Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Haru Seru Mengikuti Program Keahlian Ganda untuk Guru SMA/SMK

10 April 2017   23:09 Diperbarui: 10 April 2017   23:22 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Keahlian Ganda PB SMKN Pertanian Terpadu, Pekanbaru (sumber. foto pribadi)

Pernahkah anda mendengar tentang program"Keahlian Ganda" bagi para guru SMA/SMK?

Jika belum ataupun sudah, dengan membaca artikel ini sampai selesai anda akan dapatkan pengetahuan baru dan cerita pengalaman yang menarik. Bahkan, jika anda guru SMA/SMK yang memenuhi syarat pasti akan tertarik untuk mengikutinya. Apalagi program ini hanya dilakukan untuk 2 (dua) angkatan saja, yaitu Angkatan 2016/2017 yang kegiatannya sedang berjalan dan tahun 2017/2018 yang akan dibuka pendaftarannya Juni 2017 nanti.

Program Keahlian Ganda adalah tindak lanjut dari Instruksi Presiden Republik Indonesia No.9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia. Inpres tersebut menginstruksikan kepada Kemendikbud untuk meningkatkan jumlah dan kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di SMK.

Kemudian, menindaklanjuti Inpres tersebut Kemendikbud melalu Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) melaksanakan program Sertifikasi Pendidik dan Sertifikasi Keahlian bagi guru SMA/SMK atau dikenal dengan nama Program Keahlian Ganda. Program ini nantinya diharapkan akan memenuhi kekurangan guru Produktif di SMK.

Untuk Angkatan pertama, pendaftarannya dibuka Oktober 2016 lalu ditujukan terutama bagi guru PNS adaptif dan normatif di SMK yang menurut data statistik jumlah gurunya berlebih atau yang pada kurikulum 2013 jumlah jamnya dikurangi atau bahkan dihapuskan seperti guru Fisika, Kimia, biologi, IPA, IPS, PKn, dan lain-lain dan ditujukan juga bagi guru SMA yang berminat.

Dengan mengikuti program ini nantinya guru-guru tersebut mempunyai dua kompetensi yaitu kompetensi mata pelajaran awal dan kompetensi mata pelajaran produktif yang dipilihnya. Selain itu guru-guru tersebut juga akan mendapat sertifikat pendidik atau sertifikat pendidik ke dua bagi yang sudah bersertifikasi di mata pelajaran awalnya. Sebagaimana kita ketahui Sertifikat Pendidik berguna sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan TunjanganProfesi Guru (TPG).

Lamanya waktu Pendidikan dan Latihan Program Keahlian Ganda ini hampir berlangsung satu tahun sejak Desember 2016 - Oktober 2017. Menggunakan Sistem On dan In, secara umum dapat dirincikan sebagiai berikut On -1 melaksanakan belajar mandiri selama 3 (tiga) bulan menyelesaikan 3 modul pembelajaran, In-2 Belajar tatap muka dan praktik di Pusat Belajar/P4TK masing-masing keahlian selama 2 (dua) bulan, kemudian On-2 kembali belajar mandiri dan magang di Sekolah magang dan DU/DI selama 3 (tiga) bulan, dan diakhiri Tatap Muka dan Uji Kompetensi oleh LPS untuk mendapat sertifikat keahlian selama 1 bulan di PB/P4TK serta dilanjutkan PLPG selama 10 hari untuk mendapatkan sertifikat pendidik.

Nah, penulis tertarik sekali untuk mengikuti program ini walau resikonya tentu akan menguras tenaga, dana dan waktu bersama keluarga. Akhirnya dengan menimbang sisi positifnya akhirnya putuskan ikut program keahlian ganda ini dengan mengambil jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura. Hanya saja ketika akan menandatangani pakta integritas terbersit untuk mundur, apalagi ada kawan-kawan yang pilih mundur karena tak kuat untuk meninggalkan anak istri selama berbulan-bulan pada In-1 dan In-2 nantinya.

Sekali keputusan dibuat, berpijak kepada harapan pasti ada jalan terbaik, akhirnya diambil juga program ini. Mulai Desember 2016 mulailah On-1, kegiatannya adalah belajar mandiri seperti membaca modul dan mengerjakan tugas-tugas di Modul Keahlian Ganda tersebut dan menguploadnya lewat website keahlian ganda.

Awal Maret 2017 dimulai In- 1, dengan datangnya surat undangan dari P4TK Pertanian Cianjur untuk mengikuti Diklat Tatap Muka yang dilaksanakan di Pusat Belajar (PB) SMKN Pertanian Terpadu Pekanbaru. Penulispun berangkat bersama tiga orang peserta lainnya dari Kabupaten Bintan, Kepri menggunakan Pesawat ke Pekanbaru via Batam pada hari Minggu, 19 Maret 2017. (Bosan ya baca paragraf serius diatas....hihi)

Okelah, mari kita mulai kisah haru biru meninggalkan anak istri selama dua bulan .....jiaah..

" Gerilya mencari Kos akhirnya ke Mess jua"

Pukul 14. 25 Pesawat City Link mendarat mulus di Bandara Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru. Menggunakan Jasa Taksi Blue Bird kami langsung ke SMKN Pertanian Terpadu, kami sangka bakal kena mahal karena pakai Argo...kami terus pelototin Argo di samping stir, angkanya terus bertambah setiap km. Rencananya kalo tembus lebih dari Rp. 200 ribu diminta berhenti saja taksinya, lalu lanjut jalan kaki ke PB nya. halah!

Eh nggak tahunya baru di angka Rp. 32 ribu sudah sampai di PB nya. Asyik...langsung kasih duit Rp. 35 ribu dan sok jadi orang kaya bilang kembaliannya ambil saja buat bapak sopirnya...halah lagak bener.....

Setelah melakukan registrasi, ditanyalah mengenai Mess dan asrama yang diinfokan lewat WA dengan tarif Rp 400 ribu/bulan ketika kami menelpon sebelum berangkat. Kami pun ditunjukkan mess untuk guru laki-laki dan asrama untuk guru perempuan tersebut. Satu Mess ada tiga kamar, satu kamar ada dua buah dipan bertingkat berarti maksimal di isi 4 orang. Kalo asrama ada 10 kamar, isi satu kamarnya sama. Hanya saja di Asrama bergabung dengan siswi yang tinggal di asrama sebelumnya.

Akhirnya sebagian peserta termasuk penulis mencoba mencari kosan di sekitar sekolah dengan maksud hati biar bisa lebih nyaman dan tidak rebutan ke kamar mandi. Kalo dapat kamar kos yang ada kamar mandi dalamnya dan ber-AC . Biar diklatnya kayak tinggal dirumah sendiri. hehe...Muter-muter mencari akhirnya tidak dapat seperti yang diharapkan. Akhirnya mau tak mau, balik ke Mess dan Asrama lagi. Dan ternyata sekamar di isi dua orang, tidak empat orang seperti info sebelumnya. Masing-masing kamr dilengkapi kasur, bantal beserta alas dan sarungnya. Dilengkapi juga dengan kipas angin.

Ya, lumayanlah....

" Air Tak Lancar, Ke Belakang Di tahan"

Beberapa hari pertama, lumayan cobaannya. Air ke Mess macet, tidak selancar Bengawan Solo. Sibuklah melapor ke Satpam, sebelum teknisi datang memperbaiki. Hasrat ke belakangpun harus ditahan. Tapi, untung tidak sampai keluar keringat dingin, hanya rasa resah gelisah dalam jiwa, bertanya-tanya bilalah datangnya teknisinya...

Akhirnya, Teknisinya pun datang memperbaiki mesin air dan lubang pengeluaran kamar mandi yang juga mapet dan setelah itu ...sudah mantab dah. Kebelakangpun jadi lancar, bahkan bisa tiga sampai empat kali sehari, walah...itu mah perut yang bermasalah....hahaha

"Tiga Hari Pertama Asyik, Berikutnya Sakit Pinggang"

Hari-hari pertama setelah pembukaan adalah refleksi On-1 bersama Instruktur Buk Een dan Buk Ika guru ATPH SMKN Pertanian Terpadu, semua peserta tampak serius. Karena hebatnya instruktur mengelola diskusi, suasana kelaspun mulai cair. Peserta di kelas ATPH kebanyakan isinya Ibuk-ibuk yang sudah berumur. Hanya ada 4 orang bapak-bapak, dan sepertinya dikelas saya yang paling muda. Sengaja saya bohong tentang ini, biar tak ketahuan umurnya. hehe..

