf serta sistem pencernaan dari hama-hama termasuk wereng ini. Dan meski tidak membuat hama langsung mati, tapi lama kelamaan juga akan mati, karena rusak sistem syaraf dan juga sistem pencernaanya, serta yang ajaib menurut para ahli,telur dari hama-hama ini bila terkena akan tidak menetas.
Selain itu peptisida nabati bila diaplikasikan tidak semua organisme akan ikut mati, misalnya laba-laba, jangkrik, katak dan cacing, masih bisa hidup normal .
Al mengetahui kalau bahan aktif pestisida organik yang diaplikasikan kepertanaman beberapa waktu kemudian akan terurai terutama setelah terkena cahaya/sinar matahari dan selanjutnyakan berfungsi sebagai pupuk organik sehingga secara langsung mampu memperbaiki pertumbuhan tanaman padi. Hasil penggunaan beberapa musim sebelumnya telah membuktikan bahwa aplikasi peptisida organik LIBAS mampu melindungi padi dari serangan hama yang diatas daun.Pestisida nabati umumnya memiliki daya racun rendah sehingga pemakaiannya aman bagi manusia dan hewan ternak. Aplikasi pestisida nabati dapat menjaga kelestarian serangga berguna seperti serangga penyerbuk dan musuh alami.