" Gerilya mencari Kos akhirnya ke Mess jua"
Pukul 14. 25 Pesawat City Link mendarat mulus di Bandara Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru. Menggunakan Jasa Taksi Blue Bird kami langsung ke SMKN Pertanian Terpadu, kami sangka bakal kena mahal karena pakai Argo...kami terus pelototin Argo di samping stir, angkanya terus bertambah setiap km. Rencananya kalo tembus lebih dari Rp. 200 ribu diminta berhenti saja taksinya, lalu lanjut jalan kaki ke PB nya. halah!
Eh nggak tahunya baru di angka Rp. 32 ribu sudah sampai di PB nya. Asyik...langsung kasih duit Rp. 35 ribu dan sok jadi orang kaya bilang kembaliannya ambil saja buat bapak sopirnya...halah lagak bener.....
Setelah melakukan registrasi, ditanyalah mengenai Mess dan asrama yang diinfokan lewat WA dengan tarif Rp 400 ribu/bulan ketika kami menelpon sebelum berangkat. Kami pun ditunjukkan mess untuk guru laki-laki dan asrama untuk guru perempuan tersebut. Satu Mess ada tiga kamar, satu kamar ada dua buah dipan bertingkat berarti maksimal di isi 4 orang. Kalo asrama ada 10 kamar, isi satu kamarnya sama. Hanya saja di Asrama bergabung dengan siswi yang tinggal di asrama sebelumnya.
Akhirnya sebagian peserta termasuk penulis mencoba mencari kosan di sekitar sekolah dengan maksud hati biar bisa lebih nyaman dan tidak rebutan ke kamar mandi. Kalo dapat kamar kos yang ada kamar mandi dalamnya dan ber-AC . Biar diklatnya kayak tinggal dirumah sendiri. hehe...Muter-muter mencari akhirnya tidak dapat seperti yang diharapkan. Akhirnya mau tak mau, balik ke Mess dan Asrama lagi. Dan ternyata sekamar di isi dua orang, tidak empat orang seperti info sebelumnya. Masing-masing kamr dilengkapi kasur, bantal beserta alas dan sarungnya. Dilengkapi juga dengan kipas angin.
Ya, lumayanlah....
" Air Tak Lancar, Ke Belakang Di tahan"
Beberapa hari pertama, lumayan cobaannya. Air ke Mess macet, tidak selancar Bengawan Solo. Sibuklah melapor ke Satpam, sebelum teknisi datang memperbaiki. Hasrat ke belakangpun harus ditahan. Tapi, untung tidak sampai keluar keringat dingin, hanya rasa resah gelisah dalam jiwa, bertanya-tanya bilalah datangnya teknisinya...
Akhirnya, Teknisinya pun datang memperbaiki mesin air dan lubang pengeluaran kamar mandi yang juga mapet dan setelah itu ...sudah mantab dah. Kebelakangpun jadi lancar, bahkan bisa tiga sampai empat kali sehari, walah...itu mah perut yang bermasalah....hahaha
"Tiga Hari Pertama Asyik, Berikutnya Sakit Pinggang"
Hari-hari pertama setelah pembukaan adalah refleksi On-1 bersama Instruktur Buk Een dan Buk Ika guru ATPH SMKN Pertanian Terpadu, semua peserta tampak serius. Karena hebatnya instruktur mengelola diskusi, suasana kelaspun mulai cair. Peserta di kelas ATPH kebanyakan isinya Ibuk-ibuk yang sudah berumur. Hanya ada 4 orang bapak-bapak, dan sepertinya dikelas saya yang paling muda. Sengaja saya bohong tentang ini, biar tak ketahuan umurnya. hehe..