Setelah beberapa hari di kelas, akhirnya instruktur tidak tahan juga untuk membawa kami ke lapangan, biar tahu rasa ATPH itu bagaimana. Pertama kali belajar tetang Alat Mesin Pertanian yaitu Hand Traktor dan Traktor Roda Empat di bawah terik matahari. Untung nara sumbernya pak Kiki orangnya gokil habis. Celetukannya selalu bikin ibu-ibuk ketawa. Sehingga panasnya cuaca tidak terasa, berganti canda tawa dan badan yang menderita oleh keringat yang mengucur deras.

Kemudian, akhirnya mungkin kasian, kami dibawa ke kebun dan disini lumayan teduh karena dilindungi pohon sawit. Kami belajar cara menghidupkan traktor, dari beberapa orang yang mencoba hanya saya saja yang belum bisa menghidupkannya, selainnya pun sama. Tidak kuat mengengkol -nya. Kecuali tiga orang bapak-bapak peserta yang memang tenaganya super.

Setelah itu besoknya dilanjut mentraktor tanah dan bikin bedengan untuk materi pengolahan lahan. Besoknya peserta pada kasak-kusuk mengeluh badannya sakit-sakit. Penulis sangat merasa kasian dan prihatin. Hanya saja karena Penulis pun merasakan hal yang sama dan lebih parah sepertinya karena pinggang pun ikut ngilu dan sakitnya tak ketulungan, penulis akhirnya larut dalam keluhan bersama mereka. hiks...

"Ilmu baru dan Harapan"

Tentunya kisah diklat ini tidak dukanya saja, sukanya tentu banyak sekali. Terutama Ilmu yang bertambah yang diberikan oleh Instruktur yang tidak mengenal lelah mendampingi kami. Mulai dari bagaimana menyiapkan benih, pengapuran lahan, pemupukan dasar, memasang mulsa, menentukan jarak tanam dan sebagainya semua dilatih dengan sempurna. Mulai dari hal-hal yang prinsip hingga ke hal sepele yang sangat bermanfaat tapi banyak orang malas melakukannya.

Salah satunya adalah mengeluarkan bibit dari polybag dengan tidak merusak media tanamnya. Kebanyakan orang mengeluarkannya dengan menggunting Polybagnya, dengan cara ini kadang medianya ikut hancur, padahal ada cara lain yang membuat polybag masih utuh dan bisa dimanfaatkan kembali serta media tanamnya tetap utuh. Caranya adalah membalikkan tanamannya dan menahan batangnya di sela jari kita, lalu polybag diremas-remas agar tanahnya padat, dan longgar, lalu polybagnya ditarik pelan-pelan ke atas dan lepaslah polybagnya tanpa merusak media tanamnya.

Masih banyak lagi pengalaman seru sebenarnya yang ingin penulis sampaikan berikut dengan ilmu-ilmu bermanfaat yang penulis dapatkan. Tapi sayang karena sudah larut malam, kita tunda dulu kapan-kapan penulis akan ceritakan lagi, toh...kelarnya  masih lama, 19 Mei 2017 baru selesai.

Kangen anak istri itu pasti. Seperti kata kawan, kangen atau Rindu itu sama dengan menahan pipis, ingin segera dituntaskan. Tapi, harus ditahan demi sebuah harapan. Seperti kisah empat lilin yang pernah ditampilkan dalam slide powerpointnya instruktur, yang intinya :

  1. Hidup tak selamanya terang, adakalanyaangin berhembus, meredupkan "lilin-lilin" kita
  2. Dalam situasi dan kondisi sesulit apapun, jangan sampai kau putus harapan... terlebih harapan kepadaNya...
  3. dengan Harapan, insya Allah kita bisa bertahan dan dengan ijinNya kita bisa menyalakan "lilin" lain kehidupan kita

Oleh karena itu ya dihadapi saja dengan enjoy, fokus pada harapan...apalagi teman-teman peserta walau sudah berusia senja tapi jiwa tetap muda. Kadang penulis saja malu...yang tua saja semangat, apalagi penulis yang masih muda. Maaf, terpaksa bohong lagi....hahahahaha

Mudah-mudahan cerita ini tidak menyurutkan para guru-guru SMA/SMK yang ingin ikut program Keahlian Ganda Tahap kedua Tahun 2017/2018 nantinya. Penulis menyarankan, ambillah peluang tersebut. Insyallah akan banyak manfaatnya.....hanya saja belajar dulu nahan pipis dari sekarang...hehe..pisssss

Pekanbaru, 10 April 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun