Ada rasa haru ketika menyaksikan Anggota BASARNAS, TNI-POLRI, PMI, Pencinta Alam, dan sukarelawan lainya dari berbagai elemen masyarakat bahu membahu mencari korban Sukhoi superjet 100 yang mendapat musibah kecelakaan di Kawasan Gunung Salak 9 mei kemaren. Inilah sebenar indonesia! Bangsa yang terkenal santun, bersahaja dan penuh cinta terhadap sesama. Ratusan sukarelawan tersebut bekerja dengan penuh tanggung jawab, ikhlas dan tanpa mengharapkan imbalan apa-apa untuk menolong mengevakuasi jasad korban dan serpihan pesawat untuk memberikan ketenangan kepada keluarga yang ditinggalkan  yang mendapat musibah tersebut.
Para Sukarelawan itu meninggalkan anak istri, berlelah-lelah mendaki gunung hinga 10 jam, bermalam di hutan bahkan ada yang tidur bergelantungan di pinggir jurang karena kelelahan, menuruni jurang dengan mempertaruhkan keselamatan mereka. Segala cara dilakukan untuk mengevakuasi korban baik jalur darat maupun udara. Siang malam mereka terus bekerja!
Sebuah puisi sahabat kompasiana kita bung Cris Suryo yang berjudul Nyanyian Sunyi Para Relawan sangat menyentuh hati saya. Dalam bait pertama beliau mensitir kita yang terlalu banyak bicara.
Pilihan sunyimu luluh lantakkan kesombongan
Kami yang gemuruh dalam hiruk pikuk wacana
Kenapa, mengapa, dan ada apa sang bencana
Dalam duduk nyaman sembari santap hidangan
Banyak orang sibuk berargumen, menduga-menduga, menyudutkan perorangan atau lembaga penyebab kecelakaan ini, bahkan ada yang sangat keterlaluan menjadikan musibah ini suatu bahan candaan sambil bercengkrama ketawa-tawa di cafe, kedai-kedai , dirumah bersama keluarga sambil menyantap hidangan yang teramat enaknya. Sedang disana para relawan memilih jalan cinta, menelusuri kesunyian hutan belantara kawasan gunung Salak meninggalakan istri dan anak serta keluarga untuk mencari dan mengevakuasi korban bencana.
Dalam larik puisi berikutnya beliau menyentak kita dengan kata-kata yang menusuk sisi kemanusiaan kita.
Padamu yang bertaruh nyawa
Di bibir dan relung jurang menganga
Mengambil apa yang kami minta
Yang Kuasa mewakili apa yang terlupa
Ya, para relawan itu merekapun sedang bertaruh nyawa! Siapa yang bisa menjamin helikopter yang digunakan jatuh ketika mengevakuasi! Siapa yang bisa menjamin sukarelawan itu jatuh karena tali temali yang menopang tubuhnya tidak kuat menahan tubuhnya ketika mengangkat korban di bibir jurang yang menganga! Relawa itu menyerahkan keselamatan mereka dalam tugas mulia itu hanya kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa. Larik ini menyentak sisi terlemah kita, bahwa Tuhan bisa saja bisa mengambil apapun dari kita kapan saja tanpa kita mampu menolaknya.
Puisi ini ditutup dengan suatu pengakuan dan suatu kesadaran yang menjadi teladan:
Pada nyanyian sunyi para relawan
Terimalah akuan maaf hati
Juga ucapan terima kasih kami
Pilihanmu selalu katupkan angkuh diri
Kita belajar banyak dari kisah para relawan tersebut. Pilihan hidup yang mereka pilih adalah sebentuk sindiran dan teguran bagi kesombongan dan keangkuhan yang tak sadar kita pilih. Kita yang terlalu banyak berwacana, merasa paling pintar, bahkan kadang sumpah serapah kerap keluar dari mulut kita menilai kelambanan evakuasi bencana tanpa sadar kalau kita sendiri yang disana, apakah mampu berbuat lebih dari mereka!
Hari ini saya pribadi belajar banyak. Saya mendoakan semoga seluruh relawan diberi kesalamatan dan bekah hidup yang luar biasa dari Tuhan hingga dapat berkumpul kembali bersama keluarga untuk berbagi cerita keteladanan. Mengutip bagian lirik puisi beliau :
Segala rasa dan doa untukmu sukerelawan
Semoga terberkati dalam ikhlas hati berjuang
Juga ingin saya tulis doa dan dukungan dari masyarakat kita dari seluruh indonesia untuk mereka para relawan yang berhati mulia yang ditulis di kaskus, facebook , twitter dll :
Bravo TNI dan Sukarelawan. Ingat SAFETY FIRST before help others...(iwan12345/kaskus)
tetap semangat semua tim evakuasi di sana kami selalu mendoakan kalian.. (Reggynostra/kaskus)
ane salut gan gan smua elemen bangsa ini bersatu memberikan bantuan....
smg hal ini bisa menjadi contoh dalam hal lain dah... (A7xenthusiast/kaskus)
SALUT BUAT SUKARELAWAN… apalagi pas hari pertama sukarelawan yg membuka jalan di tebing, sehingga bisa melakukan evakuasi, tak makan dan tak minum selama 8 jam.. (dessy/kompasiana)
saluuuttt untuk mereka semoga diberikan kesehatan dan kekuatan sampai semua korban ter evakuasi…apalagi ada satu relawan yg mencari instrinya sendiri yaa…duhh gimana ya perasanya…. (bulanmei/kompasiana)
Nice share,Semoga kesombongan dan keangkuhan kita dalam menjalani hidup ini tersadar bahwa kita sesungguhnya belumlah berbuat apa2 demi kemanusiaan dibanding tim SAR yg tanpa banyak bicara,tanpa pamrih terus berjuang melawan berbagai hambatan medan ganas.Salam hangat! (Nur Setiono)
Semoga Allah melindungi seluruh para relawan. Aaamiin...(Sri R./Facebook)
Mereka relawan meninggalkan anak istri, berlelah-lelah, apakah yang mereka cari? tak lain tak bukan adalah panggilan dari nurani mereka yang bersih dalam rangka melaksanakan perintah Illahi untuk saling tolong menolong terhadap sesama. Semoga perjuangan mereka mengilhami kita untuk lebih berperan aktif dimasyarakat untuk indonesia lebih baik. ( ilmifarida/facebook)
Relawan kita dari berbagai elemen baik Basarnas, TNI-POLRI, PMI, Mapala, Masyarakat, mahasiswa, dan sebagainya berbaur menjadi satu untuk mengevakuasi korban. Perlu dicontoh oleh kita rakyat indonesia dimanapun berada! (Arkan Rabbani Kamal/ BBM)
Dan banyak lagi doa dan dukungan lainnya. Semoga doa-doa dan dukungan ini dapat menjadi inspirasi untuk indonesia lebih baik!
Tanjung Pening, Kepulauan Risau, 23.30 WIB
(Didedikasikan untuk sahabat kompasiana Cris Suryo dan seluruh relawan yang tanggap bencana dimanapun berada- SAFETY FIRST before help others!!!....)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H