Beruntunglah saya, punya istri orang Kijang. Sebuah kota kecil di Kecamatan Bintan Timur, Kab. Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Sebab dengan demikian saya dan keluarga bisa leluasa berpuas-puas hati siang malam menikmati kota kecil yang permai ini, maklum rumah mertua berada di kota kecil ini. Jadi kapan saja, saya dan keluarga bisa menginap di villa mertua indah .. Hehe.
Apa sih hebatnya kota kecil ini?
Kota ini berada 24 km dari Kota Tanjung Pinang, Ibukota provinsi Kepulauan Riau. Tidak jauh memang. Tapi karena padatnya lalu lintas jarak segitu tetap juga butuh waktu sekitar 50 menit untuk sampai ke Kota Kijang. Namun walau begitu tak menyurutkan warga kota Tanjung Pinang pergi ke Kota Kijang. Hampir rata-rata 600-1000 orang warga Tanjung Pinang setiap Sabtu-Minggu pergi berakhir pekannya ke Kota Kijang. Alasannya karena Tanjung Pinang minim ruang publik. Pertumbuhan kota lebih didominasi oleh pembangunan gedung, hotel dan pusat perbelanjaan. Nah, untuk mengusir kesuntukan, maka warga kota lebih memilih pergi ke kota kecil Kijang ini. Kenapa?
Inilah jawabannya! kota kecil Kijang ini hampir 40% wilayahnya adalah ruang publik! Lho kok bisa? Apa saja sih yang ada disana?
1) Taman Kota Kijang
Foto. Taman Kota Kijang
Â
Taman Kota Kijang ini adalah Ruang Terbuka Hijau yang cukup luas. Di Taman kota ini terdapat "kolam" begitu orang setempat menyebutnya, atau danau yang cukup luas. Pengunjung bisa bermain-main di danau ini dengan menyewa bebek-bebek air yang dikayuh. bentuknya tidak saja bebek tapi ada juga yang berbentuk kapal. Semua bisa disewa dipengelolanya dipinggir danau ini. Atau pengunjung bisa duduk-duduk santai di bangku-bangku taman yang banyak terdapat di pinggir danau dengan pepohonan yang rindang dan asri tersebut. Bisa juga duduk-duduk di "akau" atau pujasera diseberang jalan pinggir danau menikmati makanan khas Bintan sembari mendengarkan lagu-lagu melayu yang dinyanyikan oleh musisi lokal dipanggung rakyat pujasera tersebut. Kalau bosan bermain di taman seputaran danau, bisa juga menonton serunya pertandingan futsal atau bola basket yang dimainkan para remaja di sebelah pujasera tersebut. Pokoknya mantab, dah!
2) Mini Zoo Kijang
Â
Foto. Mini Zoo Kota Kijang
Masih di wilayah Taman Kota, terdapat Mini Zoo atau kebun binatang mini yang berada di ujung utara danau. Walau mini tapi koleksi binatangnya cukup banyak. walo begitu untuk masuk ke Mini Zoo ini anda tak perlu bayar alias gratis! Suka kan? hehe. Didalamnya terdapat bermacam-macam koleksi binatang dilindungi seperti buaya, Rusa, Kera, Burung cendrawasih, burung kakaktua, dan berbagai jenis burung-burung lainnya, kemudian ada Kukang, Beruang, ular, berbagai jenis ikan, dan banyak lagi lainnya. Di Mini Zoo ini juga terdapat tempat permainan anak-anak, taman bacaan anak, tempat ibu menyusui, gazebo, dan fasilitas lainnya. Dan salah satu keunikan di kawasan mini zoo ini adalah terdapat bunga sakura peninggalan jepang yang berhasil diselamatkan dari induknya yang sudah mati. Hebatnya, bunga itu akan berbunga sama dengan jadwal musim berbunga di Jepang.
3) Kijang City Walk
Â
Foto. Pembangunan "Kijang City Walk"
Nah diseberang danau di depan Mini zoo, sedang dibangun Kijang City Walk. Hingga artikel ini ditulis pengerjaannya sudah 40%. Desember 2015 ini, warga kota dan pengunjung dari mana saja sudah bisa menikmatinya. Pengunjung bisa berlari-lari, berolahraga di jalur trek yang sudah disediakan, bisa juga duduk-duduk sambil menonton pertunjukan tari atau musik, atau bahkan berenang di kolam renang yang akan disediakan dilokasi ini nantinya! Kerenkan!
