Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Jepang Inginkan Ricky Elson "Putra Petir" Indonesia Kembali

4 April 2014   06:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:06 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillaah.
Salam kebangkitan Renewable Energi
Demi kejayan Negri.

2014/4/2
Ciheras.

Ah, saya sebenarnya ingin marah pada pengelola negri ini! Hal-hal seperti ini selalu tidak mendapatkan perhatian dan terpinggirkan. Anak-anak negeri berpotensi, karya-karya mereka terlalu sering diabaikan. Apakah nasib mobil listrik dan pembangkit listrik tenaga angin ini akan sama nasibnya dengan penemuan pesawat N-250 nya Habiebie dulu dan akhirnya mati muda? Entahlah!

Kepada saudaraku Bung Ricky Elson, teruslah berjuang, kalaupun tidak diterima di negeri ini, berjuanglah di negeri lain! saya masih teringat kata-katamu, ketika mobil listrik Tucuxi yang hampir saja merenggut nyawamu dan Dahlan Iskan, namun malah mendapat cibiran masyarakat, engkau berkata:

Saya heran, mengapa begitu banyak amarah dan penghujat di sekitar kita? Ketika Tuxuci kecelakaan, orang banyak yang menghujat. Meski beberapa juga memberikan dukungan. Namun saya tetap optimis. Pada dasarnya semua hal yang salah bisa diperbaiki. Saya gunakan amarah dan hujatan sebagai daya dorong untuk memperbaiki kesalahan. Lagipula, pesawat tinggal landas dengan cara melawan angin, bukan dengan mengikutinya.

Kalimat yang luar biasa, bung! Doa kami selalu untukmu dan seluruh anak-anak muda potensial yang sering tidak mendapat tempat di negeri ini! Merdeka!

[caption id="attachment_387528" align="aligncenter" width="538" caption="Ricky Elson dan si Cemonk -pun lelah! (sumber Akun facebook Ricky Elson)"]

1420022545900001212
1420022545900001212
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun