Tahun 2014 adalah tahun politik nasional. Sebagian rakyat Indonesia yang menumpang "hidup" di dunia perpolitikan nasional mulai bertungkus lumus untuk meraup suara rakyat sebesar-besarnya agar bisa terus eksis di dunia tersebut.  Kadangkala sebagian mereka tidak lagi mempertimbangkan "halal-haram". Mereka ini sudah terkotak-kotak dan bergolong-golongan.
Sedang yang tidak hidup di dunia tersebut, termasuk penulis santai-santai saja kalopun mengikuti hanya sekedar ikut-ikutan. Padahal suara mereka lah yang sedang diperebutkan oleh "pelaku" perpolitikan Nasional itu. Suara yang sangat menentukan. Suara yang belum jelas hitam diatas putih.
Hasil dari pemilu inilah yang akan menentukan Indonesia di masa depan. Kebijakan dan keputusan penting bagi 250 juta rakyat Indonesia kedepan akan ditentukan oleh mereka yang terpilih nanti. Sebagian besar rakyat berharap bahwa yang terpilih benar-benar mereka yang bisa berfikir, bekerja dan berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara.
Pemilu Presiden merupakan pemilu yang paling ditunggu-tunggu hasilnya oleh rakyat Indonesia. Kemudian, pemilu 2014 ini juga sepertinya akan menjadi pemilu terakhir yang memakai persyaratan dapat memenuhi 25 persen suara sah nasional dan 20 persen kursi di DPR untuk pengajuan Capres/Cawapres sendiri atau dengan gabungan suara berbagai parpol peserta pemilu yang lolos Parlemen thersold (3,5 persen suara) nantinya.
Oleh karena itu capres -capres atau cawapres yang sudah didengung-dengungkan belakangan ini belum pasti bisa ikut diantaranya Aburizal Bakrie (Golkar), Wiranto-Hary Tanoe (Hanura), Prabowo (Gerindra), Yusril Ihza Mahendra (PPP), Rhoma Irama (PKB), Suryadarma Ali (PPP), Hatta Rajasa (PAN), Jokowi/Megawati (PDIP), Dahlan Iskan/Gita Wirjawan (Demokrat), Anis Matta (PK) dan lain sebagainya.
Namun bila melihat masa lalu, perkembangan saat ini dan survey oleh berbagai macam lembaga, kita sudah dapat memilah-milah siapa-siapa saja yang punya kans besar untuk maju pada bursa Capres -cawapres mendatang.
Mereka yang punya kans besar tersebut menurut penulis adalah sebagai berikut:
PRABOWO SUBIANTO - AHOK (GERINDRA)
Bila melihat Partainya mungkin kita pesimis bahwa Partai ini akan berhasil mengusung capres-cawapres sendiri. Pesimis tersebut karena jumlah suara gerindra di 2009 lalu hanya 4, 46 persen suara.  Namun bila melihat perkembangan belakangan ini sepertinya suara Gerindra akan naik, tapi akankah mencapai 25 persen akan sangat diragukan. Namun bila itu terjadi maka figur dari partai itu yang kemungkinan besar dimajukan, tentu saja adalah dua nama tersebut.
JOKOWI - RISMA (PDIP)
PDIP memang difavoritkan bisa memenuhi target 25 persen suara nasional dengan basis massa mereka yang hampir merata di seluruh Indonesia. Hanya saja gaung yang berkembang sekarang adalah duet Megawati- Jokowi. Namun duet ini ternyata banyak ditolak oleh pendukung mereka sendiri dan yang akan menjadi pendukung mereka di 2014. Mereka lebih ingin Jokowi yang dimajukan menjadi Capres. PDIP tentu mengetahui hal ini. Sepertinya mereka juga sedang mempermainkan sesuatu dengan menciptakan "konflik" di Surabaya, untuk mengangkan Risma ke tingkat Nasional untuk bergandengan dengan Jokowi yang sudah punya nama.
DAHLAN ISKAN- ANIS MATTA (DEMOKRAT dan PKS)
Partai Demokrat memang lagi diambang "kehancuran" karena ulah kader-kader Partai Mereka. Untuk mendulang 25 persen suara memang sangat sulit bagi Demokrat. PKS juga mengalami nasib yang sama dengan Demokrat. Karena kesamaan nasib itu mereka dimungkin akan berkoalisi dengan memunculkan dua tokoh diatas. Dengan memanfaatkan dukungan suara fanatik Demokrat dan PKS di daerah-daerah pasangan ini bisa menjadi Kuda hitam.
Itulah tokoh-tokoh yang menurut penulis punya kans besar dan dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia, dengan harapan siapapun menang diantara mereka ya, oke sajalah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H