4) Taman Antam Relief
Â
Foto. Taman Relief Kota Kijang
Kemudian yang tak kalah bagusnya adalah Taman Antam Relief yang tidak jauh dari Taman Kota Kijang tersebut, sebenarnya masih satu kesatuan Ruang terbuka hijau sebenarnya. Tapi lumayan juga kalau jalan kaki dari taman kota bila mau kesana? Semput juga hehe. Nah di Taman Antam Relief ini terdapat Relief sejarah penambangan bauksit di Kijang. Sejak ditemukan dan ditambang oleh Belanda dari tahun 1924, direbut dan dikelola Jepang, diambil alih Belanda lagi, sampai akhirya di privatisasi oleh Indonesia dan dikelola oleh BUMN PT. Antam, Tbk yang berakhir sampai tahun 2009. Hampir 100 tahun juga ya sejarah penambangan bauksit di kota ini! hmm....uangnya kemana ya? hehe.
Oke tak usah dibahas, nah.. sebagai kenang-kenangan PT. Antam Tbk, membangun taman Antam relief itu pada tahun 2010 dan selesai tahun 2011. Di Taman yang cukup luas ini dimanfaatkan warga kota untuk bersepeda, senam, main skateboar, menonton pertunjukan seni budaya, konser, dan acara-cara seremonial lainnya. Tidak jauh dari relief Antam itu juga dibangun sebuah tugu yang melambangkan seorang pekerja tambang. Dibawah tugu terdapat bermacam bunga-bunga kertas warna warni yang mempesona.
Di Taman Antam Relief ini juga terdapat Gedung Olah Raga (GOR) yang dimanfaatkan warga gratis apakah untuk bermain voli, latihan karate, silat, atau pesta perkawinan. Disebelah timur Taman Antam Relif ini juga terdapat berbagai fasilitas olehraga seperti Lapangan sepakbola, lapangan Tenis dan Perpustakaan Daerah. Pokoknya komplit dah!
Dan masih banyak lagi falitas publik lainnya di kota ini seperti fasilitas ibadah seperti Mesjid Raya Kijang yang dibangun megah, gereja, vihara, Rumah Sakit dan yang sedang dibangun Gedung Lembaga Adat Melayu. Pokoknya kalau boleh dikata hampir isi kota ini adalah ruang publik Seakan-akan tata kelola ruang kotanya disengaja untuk memanjakan warganya! hehe...
***
Nah, tahukah anda bagaimana keadaan sebelum ruang terbuka hijau itu dibangun dulunya? Dulu sejak Penambangan bauksit masih beroperasi, kota ini tidak ada apa-apanya, kota ini hanya terkenal sebagai kota tambang. Danau yang dijadikan Taman Kota itu dulunya adalah bekas tambang untuk pencucian bauksit, lalu kemudian oleh PT Antam dijadikan kawasan resapan air untuk perumahan Antam. Tidak ada Taman kota, Tidak ada mini zoo, tidak ada Taman Antam relief, apalagi kijang city walk dan lain-lain. Yah, seperti komplek industri tambang pada umumnyalah.....
Namun akhirnya pasca selesainya zaman Pertambangan bauksit di kota kecil ini dan kemudian beberapa kawasan bekas tambang itu dihibahkan ke pemerintahan Kabupaten Bintan, yang waktu itu dibawah kepemimpinan Bupati Anshar Ahmad, kawasan bekas tambang itu akhirnya disulap menjadi Ruang Terbuka Hijau yang sungguh mempesona bagi siap saja yang datang ke kota ini.
Bahkan orang-orang yang pernah merasakan zaman penambangan bauksit dulunya di kota ini mengaku terkejut dengan perkembangan pesat kota kecil ini. Mereka sangat senang dan bahagia melihatnya. Karenanya warganya sekarang boleh berbangga dengan kota kecil ini.Tempat ini sekarang sudah menjadi satu tempat wisata alternatif bagi warga, tidak hanya dari Bintan tapi juga Kota Tanjungpinang.
Nah, menarik bukan? Semoga apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bintan ini bisa di contoh oleh daerah-daerah lainnya? menyulap bekas tambang jadi ruang terbuka hijau nan mempesona!
Berani?!
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H