Tapi kalau dipikirkan lebih dalam maka kita akan menemukan benang merah dari teorinya A A Gim dan teorinya Ustad Yusuf Mansur ini. Yaitu jangan cinta dunia, nah caranya Yusuf Mansur adalah dengan menyedekahkan harta yang dicintai unutk Allah dan berdoa kepada Allah apa hajatnya, ini sama saja kita belajar jangan cuman cinta dunia, tapi juga harus menjadi penolong bagi yang lain. Dan ternyata memberi itu adalah mental kaya, atau termasuk pola pikir orang kaya, karena orang kaya / pengusaha itu unutngnya dibelakang bukan di depan. Beda dengan orang miskin. Dan ternyata memberi itu juga memberikan efek keterlimpahan, jika kita memberi maka itu juga ternyata menanamkan bawah sadar kita bahwa kita ini keterlimpahan atau kaya. Dan semakin dekat dengan Yang Maha Kaya.
Tapi pola pikir maupun keyakinan itu tidak berarti jika tanpa kerja nyata yang keras juga cerdas, dan kebiasaan menuju kaya dan sukses, makanya bagaimanapun kebiasaan atau habbits inilah yang akan menentukan keberhasilan kita. Contoh saja dalam dunia bela diri konon Bruce Lee waktu belajar bela diri sama gurunya, selama sebulan lebih cuman diajarin kuda-kuda saja, tidak diajarin memukul, menghindar ataupun menendang, dan kisah di tanah jawa bagaimana dulu seorang sunan kali jaga yang disuruh oleh gurunya yaitu sunan Bonang untuk menjaga tongkatnya dan bersemedi selama 40 hari 40 malam , dan selama 40 hari 40 malam itu sunan kali jaga cuman di suruh menjaga tongkat doank.
Kenapa juga guru Bruce Lee cuman mengajari kuda-kuda saja selama beberapa minggu, kerena letak dari kekuatan dalam kungfu yaitu letaknya di kuda-kudanya, begitu juga dengan taekwondo-taekwondo asal Korea khususnya yang memilih Jirugi atau pertarungan , maka selama beberapa bulan itu tidak dilatih teknik menendang atau cara menghindari tendangan, tetapi yang di latih adalah fisiknya saja, dan baru setelah sekian bulan baru mereka mendapat materi menendang dan sebaginya, begitu juga dapat kita lihat bela diri asli pribumi yaitu Tarung Derajat yang dulu terkenal dengan A A Boxer, mereka hampir kalau latihan itu 70% adalah senam , atau latihan fisik dan paling 30% sampai 20% baru berlatih memukul, menendang, dan membanting dan jurus-jurus. Begitu juga dengan orang pencak silat mereka kebanyakn senam dan olah nafas sebelum belajar jurus-jurus atau memecahkan penda padat. Dan ternyata yang dibangun itu adalah kebiasaan dulu.
Begitu juga dengan kehidupan dan usaha kita, semuanya perlu pondasi dan kebiasan yang benar yang akan menentukan kehidupan kita, kita memang tidak bisa mengendalikan perubahan, tapi yang bisa kita kendalikan adalah diri kita dan sikap kita terhadap sesuatu. Dan janganlah berharap dunia ini makin baik, tapi berharaplah kita ini semakin baik meski dunia ini akan terus berubah . Dan mulailah mempunyai pola pikir yang baik, sikap yang baik, keyakinan yang baik dan juga kebiasaan-kebiasan yang baik. Karena memang semua itu adalah karena takdir, dan takdir biasanya lebih menyukai orang yang benar dan baik. Jadi mari perbaiki diri kita masing-masing, dengan kita baik maka nasib baik pasti akan mendatangi kita, meski kita tidak kaya raya tapi pasti besok masuk surga dan menjadi penghuni sorga yang kaya raya he 77X
Oh ya satu lagi, dalam bidang apapun kita memerlukan pembimbing untuk semakin kaya dan semakin sukses, dan orang-orang keturunan China biasanya mereka lebih cepat kaya karena dari kecil sudah melek finansial dan dari kecil itu dperlihatkan langsung ke toko atau perusahaan ortunya, dan disamping ortunya yang memberi modal usaha dan pengalaman, biasanya anak-anaknya juga memperoleh pengalaman dan ilmu baru. Makanya mereka makin jaya. Dan begitu juga kita lihat pengusaha atau pedagang pribumi juga seperti itu. Tapi tidak jarang juga karena sikap manja dan tidak sehebat orang tuanya malah bisnisnya menjadi hancur. Jadi kayanya kalau kita tidak ketemu guru atau orang yang bisa menjadikan kita guru unutk kesuksesan kita, ya cukup Tuhan saja sebagai pemberi petunjuk buat kita, dan mungkin kita butuh perantaranya , sang perantaranya adalah Al Qur'an yang bisa kita baca, atau Al Qur'an yang sudah mendarah daging dalam tubuh dan pemikiran manusia yaitu para Kyai dan Ustad. Tapi karena Ustad dan Kyai pada sibuk ikut politik, pada sibuk merasa paling bener, tapi masih banyak ustad yang bener juga ikhlas dalam beramal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H