Berita menarik tersaji di Laptop penulis hari ini. Sosok pria misterius yang mendatangi kantor gubernur beberapa waktu lalu sambil berteriak-teriak memanggil gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dan mengancam akan mengguliti kepala Gubenur tertangkap sudah.
Adalah Posmetro Padang dengan judul berita "Urang Bagak Baladiang ditangkap" menyebutkan pelakunya adalah berinisial MKÂ (31) Mahasiswa Program Pendidikan Calon Dosen Akademi Komunitas (PPCPAK) di Universitas Negeri Padang.
Menurut Keterangan Kapolsekta Padang Barat Kompol Sumintak, motif dibalik aksi pelaku belum jelas. Namun dari pemeriksaan sementara aksi pelaku tersebut dilakukan secara spontan. Dari informasi orangtuanya, pelaku menderita kelainan psikologis dan memang terbiasa merusak dan menyerang apa saja yang dirasakannya mengganggu.
Keterangan itu juga diperkuat oleh Dekan Fakultas Teknik UNP, Drs Ganefri, M yang menyebutkan bahwa Pihak fakultas sendiri baru menyadari perlakuan aneh pelaku setelah menjalani pendidikan selama tiga bulan lebih. Belakangan diketahui, pelaku memiliki kelainan psikologis yang dibawanya sejak kecil, kelainan itu tumbuh secara spontan dan tidak diduganya.
Di kampusnya Pelaku yang berjenggot lebat ini dikenal sebagai mahasiswa pintar dan berprestasi. Data dari FT UNP, pelaku merupakan tamatan dari IPB dan sudah mengecap pendidikan selama enam tahun di Amerika. Saat tes untuk masuk Program PPCPAK tersebut, dari 25 orang yang lulus, pelaku mendapatkan peringkat teratas dengan nilai bahasa Inggris tertinggi.
Nah, kelainan Psikologis apakah yang diderita pelaku? Apakah benar pelaku menderita Psikopat? Menarik untuk dikaji. Menurut perbincangan dengan kawan-kawan Penulis di Padang, bila melihat pelaku yang juga pernah menyobek-nyobek Spanduk didepan sebuah hotel dan sempat mengancam sekurit hotel namun akhirnya melarikan diri dengan Toyota Rush warna hitam miliknya, serta pernah berteriak menyebut-nyebut uangnya sudah habis banyak yang ditujukan kepada Gubernur diyakini sedang stress berat.
Pelaku kemungkinan mengalami tekananan psikologis berat karena belum juga bekerja. Padahal Pelaku adalah mahasiswa berprestasi dan juga pernah mengecap pendidikan di Amerika. Apalagi biaya pendidikan itu tentu juga tidak sedikit. Kemungkinan lain pelaku sudah melamar pekerjaan di pemerintahan tapi tak kunjung diterima atau pernah dijanjikan oleh pejabat tertentu namun belum juga dipanggil-panggil. Sehingga membuat pelaku frustasi.
Kemungkinan -kemungkinan itu tentu hanya praduga semata. Jelasnya tentu akan terungkap dari pemekrisaan Polisi nantinya. Hanya saja benarkah pelaku seorang Psikopat, bila melihat prilaku yang ditunjukkan. Sangat sulit untuk dijawab.
Psikopat sendiri secara umum berarti sakit jiwa. Penderita Psikopat cenderung berprilaku antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya. Seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru besar di Universitas British Columbia: Robert D. Hare yang telah meneliti Psikopat selama 25 tahun menyebutkan mereka yang menderita Psikopat jago membuat kamuflase yang rumit, pintar memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri.
Dikatakan juga, 25% dari Psikopat cenderung menjadi pembunuh dan pemerkosa Namun 75 % lainnya nampak seperti orang kebanyakan,berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, pintar, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan seperti Koruptor.
Kemudian menentukan seseorang itu Psikopat juga sangat sulit, perlu penilaian prilaku yang dilakukan berkesinambungan dengan wawancara, pengamatan ketat, dan sebagainya. Namun diyakini pengidap psikopat penyakit mental yang tak bisa disembuhkan ini hanya 1% dari total populasi dunia.
Dengan arti kata tidak semua gangguan psikologis yang mengarah ke Psikopat disebut Psikopat. Bisa saja gangguan jiwa itu bersifat sementara dan dapat disembuhkan dengan terapi tertentu. Gangguan jiwa itu bisa berupa stress, frustasi, fanatisme berlebihan, dan lain sebagainya. Mudah-mudahan apa yang dialami oleh Pelaku hanya stress semata dan pelaku bisa kembali normal serta bisa kembali ketengah masyarakat untuk menyumbangkan ilmunya.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H