Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dahlan Iskan yang "Dikerjai" SBY dan Jokowi

28 Oktober 2014   20:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:25 9070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika nama Dahlan Iskan tidak ada di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo sejumlah sahabat yang sama-sama penggagum Pak Dahlan menghubungi saya lewat sms , BBM, Whatsap, atau di FB menyampaikan kekecewaannya. Di media sosial seperti Twitter dan FB pun berseliweran tweet atau status kekecewaan tidak terpilihnya Dahlan Iskan sebagai Menteri. Salah seorang fans Dahlan @Anita1002 menulis:

padahal sy pilih presiden terpilih karena pak Dahlan mendukung pak presiden looh…..tpi kesininya bapak gk masuk kabinet….its ok paak..live is goes on…. semoga presiden terpilih bisa bekerja sesuai dg harapan rakyat dan harus memihak rakyat…karena klo itu tidak terlakssana saya akan merasa bersalah sekali telah memilih pak presiden… hayukk tetap semangtt pak dimanapun posisi kita….

Saya sendiri sudah memprediksi sejak nama Dahlan Iskan hilang dari nama calon menteri yang beredar padahal sebelumnya nama Dahlan Iskan selalu unggul di survey yang dilakukan Tim Transisi Jokowi. Sebelumnya pada perpisahan dengan dirut-dirut BUMN pada senin 20 oktober 2014 lalu Dahlan sendiri sudah memberi sinyal bahwa beliau tidak akan di BUMN lagi. Kepada Dirut BUMN beliau menyampaikan akan menghabiskan sebagian besar waktunya di Surabaya. Bukan untuk perusahaan media yang dimilikinya tapi untuk menjalani karier baru sebagai sociopreneur yang mengembangkan pohon kaliandra sebagai sumber energi biomassa.

“Saya tidak berniat untuk kembali lagi ke perusahaan saya (Jawa Pos Group). Karena saya tahu perusahaan itu sudah berkembang sangat jauh setelah saya tinggal. Saya saja kaget lihat buku tabungan. Ternyata kekayaan saya bertambah besar. Kalau saya masih bercita-cita menanam buah merah terbesar (kaliandra) di Indonesia sebagai sumber energi.” Ucap Dahlan seperti dikutip dari @Lineza Grup.

Dahlan Iskan adalah pencetus awal yel-yel yang sekarang menjadi Jargonnya pak Jokowi dan kabinetnya yaitu kerja! kerja! kerja!  Saya pribadi menilai Jokowi sendiri adalah penggagum Dahlan Iskan, dan saya yakin jargon Jokowi tersebut terinspirasi dari Dahlan Iskan, karena kita tahu pak Jokowi suka membaca. Saya yakin sekali Jokowi termasuk orang yang mengikuti sepak terjang Dahlan dan penikmat tulisan Dahlan baik buku ataupun catatan di Manufactoring Hope (MH) yang selalu terbit tiap senin pagi di koran-koran Grup Jawapos. Lihat saya dari gaya Pak Jokowi benar-benar mirip dengan Dahlan Iskan, berkemeja putih, suka blusukan, bicara santai apa adanya, pokoknya Copy paste Dahlan banget. Semua itu bisa terbaca dari pidato Jokowi dihadapan pendukung Dahlan yang tergabung dalam ReDI yang terut mendukung Jokowi-JK pada pilpres lalu seperti dikutip dr jpnn.

"Pak Dahlan Iskan banyak memberikan contoh pada kita semuanya. Beliau ini selalu optimis, tidak ada yang tidak bisa dikerjakan, semuanya beliau yakin bisa dan harus bisa. Itu yang saya lihat di Pak Dahlan Iskan," ungkap Jokowi yang saat itu didampingi JK.

Lalu mengapa Dahlan tidak dilirik Jokowi? Jawabnya satu: Jokowi ditekan. Saya yakin jika Jokowi benar-benar Free pasti pilih Dahlan dalam kabinet kerjanya, sebab Dahlan selain inspirator  Jokowi juga termasuk pendukung beliau pada pilpres kemaren. Akhirnya Jokowi harus lupakan jasa sahabat baiknya itu. [caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Memorian: Relawan ReDI (Pendukung Dahlan Iskan di konvensi Demokrat) dalam acara dukungan untuk Jokowi-JK/dok. jpnn "][/caption] Dahlan sendiripun juga sudah tahu diri seperti ditulis beliau di koran hari ini dalam judul: Ini Dia Kabinet Kerja, kerja, kerja, sedikit drama sebelum kerja. Dalam artikel itu beliau menyorot beberapa nama yang sudah dipanggil lalu hilang begitu saja, ada pula yang paginya sudah disuruh pakai kemeja putih tapi menjelang pengumuman dibatalkan, semua itu menurut beliau wajar karena akan selalu ada tarik ulur kepentingan, setiap Presiden baru akan merasakannya.

" Intinya, bagi yang belum kebagian kursi, jangan sedih. Apalagi bagi yang seperti saya, yang masuk daftar pun tidak. Sama sekali tidak boleh masygul. " Kata Dahlan.

Dahlan sudah "dikerjai" dua kali dalam dunia politik yaitu pertama oleh SBY saat konvensi calon presiden partai Demokrat, Dahlan mengungguli para peserta lain. Tapi sayang Demokrat tidak melanjutkan memperjuangkan Dahlan maju pada pilpres baik sebagai presiden atau wapres. Padahal Dahlan sudah berbuat banyak untuk menaikkan kinerja SBY dimasa pemerintahannya.  Kedua, begitu juga saat Dahlan memilih bergabung di kubu Jokowi, dan termasuk nama yang diunggulkan disurvey tim transisi Jokowi untuk Jabatan menteri BUMN.  Tapi, kembali Dahlan tidak dilirik sedikitpun. Walau begitu Dahlan tidak pernah dendam.  "tipu-menipu" dalam bisnis, dalam politik itu wajar kata Dahlan. Oleh sebab itu beliau berjanji tidak akan ikut berpolitik lagi. Kecuali dalam hal bisnis. Kata beliau : "Kalau pensiun dari menteri saya tidak kerja, (saya) mati. Karena pengusaha kalau tidak kerja akan mati," katanya. Tapi kerja yang akan dilakoninya kali ini tidak lagi untuk mencari keuntungan tapi lebih kepada kerja sosial yang beliau beri nama socioprener. Mencoba membantu banyak orang untuk mencapai sukses. Akhirnya Menteri yang masa jabatannya singkat tapi mampu membuat beberapa BUMN yang sempat mati suri menjadi bangkit kembali. Salah satunya, PT Industri Kapal Indonesia (IKI) yang sekarang menjadi perusahaan galangan kapal terbesar di Indonesia Timur. Menteri yang berani menentang mafia BUMN sehingga tak berkutik, mereformasi BUMN, mengangkat dirut BUMN  termuda 28 tahun, perempuan pula dan hasilnya luar biasa, beliau yang berpikir out the box, dan sebagainya ini harus kembali ke habitat awalnya. Sangat disayangkan... Tak ada seorangpun yang dapat menentang takdir. Juga Dahlan.  Namun nama Dahlan akan selalu dihati para pengaggumnya, doa-doa mereka akan terus menyertai perjalanan Dahlan yang tetap akan bekerja untuk Indonesia.  Seperti ditulisnya pada paragraf terakhir hari ini:

Saya sendiri besok sudah berangkat ke Lombok, Bima, lalu jalan darat ke Dompu, Tambora, dan Sumbawa Besar. Saya juga harus langsung kerja, kerja, kerja. Seperti moto lama saya.

Hebat.  Teruslah hidup, teruslah menulis, abah! untuk menjadi inspirasi Indonesia. salam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun