Baru beberapa minggu memperingati kemedekaan Republik Indonesia ke 69 , masih bekibar di sepanjang jalan bendera merah putih juga bendera umbul-umbul yang lain, masih terasa suasana persatuan dan perjuangan anak-anak yang ikut lomba di hari 17 Agustus, dan masih terlihat jelas ingatan lucunya dan menegangkannya panjat pinang di tiap sudut-sudut daerah di tanah air ini. Dan baru beberapa hari Mahkamah Kustitusi mengucapkan selamat buat Bapak Jokowi untuk jadi Presiden Republik ini yang ke 7. Dan keesokan harinya saat aku berangkat bekerja seperi biasa aku mau mengisi bensin buat motor beatku di SPBU Tegal Karang Cirebon, eh ternyata kata petugasnya bensinnya habis dan setelah istirahat setelah makan siang kembali aku coba ke SPBU Winong dan ternyata sama habis juga, dan pulannya juga aku coba mau mengisi bensin di SPBU Arjawinangun, eh ternyata habis juga, lalu aku coba kebeberapa pengecer dan ternyata pengecer bensin juga kosong dan ini baru aku sadari ada yang tidak beres dengan keadaan bensin di SPBU, tapi Alkhamdulillah ada juga pengecer dan langsung aku beli 2 liter buat motorku dan kayanya penjualnya juga belum sadar kalau bensin itu sudah langka, penjualnya masih menjual 1 lier Rp 6.000,- , aku sengaja membayarnya dengan uang Rp 20.000,- tapi dibalikin Rp 8.000 ,-. . Dan esoknya benar juga bensin susah kalau ada juga mesti ngantri begitu panjang. Luar biasa baru saja merdeka tapi dapatin bensin saja susah.
Kebijakan luar biasa dari kuota BBM 24 KL setiap SPBU menjadi 8 KL wah ini bener-bener kebijakan yang mencerminkan kemerdekaan, kebijakan yang membuat rakya kecil dan pengusaha kecil akan terasa sekali imbasnya, dan ini juga yang membuat langkanya BBM di SPBU, sungguh kebijakan yang luar biasa. Luar biasa bikin geram dan bikin kepala kita semua pening. Awal aku kira langkanya BBM cuman ada di kabupaten Cirebon saja, lalu aku coba sms ke beberapa teman yang ada di sekitar Kota Cirebon, Rajagaluh Majalengka, Indramayu dan juga teman yang ada di Blora Jawa Tengah ternyata hasilnya sama yaitu susahnya mencari Premium. Entahlah ini apa straegi Pertamina supaya memasarkan dan supaya terbiasa dengan pertamax atau supaya rakyat tidak demo nanti kalau pertamax naik. Atau ulah dari pemerintah lama yang sedang mengospek pemerintah baru, atau ulah dari beberapa oknum yang dendam dengan pemerintah baru? Bisa juga ulah pemerintah baru yang ingin membuat pendukung Prabowo tidak ribut-ribut karena sudah pening dengan langkanya Premium jadi supaya pelaksanaan serah jabatan nanti berjalan lancar? Atau pihak lain yang sedang memanfaatkan keadaan politik yang sedang panas, baik karena ulah Bapak Prabowo atau juga mau berhentinya kekuasaan jabatan Bapak Susilo Budi Yono, yang sedang memancing di air keruh.
Hidup ini memang permainan, tapi pastinya rakyat tidak mau terus menerus menjadi mainan para elite, tidak mau terus menerus menjadi mainan para penguasa. Dan pasti rakyat sebenarnya sudah siap dan lebih rela kalau BBM naik dari pada BBM dibuat langka seperti ini. Bisa kita bayangkan untuk mendapatkan premium saja mesti mengantri segitu panjangnya. Jelas ini memakan waktu juga tenaga, dan jelas dalam dunia produksi berapa jam yang habis hanya untuk membeli dan mengantri premium saja. Dan kenaikan Premium ini jelas akan membawa kenaikan harga di semua barang dan jasa. Dan bisa dibayangkan untuk usaha kecil ini adalah sebuah masalah yang besar. Dan mau tidak mau kita semua akan terpepet dalam kesusahan karena ini akan berakibat ke segala sektor ekonomi.
[caption id="attachment_355070" align="aligncenter" width="480" caption="Suasana antri membeli premium di SPBU Palimanan Cirebon "][/caption]
( Foto diambil dari status Facebook Andri Sgh )
Tapi kita rakyat tidak bisa berbuat banyak, kita paling banter bisa marah-marah tapi semua tidak menyelesaikan masalah. Tapi terlepas dari berfikir negatif semua pasti ada hikmahnya dan ada baiknya. Tapi pasti semua butuh kesabaran dalam menghadapi kelangkaan Premium ini. Ini sangat memilukan seperti pengankuan temanku yang bekerja harus keliling ke masyarakat sangat miskin dia mau tidak mau harus membeli pertamax, dan memilukan yang dia beli cuman Rp10.000,- tidak sampai 1 liter buat tugasnya melakukan verifikasi data, sedangkan gajinya memang lumayan tapi 3 bulan sekali gajinya itu cair. Dan bisa dibayangkan dengan teman-teman lain yang berusaha dengan berjualan atau berusaha keliling dengan kendaraan karena kalau memakai pertamax maka harganya bisa 2X lipat dari harga premium . Dan usaha dan jasa yang lain. Inilah kebijakan soal premium tapi ya sudahlah kita rakyat bisa apa? Paling banter bisa cuap-cuap di social media paling banter bisa marah-marah, dan paling diem karena pening dan paling bagus cuman bisa istighfar dengan semua keadaan ini.
Kemerdekaan ini !
Pesta Demokrasi ini !
Inilah kenyataan hidup di negri ini , di beberapa sektor kita diberi bantuan dan dibimbing pemerintah, tapi sektor lain kita selalu dipaksa tidak bisa memilih dan tidak berdaya. Baru saja kita semua merayakan Idul Fitri dan susana mudik juga masih terbayang jelas, dan jelas pengeluran sudah sangat banyak, terus peringatan HUT ke 69 Republik ini dan dilanjutkan pengumuman MK , eh malah ada kebijakan tentang premium.
Kebijakan ini membahagiakan beberapa kelompok tapi sangat memilukan buat mayoritas rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H